Rancak Media JAKARTA. Nilai tukar Rupiah spot menunjukkan pergerakan yang kurang menguntungkan pada penutupan perdagangan Senin (6/9). Mata uang domestik ini ditutup melemah tipis 0,04% ke level Rp 16.291 per dolar AS, dibandingkan posisi akhir pekan lalu yang berada di Rp 16.285 per dolar AS.
Pergerakan Rupiah ini sejalan dengan tren pelemahan yang juga dialami beberapa mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS. Tercatat, Ringgit Malaysia memimpin pelemahan dengan depresiasi 0,18%, diikuti Peso Filipina yang melemah 0,15%, Dolar Taiwan tergerus 0,05%, dan Dolar Hong Kong pun ikut melemah 0,01%. Dengan pelemahan 0,04%, Rupiah berada di antara kelompok mata uang yang tertekan ini.
Namun, tidak semua mata uang Asia bernasib sama. Sebagian besar justru menunjukkan kekuatan yang signifikan terhadap dolar AS pada sore hari ini. Won Korea memimpin penguatan dengan melonjak 0,56%, disusul Yen Jepang yang menguat 0,48%. Selanjutnya, Dolar Singapura naik 0,35%, Baht Thailand terapresiasi 0,27%, Yuan China menguat 0,12%, dan Rupee India pun mencatat kenaikan 0,06%.
Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.311 Per Dolar AS di Hari Ini (9/6), Terlemah di Asia
Pelemahan Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya terjadi di tengah menurunnya performa indeks dolar (DXY). Indeks yang menjadi tolok ukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia ini tercatat berada di level 98,93, mengalami penurunan dari posisi 99,19 pada akhir pekan sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan adanya pelemahan global pada dolar AS secara umum, meskipun pergerakan mata uang regional bervariasi.
Ringkasan
Nilai tukar Rupiah spot ditutup melemah tipis 0,04% menjadi Rp 16.291 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (6/9).
Pelemahan ini sejalan dengan tren depresiasi yang juga dialami beberapa mata uang Asia lain, seperti Ringgit Malaysia dan Peso Filipina. Namun, sebagian besar mata uang Asia justru menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar AS, termasuk Won Korea dan Yen Jepang. Pelemahan Rupiah terjadi di tengah penurunan indeks dolar (DXY) yang mengindikasikan pelemahan dolar AS secara umum, meskipun pergerakan mata uang regional bervariasi.