NICL Bagi Dividen Rp15/Saham: Investor Nikel Cuan!

Ade Banteng

JAKARTA — Emiten nikel terkemuka, PT PAM Mineral Tbk. (NICL), secara resmi memutuskan untuk membagikan dividen interim senilai total Rp159,53 miliar, atau setara dengan Rp15 per lembar saham. Keputusan ini menunjukkan komitmen perseroan dalam memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya.

Ruddy Tjanaka, Direktur Utama NICL, menyampaikan bahwa dewan direksi telah menyetujui pembagian dividen interim ini untuk periode buku yang berakhir pada 31 Maret 2025. Emiten yang berada di bawah kendali Christopher Sumasto Tjia ini berhasil membukukan laba sebesar Rp193,13 miliar per Maret 2025. Dengan demikian, rasio pembayaran dividen (payout ratio) untuk dividen interim ini mencapai 82,60% dari total laba yang dicatatkan.

Bagi para investor yang ingin mendapatkan dividen ini, jadwal penting yang perlu diperhatikan adalah cum date di pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 20 Juni 2025. Sedangkan ex date di kedua pasar tersebut ditetapkan pada 23 Juni 2025. Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen akan dicatat paling lambat pada 24 Juni 2025 pukul 16.00 WIB. “Pembayaran dividen NICL akan dilakukan pada 30 Juni 2025,” papar Ruddy dalam siaran pers, Minggu (15/6/2025).

: Suspensi Dibuka, Saham PAM Mineral (NICL) Masuk Papan Pemantauan Khusus FCA

Konsistensi pembagian dividen oleh NICL telah terlihat selama tiga tahun terakhir. Pada tahun buku 2022, rasio dividen mencapai 19,42% atau senilai Rp29,17 miliar. Angka ini meningkat signifikan pada tahun buku 2023, dengan rasio 137,18% atau senilai Rp37,22 miliar. Kemudian, pada tahun buku 2024, rasio dividen berada di angka 40,04% dengan nilai Rp127,62 miliar.

Pembagian dividen interim ini, yang didukung oleh rekam jejak pembayaran dividen yang kuat, tampaknya disambut antusias oleh pasar. Hal ini tercermin dari kinerja saham NICL yang mencatatkan penguatan hampir 400% sejak awal tahun. Berdasarkan harga penutupan per Kamis (12/6/2025) sebesar Rp1.275, dividen interim ini mengindikasikan dividend yield sebesar 1,18%.

: PAM Mineral (NICL) Ancang-Ancang Akuisisi, Siapkan Rp390 Miliar

Ruddy Tjanaka menegaskan bahwa kondisi keuangan perseroan saat ini sangat solid, dengan kebutuhan operasional yang dapat terpenuhi sepenuhnya dari surplus kas internal. “Pembayaran dividen interim ini tidak akan mengganggu kegiatan operasional dan dapat memenuhi kewajiban kepada kreditor,” imbuhnya, memberikan jaminan kepada para pemangku kepentingan.

Untuk mendukung pengembangan usaha baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, NICL telah menyusun serangkaian strategi ambisius. Dalam waktu dekat, perseroan akan melanjutkan kegiatan pengeboran intensif guna memperkuat cadangan mineralnya. Target produksi nikel untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar 809.875 WMT, dengan target dari Izin Usaha Pertambangan (IBM) mencapai 1.798.791 WMT. Sementara itu, volume penjualan direncanakan menyentuh 2,6 juta ton bijih nikel dengan kadar 1,3%–1,65% Ni.

Sejalan dengan peningkatan produksi, perusahaan juga terus memperkuat penerapan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) serta Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG). Langkah-langkah lain yang diambil meliputi pembaruan studi kelayakan, peningkatan kapasitas produksi entitas anak, serta pemeliharaan laboratorium QAQC. Digitalisasi sistem juga menjadi prioritas melalui pengembangan bank data berbasis algoritma. Tak hanya itu, perseroan menargetkan penyelesaian akuisisi PT Sumber Mineral Abadi dalam waktu dekat.

: Produksi Nikel Naik, PAM Mineral (NICL) Bidik Laba Rp650 Miliar

Strategi jangka panjang NICL berfokus pada eksplorasi berkelanjutan, peningkatan produksi melalui modifikasi cuaca, dan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) hingga tahun 2035. Revisi dokumen studi kelayakan (FS) dan analisis dampak lingkungan (AMDAL) juga menjadi agenda penting. Dari sisi pemasaran, NICL berencana memperluas jaringan dengan smelter dan trader di wilayah Sulawesi hingga Halmahera. Pada saat yang sama, peluang kemitraan strategis terus dibuka guna mempercepat ekspansi dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh rantai pasokan.

Dengan berbagai langkah strategis ini, PAM Mineral (NICL) optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan berkelanjutan dan memperkuat kontribusinya terhadap industri pertambangan nasional serta para pemangku kepentingan.

Ringkasan

PT PAM Mineral Tbk. (NICL) akan membagikan dividen interim sebesar Rp15 per saham, dengan total Rp159,53 miliar. Keputusan ini didasarkan pada laba bersih Rp193,13 miliar per Maret 2025, menghasilkan rasio pembayaran 82,60%. Investor dapat mencatat tanggal cum date 20 Juni 2025, dengan pembayaran dividen dilakukan pada 30 Juni 2025. Direktur Utama NICL menegaskan bahwa kondisi keuangan perseroan sangat solid dan pembayaran dividen tidak akan mengganggu operasional.

NICL menunjukkan konsistensi pembagian dividen dalam tiga tahun terakhir, didukung kinerja saham yang menguat signifikan. Untuk jangka pendek dan panjang, perseroan memiliki strategi ambisius. Ini meliputi pengeboran intensif, target produksi nikel 809.875 WMT pada 2025, serta perluasan jaringan pasar. Selain itu, NICL juga berencana mengakuisisi PT Sumber Mineral Abadi dan memperpanjang Izin Usaha Pertambangan hingga 2035.

Baca Juga

Bagikan: