Jika petualangan Anda di Pantai Kubu belum usai, jangan terburu-buru pulang. Lanjutkan perjalanan singkat menuju Tanjung Keluang, sebuah surga tersembunyi yang menawarkan pengalaman wisata bahari tak terlupakan. Semenanjung eksotis ini terletak tepat berseberangan dengan Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Pangkalan Bun, menjadikannya destinasi lanjutan yang sempurna.
Setibanya di Tanjung Keluang, Anda akan disambut oleh deretan pohon cemara laut yang rindang, menciptakan suasana teduh dan menenangkan. Suara deburan ombak dan semilir angin laut menjadi melodi sempurna untuk bersantai, menikmati setiap momen di pantai yang menawan ini. Rasanya sayang jika kunjungan Anda hanya sebentar.
Area rindang di bawah barisan cemara laut bukan hanya ideal untuk menenangkan diri, tetapi juga lokasi sempurna untuk memasang hammock atau bahkan mengadakan pesta pantai kecil nan akrab bersama sahabat. Di samping itu, jika Anda memiliki waktu lebih, Pantai Tanjung Keluang juga mengajak pengunjung untuk berburu kerang sepuasnya sembari menikmati keindahan panorama senja yang memukau di cakrawala.
Bukan sekadar destinasi liburan, Pantai Tanjung Keluang adalah bagian dari Taman Wisata Alam (TWA) dan merupakan area konservasi yang dilindungi oleh pemerintah. Dengan luas mencapai 2.000 hektar, keunggulan Tanjung Keluang sebagai destinasi ekowisata terbukti saat meraih peringkat pertama dalam kategori Ekowisata di Ajang Pesona Indonesia (API) Award 2021, sebuah pengakuan atas komitmennya dalam menjaga kelestarian alam.
Akses menuju Pantai Tanjung Keluang cukup mudah, berjarak sekitar 40 menit dari pusat kota Pangkalan Bun. Dari Pantai Kubu, Anda bisa menyeberang menggunakan kelotok atau perahu nelayan setempat dengan biaya Rp 20.000 per orang untuk perjalanan 15-20 menit, atau memilih speedboat yang lebih cepat, hanya 7-10 menit.
Setibanya di sana, beragam atraksi wisata menanti untuk dijelajahi, mulai dari hamparan pasir putih yang lembut, area konservasi penyu yang menjadi daya tarik utama, hingga lokasi berkemah yang sempurna bagi pecinta alam.
Fokus utama upaya konservasi di Tanjung Keluang terlihat jelas di bagian tengah pantai, di mana terdapat area penangkaran khusus bagi penyu sisik dan penyu hijau. Kedua jenis penyu langka ini ditempatkan dalam akuarium besar dan fasilitas lainnya, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar lebih dekat tentang upaya pelestarian mereka.
Perjalanan menuju Pantai Tanjung Keluang tidak hanya menawarkan pemandangan laut yang indah, tetapi juga potensi pertemuan tak terduga dengan satwa liar. Jika beruntung, Anda bisa menyaksikan gerombolan ikan julung-julung yang lincah atau lumba-lumba yang melompat anggun. Kawasan pantai ini juga menjadi habitat bagi berbagai jenis burung, seperti musang air, elang bondol, dan elang laut yang sering melintasi angkasa.
Keragaman hayati di Tanjung Keluang sungguh menakjubkan. Selain satwa bahari, Anda juga berpotensi menjumpai beruang madu, orang utan, bekantan, kera ekor panjang, babi hutan, biawak, kepiting hantu, hingga pesut yang mendiami ekosistem pantai ini. Namun, di tengah kekayaan tersebut, keberadaan biawak dan kepiting hantu menjadi perhatian serius karena berpotensi mengancam keberlangsungan hidup penyu yang sedang dikonservasi.
Keindahan alam Tanjung Keluang semakin lengkap dengan vegetasi pantai yang beragam. Pohon cemara laut dan pandan laut tidak hanya mempercantik pemandangan, tetapi juga berfungsi vital sebagai tempat berlindung bagi penyu yang singgah untuk bertelur. Selain itu, Anda juga akan menemukan waru laut, ketapang, dan berbagai jenis kangkung-kangkungan yang melengkapi ekosistem unik di kawasan ini.
Ringkasan
Tanjung Keluang adalah destinasi ekowisata yang terletak di seberang Desa Kubu, Kumai, Pangkalan Bun, dan mudah diakses dari Pantai Kubu. Kawasan ini dikenal dengan pohon cemara laut yang rindang, pasir putih, serta aktivitas seperti bersantai dan berburu kerang. Sebagai Taman Wisata Alam seluas 2.000 hektar, Tanjung Keluang meraih penghargaan Ekowisata terbaik di API Award 2021.
Salah satu daya tarik utamanya adalah area konservasi penyu, khususnya penyu sisik dan penyu hijau, yang dikelola dalam fasilitas penangkaran. Kawasan ini juga menjadi habitat bagi beragam satwa liar seperti lumba-lumba, berbagai jenis burung, hingga primata seperti orang utan dan bekantan. Vegetasi pantai seperti cemara dan pandan laut penting sebagai tempat bertelur penyu. Keberadaan biawak dan kepiting hantu menjadi perhatian dalam upaya konservasi penyu di sini.