Sebuah gebrakan mengejutkan datang dari kancah sepak bola nasional, terutama dari klub kebanggaan Kalimantan Selatan, Barito Putera. Tim berjuluk Laskar Antasari ini secara resmi menunjuk Stefano ‘Teco’ Cugurra sebagai pelatih kepala, sebuah langkah berani mengingat musim depan mereka hanya akan berlaga di kasta kedua, Liga 2.
Kabar sensasional ini diumumkan langsung oleh Barito Putera melalui akun Instagram resmi klub, @psbaritoputeraofficial, pada Senin (2/6). Dalam unggahan tersebut, manajemen menyampaikan semangat yang membara, “Kapal besar tak takut gelombang. Dengan nakhoda berpengalaman, kami siap hadapi ombak Liga 2! Selamat datang Coach Teco, Mari Berjuang Bersama!”. Pernyataan ini menegaskan tekad klub untuk bangkit, meskipun harus memulai perjalanan dari bawah.
Keputusan Teco merapat ke Barito Putera sontak mengundang sorotan tajam dari publik sepak bola. Bukan tanpa alasan, pria asal Brasil ini bukanlah nama sembarangan; ia dikenal luas sebagai salah satu pelatih paling berprestasi di era Liga 1. Rekam jejaknya begitu cemerlang, mulai dari mengantar Persija Jakarta meraih gelar juara Liga 1 pada 2018, hingga dua gelar juara berturut-turut bersama Bali United pada 2019 dan 2022.
Namun, di balik kegemilangan itu, keputusan Coach Teco untuk menukangi Barito Putera yang baru saja terdegradasi ke Liga 2 menimbulkan pertanyaan besar. Sorotan utama tertuju pada regulasi Liga 2 yang saat ini tidak memperbolehkan penggunaan pelatih asing. Imbasnya, masuknya Teco diperkirakan akan memicu desakan bagi PSSI atau PT LIB untuk segera meninjau ulang aturan tersebut. Jika tidak ada perubahan regulasi, Barito Putera berpotensi besar menghadapi sanksi administrasi yang tidak ringan.
Komitmen terhadap keputusan ini tampak jelas dari unggahan pemilik Barito Putera sekaligus Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Hasnuryadi Sulaiman. Melalui akun Instagram pribadinya, ia membagikan foto kebersamaan dengan Coach Teco, disertai dengan tulisan singkat namun penuh makna, “Bismillah. Selamat datang Coach Teco”. Unggahan ini seolah menjadi penegasan keseriusan manajemen dalam membawa Barito Putera kembali ke kasta tertinggi.
Kehadiran Stefano Cugurra diyakini menjadi titik balik kebangkitan bagi Laskar Antasari. Targetnya jelas, yakni kembali promosi ke Liga 1 dan mampu tampil kompetitif di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Selama enam musim kebersamaannya dengan Bali United, Teco tercatat menorehkan 150 laga di Liga 1, dikenal dengan filosofi permainan yang mengedepankan transisi cepat, disiplin lini belakang, serta komitmen kuat pada pengembangan pemain muda lokal. Pengalaman dan filosofi inilah yang diharapkan mampu membawa Barito Putera mencapai ambisi besarnya.
Ringkasan
Barito Putera secara resmi menunjuk Stefano ‘Teco’ Cugurra sebagai pelatih kepala, sebuah langkah mengejutkan mengingat mereka akan berlaga di Liga 2 musim depan. Penunjukan ini menggegerkan publik sepak bola karena Teco dikenal sebagai salah satu pelatih paling berprestasi di Liga 1, dengan tiga gelar juara bersama Persija Jakarta dan Bali United.
Keputusan Teco menjadi sorotan tajam karena regulasi Liga 2 saat ini tidak memperbolehkan penggunaan pelatih asing, yang berpotensi memicu desakan peninjauan ulang regulasi tersebut oleh PSSI atau PT LIB. Meski demikian, Barito Putera berkomitmen penuh dengan penunjukan Teco, dengan target jelas untuk segera promosi kembali ke Liga 1.