Wisata Medis Halal Korea: Strategi KTO Tarik Wisatawan Muslim

Ade Banteng

Korea Selatan, yang selama ini dikenal sebagai magnet wisata global, kini semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat wisata medis Korea Selatan bertaraf internasional. Industri ini berkembang pesat, menjadikannya destinasi utama bagi mereka yang mencari pemeriksaan kesehatan komprehensif, hingga perawatan kulit dan kecantikan premium. Fenomena ini tercermin dari lonjakan signifikan jumlah pasien asing yang memilih Korea Selatan. Pada tahun 2024, tercatat 1,17 juta pasien asing berkunjung, hampir melipatgandakan angka tahun sebelumnya yang berjumlah 610 ribu pasien.

Dari total angka tersebut, Indonesia muncul sebagai salah satu pasar utama yang krusial bagi wisata medis Korea. Direktur Tim Medical and Wellness Korea Tourism Organization (KTO), Lee Dong Suk, mengungkapkan bahwa Indonesia secara konsisten masuk dalam 15 besar negara penyumbang wisatawan medis asing. Data akumulatif dari tahun 2009 hingga 2022 menunjukkan sekitar 24 ribu pasien medis asal Indonesia telah datang ke Korea, dengan angka mencapai sekitar 6 ribu pada tahun 2023 saja. Melihat tren pertumbuhan yang positif ini, KTO optimis jumlah pasien dari Indonesia akan terus meningkat di masa mendatang.

Menurut Lee Dong Suk, Indonesia dianggap sebagai pasar inti Medical and Wellness Korea karena tiga alasan utama: ekonomi, budaya, dan strategis. Dari sisi ekonomi, Indonesia memiliki populasi besar dan kelas menengah yang tumbuh pesat, dengan kebutuhan layanan medis yang tinggi namun infrastruktur kesehatan premium di dalam negeri masih terbatas. Hal ini secara alami mendorong permintaan untuk wisata medis ke luar negeri. Secara budaya, pengaruh K-Pop dan K-Beauty yang sangat kuat di Indonesia turut membentuk preferensi masyarakat terhadap klinik bedah plastik Korea, perawatan kulit Korea, oftamologi, dan pengobatan tradisional Korea. Bahkan, berobat ke Korea kini telah menjadi simbol status premium di kalangan masyarakat Indonesia.

Menyadari potensi pasar Indonesia yang mayoritas Muslim, Korea Selatan kini berupaya keras untuk mengembangkan konten wisata medis yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh siapa pun, termasuk para wisatawan Muslim. KTO berencana mengintegrasikan program wisata medis dengan elemen K-Culture dan K-Beauty yang telah begitu populer di Indonesia, agar pengalaman berobat di Korea terasa semudah program wisata biasa. Selain itu, sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk pasar Indonesia, Lee Dong Suk juga menyatakan bahwa pihaknya akan menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi tematik, pertemuan bisnis, dan familiarization trip yang dirancang khusus untuk para pelaku industri di Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat semakin mendorong perkembangan wisata Medical and Wellness Korea di pasar Indonesia.

Secara konkret, KTO telah menyesuaikan program dan paket wisata Muslim dengan memperhatikan kebutuhan mendasar seperti makanan dan ketersediaan tempat ibadah. Langkah-langkah ini mencakup penyediaan makanan halal di rumah sakit yang sering dikunjungi wisatawan Muslim, serta penyediaan tempat ibadah di pusat-pusat kesehatan terkait. Data terbaru dari Korea Tourism Organization (KTO) menunjukkan bahwa dari keseluruhan wisatawan asing yang datang untuk tujuan medis, 56,6 persen menjalani perawatan dermatologi, termasuk pasien dari Indonesia. Sektor lain yang populer adalah bedah plastik dengan 142 ribu pasien (11,4 persen) dan pengobatan internal terpadu sebanyak 124 ribu pasien (10 persen). Pertumbuhan di sektor-sektor ini sangat impresif; dermatologi meningkat 194,9 persen dari tahun sebelumnya, bedah plastik naik 24,3 persen, dan pengobatan internal meningkat 36,4 persen, mengukuhkan posisi Korea sebagai destinasi kesehatan premium global.

Ringkasan

Korea Selatan telah mengukuhkan posisinya sebagai pusat wisata medis internasional, ditandai dengan lonjakan pasien asing yang mencapai 1,17 juta pada tahun 2024. Indonesia muncul sebagai pasar krusial bagi wisata medis Korea, secara konsisten masuk dalam 15 besar negara penyumbang wisatawan medis. Potensi pasar Indonesia didorong oleh faktor ekonomi, pengaruh budaya K-Pop dan K-Beauty, serta dianggap sangat strategis oleh Korea Tourism Organization (KTO).

Menyadari potensi pasar mayoritas Muslim di Indonesia, KTO berupaya mengembangkan konten wisata medis yang lebih inklusif. Strategi ini mencakup integrasi program dengan K-Culture dan K-Beauty, serta penyediaan fasilitas seperti makanan halal dan tempat ibadah di rumah sakit. Perawatan dermatologi, bedah plastik, dan pengobatan internal adalah sektor paling populer yang diminati pasien asing, termasuk dari Indonesia, menunjukkan pertumbuhan yang impresif.

Baca Juga

Bagikan:

Tags

https://kepware.oice-automation.com/ https://sielang.bekasikab.go.id/ https://dinkes.pinrangkab.go.id/ https://disdikbud.pinrangkab.go.id/