Sejarah Hari Raya Waisak dan Perayaannya

nafa cahyani

Sejarah Hari Raya Waisak dan Perayaannya

Rancakmedia.com – Pada tanggal 16  bulan Mei 2022 semua masyarakat budha merayakan hari raya waisak. Kamu dapat mengetahui sejarah hari raya waisak dan perayaannya pada artikel di bawah ini.

Waisak atau Waisaka, diambil dari bahasa Pali “Wesakha” dan “Waishakha” dari bahasa Sanskerta merupakan hari suci agama Buddha.

Waisak merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan setiap bulan Mei, tepatnya pada waktu terang bulan atau purnama sidhi. Lalu, bagaimana sejarah munculnya Hari Waisak?

Visakah Puja atau Buddha Purnima adalah nama lain dari Hari Raya Waisak, yang diperingati di negara-negara India, Tibet, Bhutan, Bhutan, Malaysia dan Singapura, serta Sri Lanka, Thailand, Indonesia, dan Sri Lanka. Salah satu bulan dalam kalender India kuno bernama Waisak.

Dalam sejarah, Hari Raya Waisak merupakan hari lahir, pencerahan mendalam, dan kematian Sidharta Gautama, yang dikenal sebagai Tri Suci Waisak.

Kejadiannya terjadi pada hari yang sama yaitu bulan purnama pada bulan Mei. Ketiga peristiwa ini dirayakan oleh umat Buddha sebagai Hari Waisak.

Siddharta Gautama adalah seorang guru spiritual dari bagian timur laut India yang merupakan pendiri agama Buddha.

Dalam agama Buddha, Pangeran Siddhartha dilahirkan ke dunia sebagai Bodhisattva, pada dasarnya seorang Buddha potensial yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Daftar Peristiwa Perayaan Hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak adalah perayaan untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu:

Lahirnya Pangeran Siddharta

Ia lahir di Taman Lumbini, India, pada 623 SM sebagai Siddhartha Gautama. Pada saat itu, Siddhartha lahir dalam keadaan murni, tak bernoda, berdiri tegak, dan langsung siap berjalan.

Ramalan nasib Siddharta sebagai seorang Chakrawatin datang dari para petapa yang dipimpin oleh Asita Kaladevala (Maharaja Dunia).

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung

Pada usia 35, Pangeran Siddhartha Gautama memperoleh Pencerahan Agung dan menjadi Buddha di Bodh Gaya. Setelah mencapai Pencerahan, Buddha Gautama menghabiskan 45 tahun berkeliling dunia untuk mengajarkan Dharma (kebenaran).

Buddha Gautama parinibbana atau wafat)

Buddha Gautama meninggal pada 543 SM pada usia 80 tahun. Sebagai pertunjukan penghormatan tertinggi, murid-muridnya sujud di hadapan Sang Buddha.

Keputusan Perayaan Waisak

Ketiga peristiwa ini disebut “Trisuci Waisak”. Keputusan untuk menghormati Tritunggal Mahakudus diumumkan pada pembukaan World Fellowship of Buddhists (WFB) di Sri Lanka pada tahun 1950.

Bulan purnama pertama di bulan Mei adalah tanggal tradisional untuk festival ini, yang telah diadakan setiap tahun hingga hari ini.

Perayaan Hari Waisak di Indonesia

Perayaan Waisak Perayaan Waisak secara tradisional dilakukan dengan berbagai acara, di mana umat Buddha di seluruh dunia akan mempraktikkan ritus dan adat istiadat mereka yang khas.

Di Indonesia, Hari Raya Waisak telah diperingati di Candi Borobudur sejak tahun 1929. Asosiasi Teosofi Hindia Belanda, yang salah satu anggotanya adalah campuran orang Eropa dan bangsawan Jawa, menjadi penggerak di balik perayaan itu.

Ketika Perang Revolusi pecah dan candi dibangun kembali pada tahun 1973, perayaan Waisak di Borobudur ditunda.

Perayaan Waisak untuk sementara dipindahkan ke Candi Mendut saat candi sedang dipugar. Berikut ini adalah upacara utama perayaan Waisak di Borobudur.

Pengambilan air berkah dari mata air Jumprit (umbul) di Kabupaten Temanggung dan menyalakan obor dari sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.

Ritual “Pindapatta”, sebuah ritual di mana masyarakat (ummat) memberikan sedekah makanan kepada biksu/biksu agar orang bisa berbuat baik.

Di puncak bulan purnama, Samadhi adalah tempat yang ideal. Perhitungan langit digunakan untuk menentukan waktu purnama puncak bulan purnama ini, yang memungkinkannya terjadi sepanjang jam bulan.

Pradaksina, praktik menghormati objek pemujaan seperti stupa, pohon Bodhi, atau Pratima Buddha tiga kali selain tiga ritual, juga dilakukan.

Selanjutnya ada arak-arakan yang dilanjutkan dengan pameran kesenian daerah. Selain itu, ada ritual unik lainnya yang dilakukan umat Buddha saat memperingati Waisak, salah satunya adalah membakar lampu minyak dan lilin berbentuk bunga teratai atau teratai.

Ia memiliki makna sebagai cahaya yang menerangi jalan keberadaan manusia. Selain itu, bunga teratai adalah representasi dari keanggunan dan keanggunan.

Kesimpulan

Waisak merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan setiap bulan Mei, tepatnya pada waktu terang bulan atau purnama sidhi.

Pada artikel di atas kami tidak hanya membahas tentang sejarah hari raya waisak nya saja, tetapi kami juga membahas tentang peristiwa perayaan yang ada pada hari raya waisak dan perayaan di Indonesia.

Demikian artikel tentang Sejarah Hari Raya Waisak dan Perayaannya, semoga artikel di atas dapat bermanfaat dan membantu untuk kamu semua.

Baca Juga

Bagikan:

nafa cahyani

Saya merupakan seorang content writer SEO, Teknologi, Finansial, Wisata, Resep Masakan dan lain-lain, Semoga dapat bermanfaat untuk teman semua.