Aset Cryptocurrency NFT Yang Tengah Naik Daun

Lutfi

Aset Cryptocurrency NFT Yang Tengah Naik Daun
Aset Cryptocurrency NFT Yang Tengah Naik Daun

Rancakmedia.com – Aset Cryptocurrency NFT pertama kali melampaui crypto dalam pencarian google, sepertinya. NFT adalah teknologi kriptografi.

NFT memiliki kemampuan untuk melacak pemiliknya dan merupakan aset kripto yang meningkat pesat. Indonesia sudah mengalami gejala pandemi Non-Fungible Token (NFT).

Objek apa pun dapat digandakan dan didistribusikan di dunia maya, tidak seperti di dunia nyata. Anda mungkin memikirkan karya-karya seperti foto, musik, karya seni, lelucon (meme), dan banyak lagi yang telah diposting di internet.

Hal ini membuat kesan bahwa garis yang memisahkan karya asli dari ripoff berbasis internet telah dihapus.

NFT atau Non-Fungible Token, di sisi lain, memungkinkan untuk memverifikasi keaslian karya digital meskipun fakta bahwa banyak salinan beredar di dunia maya.

Aset Cryptocurrency NFT Sebuah Teknologi

Aset Cryptocurrency NFT Sebuah Teknologi

Salah satu cara untuk memverifikasi siapa yang memiliki gambar atau video adalah melalui “sertifikat digital.

Blockchain adalah “buku besar” digital yang sebanding dengan jaringan yang mendukung Ethereum, Bitcoin, dan mata uang aset kripto lainnya, dan akan digunakan untuk mencatat aset NFT.

NFT tidak dapat lagi direplikasi atau diduplikasi setelah dienkripsi di blockchain.

Misalnya, tweet pertama yang dikirim oleh CEO Twitter Jack Dorsey dijual seharga Rp 35 miliar ($2,5 juta).

Sebuah NFT (karya digital) yang dijual akan memiliki nomor kode dan informasi unik yang tidak dapat direplikasi dan jelas berbeda dari aset NFT lainnya.

Kode Unik Tersebut Juga Bisa Melacak Penerbit Token

Karya dan objek yang dapat dikoleksi dapat dilacak hingga pemilik pertama dan terakhirnya menggunakan NFT.

Setiap NFT akan berfungsi sebagai koleksi langka karena tidak ada dua yang persis sama.

Dengan kata lain, NFT bertindak sebagai keaslian persetujuan untuk aset digital. Dengan kata lain: Memiliki NFT setara dengan memiliki aset dunia nyata atau objek berharga di dunia digital.

Banyak orang memiliki kemampuan untuk melestarikan dan melihat banyak karya yang digunakan sebagai NFT itu sendiri, seperti foto dan video.

Namun, versi aslinya dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan digital yang tercatat di blockchain, dan individu itu adalah satu-satunya yang memilikinya.

Kapan Aset Cryptocurrency NFT Digunakan Pertama Kali?

Pada bulan Oktober tahun lalu, saya pertama kali melihatnya di game blockchain bernama CryptoKitties.

Pengguna game memiliki opsi untuk mengadopsi atau memelihara kucing digital.

Seekor kucing digital akan memiliki identifikasi (token) unik seperti hewan peliharaan di dunia nyata, yang menunjukkan bahwa kucing itu hanya milik pemiliknya.

Nilai satu aset NFT tidak dapat dibandingkan dengan nilai aset NFT lain atau mata uang kripto lainnya karena setiap NFT memiliki keunikannya sendiri dan dijual dengan harga terpisah.

Aset yang tidak dapat dipertukarkan adalah aset yang tidak dapat ditukar dengan yang lain, berbeda dengan aset yang dapat dipertukarkan seperti dolar AS, Ethereum, atau Bitcoin.

Alasan Aset Cryptocurrency NFT Disebut Non Fungible

Misalnya, jika mobil A bernilai Rp 500 juta, maka harga mobil tersebut setara dengan USD 34.700 (1 USD = Rp 14.300) atau 18,34 Ethereum (1 Ethereum = Rp 27 juta).

Sementara itu, nilai 1 aset NFT yang diperoleh dengan harga Rp 500 juta tidak bisa disamakan dengan mobil dengan harga yang sama, uang senilai 34.700 dolar AS atau 18,34 koin Ethereum sebelumnya.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa NFT adalah aset digital yang hanya dapat dimiliki oleh seseorang dengan nilai yang berfluktuasi berdasarkan orang yang menjualnya.

Aset NFT sering dijual atau ditransfer melalui lelang di berbagai platform internet, seperti NiftyGateway, Valuables and Foundation, serta Christie.

Penggunaan lelang untuk melepas aset NFT saat ini sedang meningkat. Sebab, proses lelang dianggap sebagai teknik yang ideal untuk menjual karya digital menggunakan NFT.

Disukai Seniman?

Ya, salah satunya adalah seniman digital Mike Winkelmann, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Beeple”, yang berhasil menjual kolase dari semua karyanya yang pernah dibuat seharga 69 juta dollar AS (sekitar Rp993 miliar) (sekitar Rp. 993 miliar).

Lalu, ada tweet pertama dari pencipta Twitter, Jack Dorsey, yang masih dilelang di situs Valuables.

Harga terakhir datang dari akun @sinaEstavi yang bersedia membayar US$2,5 juta atau sekitar Rp35 miliar untuk tweet tersebut.

Selain Dorsey, istri dan penyanyi Elon Musk, Grimes, juga diyakini telah menjual karyanya melalui NFT seharga US$5,8 juta (sekitar Rp82,9 miliar) (sekitar Rp82,9 miliar).

Ada juga meme lain yang dimanfaatkan sebagai aset NFT oleh pembuatnya. Salah satunya adalah meme “Nyan Cat” yang dijual seharga 300 Ethereum atau setara dengan 8,1 miliar.

Meme terkenal lainnya yang berjudul “Bad Luck Brian” juga dijual seharga 20 token Ethereum atau sekitar Rp. 545 juta.

Baca Juga

Bagikan:

Lutfi

Hai perkenalkan saya Lutfi Hulasoh, Saya adalah seorang penulis dan bloger tekno. saya mulai membuat blog pribadi menulis artikel-artikel informatif tentang tren dan perkembangan terbaru dalam teknologi. Tulisan saya mencakup berbagai topik, mulai dari aplikasi mobile hingga kecerdasan buatan, dan Saya juga dapat memberikan penjelasan yang mudah dipahami untuk membantu pembaca memahami konsep yang kompleks.