Pengertian dan Jenis Kritik Karya Seni Rupa

Lovata Andrean

Pengertian dan Jenis Kritik Karya Seni Rupa

Rancakmedia.com – Dalam seni sebuah kritikan sudah sering terlontarkan, untuk itu pada artikel berikut ini kami akan menjelaskan tentang kritik karya seni rupa dari pengertian, serta jenisnya.

Kritik adalah reaksi normal yang ditawarkan seseorang saat mengagumi pemikiran atau pendapat orang lain. Ketika terkena kritik seni, banyak orang menyamakan istilah “kritik” dengan makna negatifnya. Ketika kita menyuarakan ketidaksenangan kita dengan seseorang atau sesuatu karena apa yang kita yakini sebagai kesalahan atau kritik, itu artinya kita mengkritik mereka.

Prakonsepsi ini tidak dibahas dalam kritik yang disajikan di sini. Tanggapan yang baik terhadap kritik adalah tanggapan yang tidak hanya mencari kekurangan tetapi juga menunjukkan betapa hebatnya ide tersebut dan langkah-langkah apa yang telah diambil untuk memperbaiki masalah tersebut.

Pengertian Kritik Karya Seni Rupa

Kritik seni adalah penilaian atau kekaguman terhadap karya seni, seperti lukisan, gambar, patung, atau grafik, melalui proses mempelajari dan menafsirkan sebuah karya.

Kritik yang diberikan harus objektif (tidak hanya berdasarkan sentimen senang atau tidak suka) dan didukung dengan argumentasi yang mendukung.

Ada cara untuk membuat komentar kritis terhadap karya seni, antara lain melalui pemaparan, deskripsi kebetulan (formal), interpretasi makna atau makna, dan evaluasi.

Berdasarkan perspektif ini, tindakan kritik seni tidak dapat dipisahkan dari kenikmatan seni. Secara umum, untuk menghargai seni, kamu harus memahami semua seluk-beluknya dan peka terhadap kualitas estetikanya.

Kegiatan apresiasi seni memerlukan upaya untuk menangkap barang-barang kreatif yang beragam dengan segala kesulitannya dan menjadi lebih peka terhadap kualitas estetika yang terkandung di dalamnya.

Saat mengenali, menikmati, mencintai, dan menilai sebuah karya seni, seseorang yang bisa mengapresiasinya akan melakukannya dengan kepekaan.

Bentuk Kritik Karya Seni Rupa

Setiap gaya kritik memiliki berbagai kualitas: sarana media, sudut pandang, tujuan, dan sumber daya. Kritik dapat bersifat formalistik, ekspresif, atau instrumental, tergantung dari mana dimulainya.

Kritik Formalistik

Tujuan kritik formalistik adalah untuk menyusun ciri-ciri formal atau bagian-bagian komponen dengan cara tertentu. Keberatan terhadap kualitas bahan dan metode yang digunakan dalam penciptaan karya juga termasuk dalam kritik ini.

Dalam kritik 2 dimensi akan dibicarakan hal-hal seperti warna, garis, dan tekstur sebuah lukisan atau desain grafis. Dalam kritik 3 dimensi akan dibahas volume, bahan, sudut, dan sisi benda.

Kritik Ekspresivistik

Kualitas ide dan emosi yang diungkapkan dapat dievaluasi dan ditanggapi dengan menggunakan kritik ekspresif. Sebagian besar waktu, kritik ekspresif melihat seberapa cocok judul, topik, konten, dan cara menampilkan suatu karya.

Kritik Instrumentalistik

Kapasitas seorang seniman untuk mencapai tujuan moral atau psikologis dievaluasi dengan menggunakan kritik instrumentalistik. Kritik semacam ini tidak hanya melihat kualitas formal sebuah karya; ia juga melihat konteks historis dan atau modernnya.

Jenis Kritik Karya Seni Rupa

Kritik seni memiliki banyak kategori tergantung pada tujuan kritik. Karena perbedaan tersebut, Feldman (1967) mengatakan bahwa kritik seni rupa dapat dibagi menjadi beberapa jenis.

Kritik Populer (Popular Criticism)

Kritik populer adalah kritik terhadap karya seni yang dirancang untuk konsumsi luas atau populer. Jawaban atas kritik ini bersifat generik, seperti pengenalan atau publikasi suatu karya. Kritik paling populer ditulis dalam bahasa yang jelas dan sederhana yang mudah dimengerti.

Kritik Jurnalis (Journalistic Criticism)

Kritik wartawan patut diperhatikan karena didasarkan pada komentar atau penilaian yang tersedia untuk umum. Kritik jurnalis dapat ditransmisikan melalui media arus utama, terutama surat kabar.

Perbedaan antara kritik populer dan kritik jurnalistik terletak pada penilaian yang lebih dalam dan tajam. Perspektif orang mudah terpengaruh oleh kritik semacam ini.

Kritik Keilmuan (Scholarly Criticism)

Kritik ilmiah adalah kritik terhadap karya seni yang bersifat ilmiah. Kritik yang mempertimbangkan keterampilan, pengetahuan, dan penerimaan emosional seseorang saat mengevaluasi atau bereaksi terhadap suatu karya.

Kritik ilmiah sering ditawarkan oleh kritikus yang memiliki keterampilan yang mapan dalam subjek seni atau menyajikan sesuai dengan prinsip dan metode kritik akademis.

Kolektor atau kurator lembaga seni rupa seperti museum, galeri, balai lelang, dan organisasi seni lainnya kerap menjadikan kritik ini sebagai acuan.

Kritik Kependidikan (Pedagogical Criticism)

Kritik edukatif adalah kegiatan mengkritisi karya seni yang berupaya mengembangkan kepekaan kreatif dan estetis subjek saat mempelajari seni, dalam hal ini guru sebagai pembimbing dan siswa sebagai pencipta kritik. Kritik ini diajarkan di sekolah seni.

Aspek terpenting dari penulisan kritis adalah pemahaman menyeluruh tentang filsafat, sejarah, dan kritik seni secara keseluruhan. Deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi adalah empat fase kritik seni rupa.

Deskripsi merupakan tahap awal dalam menulis kritik seni rupa. Dalam deskripsi, itu menunjukkan penjelasan tentang item yang ditangkap secara visual atau audio visual oleh panca indera. Deskripsi memberikan penjelasan faktual untuk gambar yang ditampilkan.

Warna, garis, bentuk, bentuk, ruang, dan tekstur hanyalah beberapa elemen yang masuk ke dalam analisis kritik seni rupa. Selain itu, penerapan konsep seni rupa seperti kesatuan, keseimbangan, kontras, aksentuasi, komposisi, ritme, dan proporsi juga menjadi pilihan dalam bidang komunikasi visual.

Dalam sebuah kajian dibahas alasan-alasan mengapa pelukis menggunakan aspek-aspek seni tertentu. Interpretasi dalam kritik mengkaji bagaimana seni berusaha berkomunikasi dengan publik dan bagaimana reaksi yang diterima pengamat terkait dengan apa yang ingin disampaikan dalam sebuah karya.

Penafsiran makna sebuah karya seni memuat tema-tema kunci dalam karya, simbol-simbol yang diupayakan lahir dalam visual, dan indikasi-indikasi tertentu. Tahap terakhir dalam kritik visual adalah penilaian karya seni. Visibilitas suatu karya diukur dengan diperhatikan atau tidaknya karya tersebut.

Selain pendekatan dan observasi, terdapat pengetahuan murni yang mengacu pada nilai filosofi untuk memandang sebuah karya dari segi bentuk dan gejala bentuk. Kritik seni juga digunakan sebagai standar untuk dapat memahami makna seni yang lebih dalam dari nilainya.

Fungsi Kritik Karya Seni Rupa

Selain untuk meningkatkan pemahaman dan kenikmatan suatu karya, kritik juga dijadikan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan kualitas proses pembuatan karya seni sesuai dengan kemajuan dan tuntutan dunia seni rupa.

Kritik seni rupa sebagai bentuk refleksi diri dalam rangka mengembangkan kesadaran, pemahaman, dan kontemplasi, serta karya kreatif Sebuah karya seni dapat dinilai oleh seorang kritikus sebagai sumber inspirasi bagi karya lain.

Reaksi dan penilaian seorang kritikus terkenal mempengaruhi rasa kualitas pemirsa sedemikian rupa sehingga dapat mengubah nilai moneter dari karya itu sendiri.

Kritikus seni yang fokus pada karya seni rupa dua dimensi, seperti lukisan, foto, desain produk, logo, dan kaligrafi, menilai karya dari segi panjang dan luasnya. Kritikus karya seni rupa 3 dimensi mengulas karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran, yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau volume, seperti patung, keramik, kerajinan, dan lain-lain.

Langkah-langkah dalam Kritik Seni

Mengkritik sebuah karya seni biasanya tidak berusaha mengungkap kekurangan, kekurangan, atau kelemahan sebuah karya seni. Seorang seniman, di sisi lain, dapat belajar tentang manfaat seninya sendiri serta karya orang lain melalui kritik ini.

Buku Tri Aru Wiratno Kritik Seni Rupa Berbasis Budaya Kritis menyebutkan bahwa kritik seni rupa melewati banyak tahapan.

  1. Hubungkan sebanyak mungkin karya yang sedang dievaluasi dengan karya lain dari genre yang sama.
  2. Menentukan tujuan atau fungsi dari pekerjaan yang diperiksa.
  3. Tentukan jumlah pekerjaan yang ditentukan “menyimpang” dari yang sekarang.
  4. Periksa pekerjaan untuk melihat apakah ada tuntutan atau sudut pandang tertentu yang perlu dipertimbangkan.

Apakah Apresiasi Seni dan Kritik Karya itu Sama?

Keduanya tidak sama, meskipun hubungan mereka dekat. Kritik seni berbeda dari apresiasi karena lebih berfokus pada reaksi terhadap karya seni, sedangkan apresiasi lebih berfokus pada aspek positif dan negatif dari karya seni.

Informasi pro dan kontra ini digunakan untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap kualitas dan nilai moneter (harga) sebuah karya seni. Ini digunakan sebagai standar untuk meningkatkan proses kreatif dan produk akhir.

Tahapan dalam Penulisan Kritik Karya Seni Rupa

Dalam menulis kritik karya seni rupa, ada berbagai tahapan yang harus dilalui oleh seorang kritikus, antara lain:

Deskripsi

Deskripsi merupakan tahap vital untuk dapat mengidentifikasi, mencatat atau juga menggambarkan semua yang mungkin diamati apa adanya dan tidak berusaha untuk menganalisis atau membuat kesimpulan.

Seorang kritikus harus terbiasa dengan frase jargon dunia seni untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat. Tanpa pengetahuan, kritikus tidak akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dalam karya yang sedang dilihatnya.

Analisis Formal

Analisis formal adalah tahapan kritik seni rupa untuk dapat menelusuri sebuah karya seni rupa berdasarkan struktur formalnya serta bagian-bagiannya yang individual.

Pada titik ini, seorang kritikus harus memiliki pemahaman yang baik tentang bagian-bagian dasar seni dan aturan yang mengatur bagaimana mereka disatukan dalam sebuah karya seni.

Interpretasi

Pada tahap interpretasi sebuah karya seni, topik yang akan digarap, simbol-simbol yang diberikan, atau tantangan yang diangkat semuanya termasuk dalam proses interpretasi. Sudut pandang dan pemahaman kritikus mempengaruhi interpretasi ini. Semakin luas sudut pandang seorang kritikus, semakin dalam interpretasi terhadap karya yang dikritiknya.

Evaluasi atau Penilaian

Kualitas sebuah karya dapat dinilai dengan mengevaluasinya terhadap karya seni lain dari genre yang sama. Perbandingan ini dilakukan pada berbagai elemen yang akan relevan dengan karya, termasuk fitur formal dan aspek kontekstual.

Kritik seni adalah penilaian atau kekaguman terhadap karya seni melalui proses mempelajari dan memaknai sebuah karya. Kritik dapat bersifat formalistik, ekspresif, atau instrumental, tergantung dari mana dimulainya.

Setiap gaya kritik memiliki berbagai kualitas, sarana media, sudut pandang, tujuan, dan sumber daya. Kritik seni memiliki banyak kategori tergantung pada tujuan kritik.

Kesimpulan

Kritik seni adalah penilaian atau kekaguman terhadap karya seni melalui proses mempelajari dan memaknai sebuah karya. Kritik dapat bersifat formalistik, ekspresif, atau instrumental, tergantung dari mana dimulainya.

Setiap gaya kritik memiliki berbagai kualitas, sarana media, sudut pandang, tujuan, dan sumber daya. Kritik seni memiliki banyak kategori tergantung pada tujuan kritik.

Baca Juga

Bagikan:

Lovata Andrean

Hai saya Lovata saya bukan Ai namun saya merupakan seorang content writer SEO, Teknologi, Finansial, Wisata, Resep Masakan dan lain-lain, Semoga dapat bermanfaat untuk teman semua. Thanks