PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menghadapi tantangan dalam perolehan kontrak baru, dengan mencatatkan nilai sebesar Rp 2,6 triliun hingga Mei 2024. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan hingga 72% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ketika nilai kontrak ADHI mencapai Rp 9,4 triliun.
Sekretaris Perusahaan ADHI, Rozi Sparta, menjelaskan kepada Kontan pada Rabu (11/6) bahwa penurunan perolehan kontrak ini terutama diakibatkan oleh adanya refocusing anggaran pemerintah terhadap proyek infrastruktur. Adapun secara rinci, kontrak baru yang diperoleh ADHI didominasi oleh proyek dengan sumber pendanaan dari Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) sebesar 56%. Sementara itu, proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berkontribusi 23%, dari sektor swasta 20%, dan sisanya 1% berasal dari pinjaman (loan).
Meskipun demikian, Adhi Karya tetap optimis menyikapi prospek pasar infrastruktur ke depan. Perseroan menyambut baik peningkatan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang naik substansial menjadi Rp 73,68 triliun, dari alokasi awal Rp 50,48 triliun pada tahun ini.
Menurut Rozi, tambahan anggaran Kementerian PUPR ini diharapkan mampu mempercepat pelaksanaan berbagai proyek infrastruktur. Dengan adanya peluang tersebut, perseroan bertekad untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada secara optimal, demi mendorong peningkatan kinerja ADHI pada tahun ini.
Selain itu, ADHI juga menunjukkan minat besar terhadap skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Kementerian PUPR diketahui menawarkan peluang proyek KPBU dengan total nilai mencapai Rp 83 triliun, sebuah potensi pasar yang menjanjikan bagi kontraktor yang berpengalaman.
Dengan rekam jejak yang solid dalam mengerjakan proyek berbasis skema KPBU, Adhi Karya berkomitmen penuh untuk mengoptimalkan setiap kesempatan yang ada. Perseroan akan terus mengelola risiko dengan cermat, memastikan bahwa setiap proyek yang diambil dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan dan stabilitas kinerja perseroan di masa mendatang.
Ringkasan
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 2,6 triliun hingga Mei 2024, yang menunjukkan penurunan 72% dari Rp 9,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama diakibatkan oleh refocusing anggaran pemerintah terhadap proyek infrastruktur. Mayoritas kontrak baru ADHI (56%) berasal dari BUMN/D, diikuti APBN (23%) dan swasta (20%).
Meskipun demikian, ADHI tetap optimis terhadap prospek pasar infrastruktur ke depan. Perseroan menyambut baik peningkatan anggaran Kementerian PUPR serta menunjukkan minat besar terhadap skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang menawarkan potensi proyek senilai Rp 83 triliun. ADHI bertekad memanfaatkan peluang ini untuk mendorong peningkatan kinerja dan stabilitas perseroan.