Rancak Media – Olahraga adalah fondasi penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Namun, seperti halnya banyak hal baik, berlebihan dalam berolahraga justru dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi tubuh dan pikiran.
Dokter bedah ortopedi olahraga dari Mercy Medical Center, Baltimore, AS, Mark Slabaugh, mendefinisikan olahraga berlebihan sebagai aktivitas fisik yang dilakukan dengan memaksakan diri terlalu keras dalam durasi yang singkat. Lebih dari itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh kurangnya asupan nutrisi yang memadai selama latihan, kurang tidur, intensitas latihan yang terlalu tinggi, atau mengabaikan sinyal rasa sakit dari tubuh.
“Nutrisi seringkali menjadi faktor besar dalam olahraga berlebihan,” ujar Slabaugh, seperti dikutip dari Everyday Health. Jika tidak diatasi, latihan yang ekstrem ini dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Oleh karena itu, mengenali tanda olahraga berlebihan adalah langkah krusial untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan.
Lalu, apa saja indikator atau gejala olahraga berlebihan yang perlu Anda waspadai?
Baca juga: Studi Ungkap Durasi Olahraga untuk Cegah Hipertensi, Berapa Lama?
Tanda Olahraga Berlebihan yang Perlu Diwaspadai
Mark Slabaugh menjelaskan bahwa individu yang mengalami olahraga berlebihan umumnya akan merasakan beberapa gejala berikut ini:
- Nyeri Otot Berkepanjangan
Salah satu efek samping yang paling cepat dirasakan dari latihan ekstrem adalah nyeri otot yang tidak biasa dan berlangsung lebih lama, seringkali hingga 3-4 hari. Ini bukan nyeri otot biasa setelah latihan, melainkan sensasi yang mengganggu dan menetap.
- Penurunan Kekebalan Tubuh
Tanda olahraga berlebihan juga bisa terlihat dari rentannya tubuh terhadap penyakit. Terapis fisik dan pemilik Excel Rehabilitation Services di Gonzales, Louisiana, David Miranda, menyoroti bahwa terlalu sering berolahraga dapat melemahkan sistem imun, membuat seseorang lebih mudah terserang infeksi.
- Mudah Mengalami Cedera
Jika Anda sering mengalami cedera yang berulang atau sulit sembuh, ini bisa menjadi sinyal kuat adanya ketidakseimbangan dalam rutinitas latihan Anda. Olahraga berlebihan menempatkan tekanan berlebihan pada sendi, otot, dan tulang, meningkatkan risiko cedera.
- Kelelahan dan Perubahan Mood
Dampak olahraga berlebihan tidak hanya pada fisik, melainkan juga emosional. Anda mungkin akan merasa lebih mudah lelah, bahkan saat tidak sedang berolahraga, dan menjadi lebih mudah tersinggung atau memiliki suasana hati yang tidak menentu.
- Performa Latihan Menurun
Alih-alih membuat progres, Anda mungkin justru merasa performa latihan stagnan atau bahkan menurun. Ini adalah indikasi bahwa tubuh tidak mendapatkan waktu pemulihan yang cukup, sehingga tidak dapat beradaptasi dan berkembang.
- Peningkatan Denyut Jantung Saat Istirahat
Latihan teratur seharusnya menurunkan denyut jantung saat istirahat (Resting Heart Rate). Namun, jika Anda mengalami peningkatan denyut jantung saat tidak aktif, ini bisa menjadi tanda olahraga berlebihan yang memerlukan perhatian serius, terutama terkait kesehatan jantung.
- Prioritas Latihan yang Berlebihan
Perubahan perilaku menjadi salah satu indikator. Jika Anda mulai mengorbankan aktivitas sosial atau kehidupan pribadi demi jadwal latihan, ini bisa menandakan adanya ketidakseimbangan yang tidak sehat antara olahraga dan kehidupan.
- Munculnya Gejala Depresi atau Kecemasan
Olahraga berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mental, memicu perasaan sedih, lesu, atau bahkan gejala depresi. Selain itu, orang yang kesulitan mengatasi gangguan latihan berlebihan seringkali merasa cemas dan gugup jika terpaksa melewatkan sesi latihan.
Baca juga: Cerita Thalia, Alami Kram Perut hingga ke Tangan dan Kaki Usai Olahraga di Gym
Baca juga: Studi Ungkap Olahraga yang Efektif Turunkan Tekanan Darah, Efeknya Setara Obat Hipertensi
Baca juga: 6 Olahraga yang yang Dilarang untuk Penderita Gagal Ginjal
Strategi Pemulihan dari Olahraga Berlebihan
Untuk mengatasi dan memulihkan diri dari kondisi olahraga berlebihan, Dr. Caitlin Lewis, seorang dokter olahraga, membagikan beberapa tips penting.
Langkah pertama yang paling sederhana adalah dengan memberikan tubuh istirahat penuh. “Hal ini dapat segera diperbaiki dengan istirahat,” kata Dr. Lewis, sebagaimana dikutip dari Cleveland Clinic. Nyeri otot akan mereda setelah beberapa hari.
Dalam kasus yang lebih parah, pemulihan total dari olahraga berlebihan mungkin memerlukan istirahat yang lebih panjang, setidaknya 6-8 minggu. Dr. Lewis menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter atau pelatih pribadi sebelum kembali berolahraga secara bertahap dan aman.
Saat Anda mulai kembali beraktivitas fisik, pelatih mungkin akan menyarankan untuk mengintegrasikan lebih banyak waktu pemulihan. Ini bisa berupa istirahat total satu atau dua hari setiap minggunya dari semua jenis olahraga. Selain itu, strategi penting lainnya adalah mengurangi volume latihan sebanyak 50 hingga 80 persen selama seminggu penuh, yang dilakukan setiap empat hingga enam minggu.
“Saya pikir itulah hal utama yang sering terlewatkan, pengurangan volume latihan sesekali,” imbuhnya. Mengabaikan olahraga berlebihan tanpa penanganan yang tepat dapat memperparah kondisi. Hal ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan osteoporosis dan pengeroposan tulang pada wanita. Dalam kasus ekstrem, kerusakan jantung dan gangguan irama jantung yang serius juga berpotensi terjadi.
Ringkasan
Olahraga berlebihan, yang didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang memaksakan diri terlalu keras atau kurangnya nutrisi dan istirahat, dapat berdampak negatif signifikan bagi tubuh dan pikiran. Kondisi ini bisa menyebabkan konsekuensi serius jangka pendek maupun panjang, seperti melemahnya sistem imun, mudah cedera, dan masalah kesehatan jantung.
Tanda-tanda olahraga berlebihan meliputi nyeri otot berkepanjangan, kelelahan, perubahan suasana hati, penurunan performa latihan, dan peningkatan denyut jantung saat istirahat. Untuk pemulihan, istirahat penuh sangat penting, bahkan bisa membutuhkan 6-8 minggu pada kasus parah, diikuti dengan konsultasi medis dan pengurangan volume latihan secara bertahap.