Rancak Media – , Jakarta – Dunia sepak bola kembali diwarnai perubahan signifikan setelah Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) dan International Football Association Board (IFAB), badan pembuat aturan permainan, resmi mengklarifikasi aturan penalti. Keputusan penting ini muncul menyusul insiden kontroversial yang melibatkan penyerang Julian Alvarez dalam adu penalti Liga Champions antara Atletico Madrid dan Real Madrid pada Maret lalu.
Melalui surat edaran resmi yang dirilis, IFAB menegaskan bahwa jika sebuah tendangan penalti menghasilkan gol setelah terjadi sentuhan ganda yang tidak disengaja oleh penendang, maka tendangan tersebut harus diulang, bukan dibatalkan. Ini merupakan pembaruan krusial yang diharapkan dapat membawa keadilan dan konsistensi dalam interpretasi Hukum 14 tentang tendangan penalti.
Klarifikasi aturan baru ini akan mulai berlaku efektif pada Rabu, 5 Juni 2024. Penerapannya akan terlihat pertama kali dalam ajang UEFA Nations League, khususnya pada pertandingan antara Jerman dan Portugal di Munich. Selain itu, aturan yang telah diperbarui ini juga dijadwalkan untuk digunakan dalam turnamen besar lainnya, yaitu Piala Dunia Antarklub yang akan dimulai pada 14 Juni di Amerika Serikat, di mana Atletico Madrid, tim yang terlibat dalam insiden pemicu, turut menjadi salah satu dari 32 tim peserta.
Insiden Julian Alvarez menjadi sorotan utama dan pemicu klarifikasi ini. Saat itu, Alvarez terpeleset ketika melakukan tendangan penalti, menyebabkan bola secara tak sengaja mengenai kakinya sendiri sebelum akhirnya ia menendang bola dan bersarang di gawang yang dijaga oleh Thibaut Courtois. Meskipun bola berhasil masuk ke jaring, gol tersebut kemudian dibatalkan melalui tinjauan VAR karena dianggap sebagai pelanggaran “double touch” atau sentuhan ganda. Pembatalan gol ini berujung pada tersingkirnya Atletico Madrid dari kompetisi, memicu perdebatan luas di kalangan penggemar dan ahli sepak bola.
Panel aturan permainan IFAB mengakui bahwa situasi unik seperti yang dialami Alvarez sebelumnya belum diatur secara eksplisit dalam Hukum 14 tentang tendangan penalti. Akibatnya, wasit sering kali cenderung menganggapnya sebagai pelanggaran, meskipun sentuhan ganda tersebut jelas tidak disengaja oleh pemain.
“Situasi ini jarang terjadi, dan karena tidak secara langsung tercantum dalam Hukum 14, wasit cenderung menghukum penendang,” demikian pernyataan resmi IFAB. “Namun, perlu digarisbawahi bahwa bagian dari Hukum 14 ini sebetulnya ditujukan untuk situasi di mana penendang secara sengaja menyentuh bola dua kali sebelum disentuh pemain lain.” Klarifikasi ini diharapkan dapat menghilangkan ambiguitas tersebut.
Di sisi lain, terdapat skenario berbeda untuk penalti dengan sentuhan ganda yang tidak menghasilkan gol. Jika sentuhan ganda tidak disengaja dan bola tidak masuk ke gawang, tendangan tersebut tidak perlu diulang. Dalam konteks adu penalti, tendangan seperti itu akan tetap dicatat sebagai kegagalan. Sementara itu, jika insiden serupa terjadi dalam waktu normal pertandingan atau perpanjangan waktu, wasit akan memberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim bertahan sebagai konsekuensinya.
Sebagai informasi, IFAB merupakan badan otoritatif pembuat aturan sepak bola dunia yang memiliki komposisi unik. IFAB terdiri dari FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) dan empat federasi sepak bola Britania Raya (Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara). Untuk setiap perubahan aturan, diperlukan enam dari delapan suara yang tersedia; FIFA memegang empat suara, sementara masing-masing federasi Britania Raya memiliki satu suara.
Pilihan Editor: 10 Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia: Cristiano Ronaldo Teratas
Ringkasan
Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) dan International Football Association Board (IFAB) telah resmi mengklarifikasi aturan penalti terkait sentuhan ganda tak disengaja oleh penendang. Mulai 5 Juni 2024, jika tendangan penalti menghasilkan gol setelah sentuhan ganda tak disengaja, tendangan tersebut harus diulang, bukan dibatalkan. Keputusan ini dipicu oleh insiden Julian Alvarez di Liga Champions, di mana golnya dibatalkan oleh VAR karena sentuhan ganda, menyebabkan tersingkirnya Atletico Madrid. Klarifikasi ini diharapkan membawa keadilan dan konsistensi interpretasi Hukum 14.
Aturan baru ini akan diterapkan pertama kali di UEFA Nations League dan kemudian di Piala Dunia Antarklub. IFAB mengakui bahwa situasi unik seperti yang dialami Alvarez sebelumnya belum diatur eksplisit dalam Hukum 14, sehingga wasit cenderung menghukum penendang meskipun sentuhan ganda tidak disengaja. Namun, jika sentuhan ganda tidak disengaja dan bola tidak masuk gawang, tendangan tidak perlu diulang; ini akan dicatat sebagai kegagalan dalam adu penalti atau berujung pada tendangan bebas tidak langsung di waktu normal pertandingan.