Rancak Media – JAKARTA. Musim pembagian dividen kembali tiba, dan sejumlah emiten papan atas yang tergabung dalam indeks LQ45 akan segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah satu agenda utama yang paling dinantikan adalah penentuan penggunaan laba bersih dari tahun buku sebelumnya, terutama terkait potensi pembagian dividen kepada para investor.
Dalam waktu dekat, sorotan tertuju pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang dijadwalkan mengadakan RUPST pada Kamis (12/6). Kedua entitas yang berada di bawah naungan MIND ID ini dikenal luas sebagai pembagi dividen yang sangat loyal kepada para pemegang sahamnya.
ANTM, misalnya, telah menunjukkan konsistensi luar biasa dengan tidak pernah absen membagikan dividen sejak laba tahun buku 2019. Bahkan, persentase rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) perusahaan ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, mencapai puncaknya pada tahun lalu. Untuk kinerja tahun buku 2023, ANTM bahkan membagikan seluruh laba bersihnya senilai Rp 3,07 triliun sebagai dividen. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan tahun buku 2022, di mana ANTM mengalokasikan 50% laba bersihnya atau sekitar Rp 1,91 triliun untuk dividen. Sebelumnya, dari laba bersih tahun buku 2021, dividend payout ratio ANTM juga mencapai 50% atau setara dengan Rp 930,97 miliar. Sementara itu, untuk tahun buku 2020, dividen ANTM tercatat sebesar Rp 402,27 miliar, merepresentasikan 35% dari laba bersih.
Tak kalah menarik, pembagian dividen dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga selalu menjadi sorotan dan dinantikan oleh para investor. Dari laba tahun buku 2023, PTBA mengucurkan dividen sebesar Rp 4,57 triliun, yang setara dengan 75% dari total laba bersihnya. Pembagian dividen jumbo turut digelontorkan PTBA dari laba tahun buku 2022, di mana perusahaan membagikan seluruh laba bersihnya yang mencapai Rp 12,6 triliun. Kala itu, setiap pemegang saham PTBA berhak mengantongi dividen sebesar Rp 1.094 per saham. Konsistensi serupa juga terlihat dari laba tahun buku 2021, dengan PTBA membagikan seluruh laba bersihnya sebesar Rp 7,91 triliun, atau setara dengan Rp 688,51 per saham.
Selain kedua raksasa tambang milik negara tersebut, perhatian juga tertuju pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Duo emiten dari Grup Salim ini juga dikenal sangat rajin membagikan dividen, meskipun jadwal RUPST mereka belum digelar dalam waktu dekat. RUPST untuk INDF dan ICBP direncanakan akan diselenggarakan pada 20 Juni 2025. Untuk laba tahun buku 2023, INDF tercatat membagikan dividen sebesar Rp 2,34 triliun, sementara ICBP mengalokasikan Rp 2,33 triliun untuk dividen.
Dalam analisisnya, Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menghitung bahwa secara historis, dividend payout ratio PTBA cenderung mencapai 75%. Dengan proyeksi laba bersih PTBA sebesar Rp 5,10 triliun, potensi dividen per sahamnya bisa mencapai Rp 333,2. Jika menggunakan asumsi harga saham di level Rp 3.000, maka estimasi dividend yield PTBA menembus 11%. Dalam skenario yang lebih konservatif, jika dividend payout ratio hanya 50%, dividen per saham diperkirakan di kisaran Rp 221,3 dengan yield 7,4%. Sementara itu, untuk PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), persentase dividend payout secara historis berada di kisaran 67%. Jika angka ini digunakan, dividen per saham ACES diperkirakan mencapai Rp 34,9 dengan estimasi dividend yield 6,28%. “Di sisi lain, dividen PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) cenderung tidak atraktif meskipun laba tinggi, karena dividend payout ratio-nya sangat konservatif,” ungkap Liza kepada Kontan, Rabu (11/6). Menurut hitungannya, dengan dividend payout ratio di kisaran 4%, potensi dividen INKP mencapai Rp 271,2 miliar atau setara dengan Rp 49,5 per saham, dengan estimasi dividend yield hanya sekitar 0,76%.
Senada dengan pandangan tersebut, Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty juga menilai bahwa dari emiten LQ45 yang belum menggelar RUPST, PTBA memiliki potensi paling besar untuk membagikan dividen jumbo. Meskipun kinerja laba bersih PTBA untuk tahun buku 2024 diproyeksikan menurun akibat fluktuasi harga batu bara, Arinda optimis PTBA berpotensi tetap menyalurkan dividen besar di kisaran Rp 300 hingga Rp 350 per saham. Pembagian dividen dari INDF juga dianggap menarik oleh Arinda, mengingat rekam jejaknya sebagai pembagi dividen yang stabil dan besar, dengan proyeksi dividen di kisaran Rp 270 hingga Rp 280 per saham dan dividend payout ratio sekitar 50%. “Ini menjadikan INDF pilihan ideal bagi investor yang mengincar pendapatan dividen yang stabil dan berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arinda menambahkan bahwa ICBP secara konsisten membagikan dividen, meskipun jumlahnya relatif lebih kecil, yakni sekitar Rp 200 hingga Rp 215 per saham dengan dividend payout ratio sekitar 40%. Sementara itu, pembagian dividen untuk ACES dinilai cukup menarik karena terbilang tinggi untuk sektor konsumsi non-primer. Dari laba tahun buku 2024, dividen ACES diproyeksikan sebesar Rp 33,5 per saham, dengan estimasi dividend yield sekitar 6%. “Dengan demikian, PTBA menempati posisi teratas sebagai emiten yang paling patut dicermati oleh investor berorientasi pada yield dividen tinggi, disusul oleh INDF dan ACES yang menawarkan kombinasi stabilitas dan dividen yang kompetitif,” pungkas Arinda.
Ringkasan
Musim pembagian dividen kembali tiba, mendorong sejumlah emiten papan atas di indeks LQ45 untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) guna menentukan penggunaan laba bersih, terutama terkait potensi dividen. Sorotan utama tertuju pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang akan mengadakan RUPST pada 12 Juni, dikenal sebagai pembagi dividen yang sangat loyal. Selain itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga rajin membagikan dividen, dengan RUPST mereka dijadwalkan pada 20 Juni 2025.
ANTM menunjukkan konsistensi dalam membagikan dividen sejak tahun buku 2019, bahkan mengalokasikan seluruh laba bersih 2023 senilai Rp 3,07 triliun sebagai dividen. PTBA turut mengucurkan dividen jumbo dari laba tahun buku 2023 sebesar Rp 4,57 triliun atau 75% dari laba bersihnya, serta membagikan seluruh laba bersih 2022. Analis memproyeksikan PTBA memiliki potensi dividen terbesar, sementara INDF dan ACES juga menarik dengan dividen yang stabil dan kompetitif.