Tragedi & Taktik: Shin Tae-yong Lebih Unggul dari Kluivert Lawan Jepang?

Ade Banteng

JAKARTA, KOMPAS.TV – Timnas Indonesia dua kali harus menelan pil pahit kekalahan telak saat berhadapan dengan raksasa Asia, Jepang, dalam persaingan ketat babak grup Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dua duel sengit ini menunjukkan perbedaan performa yang signifikan, meskipun kedua pelatih menerapkan formasi dasar yang sama.

Berdasarkan laporan resmi dari situs Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), skuad Garuda pertama kali takluk 0-4 dari Jepang pada Jumat, 15 November 2024, di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong. Kemudian, pada pertemuan kedua, Timnas Indonesia kembali dibekuk dengan skor lebih telak, 0-6, pada Selasa, 10 Juni 2025, saat ditangani pelatih baru, Patrick Kluivert. Meski sama-sama menggunakan struktur 5-4-1, eksekusi taktik dan hasilnya di lapangan menyoroti jurang perbedaan performa.

Laga Pertama: Perlawanan Berani di Bawah Tekanan Jepang

Duel pertama yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 15 November 2024, sempat menjanjikan harapan. Timnas Indonesia tampil agresif di tengah guyuran hujan deras, menunjukkan semangat juang sejak peluit awal. Ragnar Oratmangoen berhasil memaksa kiper Jepang, Zion Suzuki, melakukan penyelamatan krusial, sementara pergerakan Kevin Diks dan Rafael Struick dari sisi sayap menciptakan beberapa peluang berbahaya.

Namun, kebuntuan akhirnya terpecahkan di menit ke-35 ketika gol bunuh diri Justin Hubner akibat tekanan dari Ogawa memecah konsentrasi. Lima menit berselang, Takumi Minamino menggandakan keunggulan Jepang dengan penyelesaian cepat. Kemudian, gol dari Hidemasa Morita (49’) dan Yukinari Sugawara (69’) melengkapi kemenangan 0-4 Jepang. Statistik AFC menunjukkan Indonesia mencatatkan 33,7 persen penguasaan bola, melakukan 11 intersepsi, dan meraih empat tendangan sudut. Meskipun kalah, Timnas Indonesia mampu menciptakan tekanan balik yang merepotkan Jepang di 30 menit pertama serta berhasil mengorganisasi blok pertahanan dengan lebih baik.

Timnas Indonesia Dibantai Jepang, Ketum PSSI: Kami akan Siapkan Tim Lebih Baik di Putaran 4

Laga Kedua: Dominasi Penuh Samurai Biru atas Timnas Indonesia

Situasi berbeda terlihat pada laga kedua yang digelar di Suita City Football Stadium, 10 Juni 2025. Pertandingan ini didominasi sepenuhnya oleh Jepang sejak awal. Gelombang serangan Jepang menghasilkan gol-gol dari Daichi Kamada (15’, 45+6’), Takefusa Kubo (19’), Ryoya Morishita (55’), Shuto Machino (58’), dan Mao Hosoya (81’). Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, bahkan berani menurunkan susunan pemain yang banyak dirotasi dengan sembilan perubahan, namun tekanan konsisten tetap terjaga sepanjang pertandingan.

Timnas Indonesia, di bawah asuhan Patrick Kluivert, kesulitan menciptakan tekanan balik atau peluang signifikan. Statistik AFC mencatat penguasaan bola yang sangat rendah, hanya 29,1 persen, jumlah intersepsi menurun drastis menjadi 7, tanpa satu pun tendangan sudut, dan kekalahan telak dalam 78,3 persen duel udara. Koordinasi lini belakang dan reaksi transisi bertahan terlihat lambat, membuat serangan Jepang sering kali tidak mendapat gangguan berarti saat memasuki zona berbahaya.

Komparasi Taktik: Shin Tae-yong Lebih Adaptif, Kluivert Kurang Efektif

Perbandingan hasil pertandingan jelas menunjukkan perbedaan mencolok dalam pelaksanaan strategi 5-4-1 oleh kedua pelatih. Di era Shin Tae-yong, struktur blok rendah Timnas Indonesia dilengkapi dengan pressing awal yang agresif dan transisi cepat ke depan. Hal ini terbukti dari tekanan yang berhasil diberikan di 30 menit pertama laga Jakarta dan tingginya jumlah intersepsi yang dicatatkan.

Sebaliknya, pada era Patrick Kluivert, meskipun menggunakan sistem yang sama, Timnas Indonesia gagal menjaga jarak antarlini, kurang intens dalam menekan lawan, dan kalah dalam hampir semua duel penting. Kesulitan dalam menjaga ritme permainan dan lambatnya respons transisi bertahan membuat Jepang dengan leluasa membangun serangan berlapis dan melancarkan bombardir ke pertahanan Indonesia.

Usai Kalah Telak dari Jepang, Kluivert dan Timnas Indonesia Langsung Fokus ke Babak Keempat

Jepang menutup fase grup Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan catatan impresif tujuh kemenangan dari 10 laga, sekaligus memastikan tiket kelolosan ke ajang Piala Dunia 2026. Bagi Timnas Indonesia, kekalahan telak 0-6 dari Jepang di bawah arahan Patrick Kluivert menjadi hasil terburuk yang mereka alami sepanjang bertanding di Grup C. Meskipun demikian, dengan 12 poin dari 10 pertandingan, Timnas Indonesia berhasil mempertahankan posisi keempat di klasemen dan tetap mengamankan tiket menuju babak keempat bersama dengan Arab Saudi. Seluruh data pertandingan dan laporan naratif ini diperoleh dari situs resmi AFC.

Ringkasan

Timnas Indonesia mengalami dua kekalahan telak dari Jepang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, meskipun kedua pelatih menerapkan formasi dasar yang sama. Pada laga pertama (15 November 2024), di bawah Shin Tae-yong, Indonesia takluk 0-4 namun menunjukkan perlawanan berani dengan tekanan balik yang merepotkan lawan di awal pertandingan. Pertemuan kedua (10 Juni 2025), dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih, berakhir dengan kekalahan lebih telak 0-6.

Perbandingan taktik menunjukkan Shin Tae-yong lebih adaptif dengan pressing awal yang agresif dan transisi cepat, sementara era Kluivert kesulitan menjaga jarak antarlini dan kurang efektif dalam menekan lawan. Timnas Indonesia di bawah Kluivert didominasi penuh, tanpa peluang signifikan dan koordinasi pertahanan yang lambat. Meskipun demikian, Indonesia berhasil mengamankan posisi keempat di grup dan melaju ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Juga

Bagikan: