Rancak Media – , Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) secara resmi mengumumkan telah mengambil alih peran sebagai pengendali utama untuk proyek strategis Jalan Tol Solo-Yogyakarta-New Yogyakarta International Airport (NYIA). Perubahan ini menandai peralihan kendali dari entitas sebelumnya, PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), menjadi sepenuhnya di bawah naungan BUMN jalan tol tersebut.
Langkah korporasi ini, sebagaimana dijelaskan oleh Corporate Secretary Jasa Marga, Ari Wibowo, merupakan elemen krusial dari strategi perseroan untuk memperkuat konektivitas dan meningkatkan efisiensi operasional dalam jaringan Jasa Marga Group. Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA memiliki peran vital karena terintegrasi langsung dengan ruas-ruas jalan tol Jasa Marga yang telah ada di koridor Trans Jawa. Oleh karena itu, JMJ dipandang sebagai mata rantai yang sangat strategis dalam upaya mencapai konektivitas dan efisiensi operasional yang optimal, demikian disampaikan Ari Wibowo dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Ari Wibowo lebih lanjut menjelaskan bahwa perubahan status pengendalian ini diwujudkan melalui penandatanganan adendum atas Perjanjian Pemegang Saham JMJ. Sebelumnya, struktur kepemilikan JMJ bersifat pengendali bersama (joint control), dengan Jasa Marga memiliki 52,82 persen saham dan PT Adhi Karya Tbk sebesar 48,17 persen. Melalui adendum tersebut, Jasa Marga kini resmi menjadi pengendali tunggal JMJ, mengokohkan posisinya dalam proyek vital ini.
Pengambilalihan kendali ini juga krusial bagi Jasa Marga untuk menguatkan portofolio aset utama perseroan, sekaligus memungkinkan sentralisasi pengelolaan seluruh ruas tol di bawah Jasa Marga Group. Selain itu, langkah ini bertujuan untuk standarisasi pelayanan yang mencakup berbagai aspek, mulai dari pengoperasian, pemeliharaan, hingga pengelolaan fasilitas rest area. Oleh karena itu, pengendalian penuh atas JMJ oleh Jasa Marga dipandang sebagai kebutuhan esensial untuk mencapai tujuan-tujuan strategis tersebut.
Dampak langsung dari aksi korporasi ini adalah Jasa Marga kini memegang hak pengendalian penuh atas seluruh aktivitas operasional dan keuangan JMJ. Konsekuensinya, laporan keuangan JMJ akan sepenuhnya dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Jasa Marga. Penting untuk dicatat bahwa perubahan pengendalian ini diimplementasikan melalui revisi Perjanjian Pemegang Saham, sehingga tidak ada nilai transaksi finansial yang timbul dari proses ini.
Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, menargetkan Jalan Tol Solo-Yogyakarta dapat mulai beroperasi secara bertahap pada tahun 2026. Saat meninjau langsung proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA di Kulon Progo, Rivan menegaskan bahwa pembangunan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memenuhi standar mutu perusahaan. Ia juga menekankan kembali komitmen kuat Jasa Marga dalam mempercepat pengembangan wilayah melalui pembangunan infrastruktur jalan tol yang andal dan terintegrasi.
“Harapan kami, pada tahun 2026, proyek Jalan Tol Jogja-Solo sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat hingga mencapai Gerbang Tol Kalasan. Konektivitas yang terwujud melalui jalan tol ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi percepatan distribusi logistik, pengembangan industri kreatif, serta pertumbuhan sektor pariwisata di kawasan tersebut,” ujar Rivan, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang dirilis pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Sederet Proyek Danantara Memakai Utang Baru
Ringkasan
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) secara resmi menjadi pengendali tunggal proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-New Yogyakarta International Airport (NYIA), menggantikan status pengendali bersama sebelumnya. Langkah korporasi ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas dan efisiensi operasional dalam jaringan Jasa Marga Group, karena tol tersebut terintegrasi dengan ruas Trans Jawa. Penguasaan penuh ini juga memungkinkan sentralisasi pengelolaan dan standarisasi pelayanan seluruh aset tol Jasa Marga.
Sebagai dampak, Jasa Marga kini memegang kendali penuh atas aktivitas operasional dan keuangan JMJ, sehingga laporan keuangannya akan dikonsolidasikan. Proses perubahan pengendalian ini tidak melibatkan transaksi finansial. Jasa Marga menargetkan Jalan Tol Solo-Yogyakarta dapat beroperasi bertahap pada tahun 2026 hingga Gerbang Tol Kalasan, diharapkan menjadi katalisator percepatan distribusi logistik, industri kreatif, dan pariwisata di kawasan tersebut.