Saham INRU Dibeli Perusahaan Hongkong: Rekomendasi Beli?

Ade Banteng

JAKARTA – Kabar penting datang dari pasar modal Indonesia. PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU), perusahaan yang bergerak di sektor bubur kertas, secara resmi akan diambil alih kepemilikannya oleh Allied Hill Limited, sebuah perusahaan holding investasi terkemuka yang berbasis di Hong Kong. Pengambilalihan ini menandai perubahan signifikan, mengingat sebelumnya mayoritas saham INRU, tepatnya 92,42%, dipegang oleh Pinnacle Company Pte.Ltd.

Meskipun perdagangan saham INRU saat ini masih dalam status suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), langkah akuisisi ini dipandang memiliki prospek yang menjanjikan. Menurut Sukarno Alatas, Senior Equity Research Analyst dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, tujuan di balik akuisisi ini bukan sekadar investasi, melainkan juga pengembangan bisnis jangka panjang. Sukarno menjelaskan bahwa aksi korporasi ini berpotensi membuka ruang bagi restrukturisasi strategis, seperti peningkatan volume ekspor produk bubur kertas, peningkatan efisiensi operasional melalui penerapan manajemen baru, serta investasi dalam teknologi produksi yang lebih ramah lingkungan.

Dari sisi valuasi, saham INRU masih tergolong sangat menarik bagi investor. Hal ini tercermin dari rasio price to sales (P/S) INRU yang berada di angka 0,68 kali, jauh di bawah rata-rata industri yang mencapai sekitar 1,3 kali. Demikian pula dengan rasio price to book value (PBV) yang tercatat sebesar 0,92 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata perusahaan sejenis (peer) yang berada di kisaran 1,01 kali. Sukarno menegaskan, valuasi ini menempatkan INRU dalam kategori undervalued, terutama jika aksi korporasi tersebut berhasil memperbaiki kinerja keuangan perusahaan yang saat ini masih mencatat kerugian.

Namun demikian, Sukarno turut mengingatkan adanya potensi koreksi harga yang wajar setelah periode penguatan awal dan pencabutan suspensi perdagangan saham INRU. Selain itu, dengan kepemilikan mayoritas mencapai 92,42%, pengendali baru kemungkinan besar akan diwajibkan untuk melakukan tender offer terhadap sisa saham minoritas, sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jika mereka berkeinginan untuk melakukan konsolidasi kepemilikan secara penuh. Oleh karena itu, para investor disarankan untuk terus memantau notifikasi resmi terkait potensi tender offer dan jadwal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna memahami perubahan struktur kepemilikan yang akan datang.

Untuk prospek jangka pendek, Sukarno merekomendasikan strategi trading buy bagi saham INRU, asalkan pembukaan perdagangan kembali menunjukkan sinyal positif. Ia menetapkan target harga di kisaran Rp 1.000 hingga Rp 1.200, dengan area support pada level Rp 795. Di sisi lain, untuk investasi jangka panjang, investor perlu mempertimbangkan risiko terkait struktur utang perusahaan yang tergolong tinggi. Rasio debt to equity ratio (DER) PT Toba Pulp Lestari Tbk yang mencapai 3,35 kali menjadi perhatian utama yang patut dicermati.

Ringkasan

PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU), perusahaan bubur kertas, akan diakuisisi oleh Allied Hill Limited, sebuah perusahaan holding investasi dari Hong Kong, menggantikan kepemilikan mayoritas sebelumnya. Meskipun saham INRU saat ini masih ditangguhkan, akuisisi ini bertujuan untuk pengembangan bisnis jangka panjang, termasuk peningkatan volume ekspor dan efisiensi operasional. Dari sisi valuasi, saham INRU dinilai masih menarik dan undervalued dengan rasio price to sales 0,68 kali dan price to book value 0,92 kali.

Analis Sukarno Alatas memprediksi potensi koreksi harga setelah pencabutan suspensi dan kemungkinan adanya tender offer untuk saham minoritas. Untuk jangka pendek, ia merekomendasikan strategi trading buy dengan target harga Rp 1.000 hingga Rp 1.200, asalkan perdagangan kembali menunjukkan sinyal positif. Namun, bagi investor jangka panjang, rasio utang perusahaan (DER 3,35 kali) yang tergolong tinggi perlu menjadi perhatian utama.

Baca Juga

Bagikan:

Tags