Hawaii, gugusan kepulauan yang membentang sejauh 2.400 kilometer di Samudra Pasifik, adalah salah satu negara bagian Amerika Serikat yang kaya akan keanekaragaman hayati. Terdiri dari delapan pulau besar dan ratusan pulau kecil, Hawaii bukan hanya destinasi wisata menawan, melainkan juga surga bagi spesies-spesies unik. Bersama Galapagos, Kepulauan Hawaii dikenal sebagai salah satu titik panas keanekaragaman hayati global dengan tingkat endemisitas yang luar biasa tinggi. Di sinilah habitat alami bagi Hawaiian Monk Seal, mamalia laut endemik yang langka. Lebih dari itu, Hawaii merupakan rumah bagi aneka spesies burung, di mana sekitar 30 di antaranya bersifat endemik, dan sayangnya, beberapa di antaranya kini berada di ambang kepunahan. Mari kita mengenal lebih dekat spesies burung endemik Hawaii yang kondisinya semakin rentan.
1. Laysan Duck
Bebek Laysan (Anas laysanensis), dengan bulu cokelat gelap yang khas, lingkar mata putih mencolok, dan paruh hijau gelap, adalah salah satu burung endemik Hawaii yang menarik. Uniknya, seperti beberapa spesies bebek lainnya, Laysan Duck bukanlah penerbang yang ulung karena otot sayapnya tidak berkembang sempurna. Makanan utamanya meliputi invertebrata akuatik, alga, dan dedaunan yang mereka temukan di sekitar danau. Ketika musim kawin tiba, bebek ini memilih untuk bersembunyi di semak-semak, sebuah strategi untuk menghindari burung frigata, predator utama mereka, seperti yang diungkapkan oleh Animalia.
Di masa lalu, populasi Laysan Duck mengalami kemerosotan drastis akibat perburuan liar dan invasi spesies asing seperti tikus, kelinci Eropa, serta cacing nematoda. Meski kini populasinya menunjukkan tren kenaikan, ancaman kepunahan tetap membayangi, terutama dari kenaikan permukaan lahan basah akibat dampak perubahan iklim, sebagaimana dilaporkan oleh IUCN.
2. Puaiohi
Burung pengicau berukuran kecil ini, Puaiohi (Myadestes palmeri), merupakan permata ekosistem Pulau Kaua’i, Hawaii, karena hanya dapat ditemukan di sana. Ciri khasnya adalah lingkaran putih yang kontras di sekitar matanya, membedakannya dari burung pengicau lain. Habitat satu-satunya bagi Puaiohi adalah kawasan jurang yang tersembunyi di tengah hutan, tempat mereka mencari makanan berupa buah-buahan, serangga, dan berbagai invertebrata kecil lainnya, menurut Animalia.
Populasi Puaiohi pernah menurun drastis akibat serangkaian tornado di masa lalu yang menghancurkan habitatnya. Saat ini, ancaman utama yang dihadapi Puaiohi adalah predasi oleh spesies introduksi seperti tikus dan kucing liar, sebuah tantangan serius bagi kelangsungan hidup mereka, seperti yang dicatat oleh IUCN.
3. Maui Parrotbill
Dikenal juga sebagai kiwikiu, Maui Parrotbill (Pseudonestor xanthophrys) adalah spesies burung yang mudah dikenali dari kombinasi bulu hijau zaitun dan kuning cerah, serta paruhnya yang unik menyerupai pengait. Sempat dinyatakan punah pada awal abad ke-20, burung ini memberikan kejutan dengan ditemukan kembali pada tahun 1950.
Makanan utama Maui Parrotbill adalah serangga dan larvanya. Meskipun dulunya tersebar di dua pulau, kini populasi burung ini hanya dapat ditemukan di area kecil hutan hujan tropis pegunungan di Pulau Maui, demikian informasi dari American Bird Conservancy. Ancaman terbesar bagi populasi Maui Parrotbill adalah penyakit malaria burung yang disebabkan oleh Plasmodium relictum, yang disebarkan oleh gigitan nyamuk. Selain itu, aktivitas penebangan liar dan alih fungsi hutan untuk pertanian serta peternakan terus-menerus mengurangi habitat alaminya, seperti yang dilaporkan oleh IUCN.
4. Newell’s Shearwater https://m.youtube.com/watch?v=KOVPb_x5I_Q
Newell’s Shearwater (Puffinus newelli) adalah burung laut berukuran kecil yang khas dengan suaranya yang rendah dan memikat. Burung ini menjelajahi perairan terbuka di Kepulauan Hawaii untuk berburu ikan-ikan kecil dan cumi-cumi yang menjadi santapan utamanya.
Sebagai jenis burung laut, Newell’s Shearwater hanya kembali ke daratan saat usianya setidaknya mencapai enam tahun, siap untuk memasuki musim kawin pertamanya. Mereka memiliki kebiasaan membangun sarang di dalam lubang-lubang di bawah pepohonan yang berada di area lereng pegunungan, dikutip dari American Bird Conservancy. Penurunan populasi Newell’s Shearwater sangat dipengaruhi oleh keberadaan predator spesies non-native, seperti kucing liar, tikus hitam, dan tikus polinesia, yang kerap memakan telur-telur mereka. Selain itu, menyusutnya habitat sarang Newell’s Shearwater juga berkaitan erat dengan dua badai besar yang pernah melanda Kaua’i pada tahun 1982 dan 1992, demikian informasi dari IUCN.
5. ‘Akikiki
‘Akikiki (Oreomystis bairdi) adalah jenis burung pengicau dengan bulu punggung berwarna cokelat keabuan yang khas dan bagian perutnya yang putih. Tidak seperti tipikal burung pengicau yang lebih banyak menghabiskan waktu di area bawah hutan, ‘Akikiki justru lebih suka berkicau di bagian ranting-ranting pepohonan yang tinggi.
‘Akikiki memiliki kebiasaan berburu serangga dan invertebrata kecil lainnya dengan mematuk lapisan gabus dari kayu pohon. Walau sempat menghuni di berbagai ketinggian, saat ini ‘Akikiki hanya dapat ditemukan di area hutan Pulau Kaua’i di atas ketinggian 3.900 kaki, dikutip dari American Bird Conservancy. Aktivitas penebangan liar di masa lalu telah menyebabkan hutan dataran rendah yang menjadi habitat ‘Akikiki berkurang secara drastis. Selain itu, keberadaan spesies tumbuhan invasif seperti blackberry telah banyak mengubah karakteristik hutan di Kaua’i, seperti yang dilaporkan oleh IUCN.
Secara umum, seluruh burung endemik Kepulauan Hawaii ini menghadapi risiko serius terjangkit penyakit malaria burung yang disebarkan melalui gigitan nyamuk. Dikutip dari IUCN, kenaikan temperatur akibat pemanasan global memungkinkan nyamuk dapat bertahan hidup di area pegunungan, yang kini menjadi benteng terakhir bagi sebagian besar burung-burung endemik Hawaii tersebut.
4 Spesies Ular Paling Berbahaya di Hawaii, Ada yang Hidup di Air!
6 Fakta Unik Angsa Hawaii, Beradaptasi Hidup di Daratan Lava
Ringkasan
Kepulauan Hawaii adalah titik panas keanekaragaman hayati global yang menjadi habitat bagi banyak spesies burung endemik, namun beberapa di antaranya kini berada di ambang kepunahan. Lima spesies yang sangat rentan adalah Bebek Laysan, Puaiohi, Maui Parrotbill, Newell’s Shearwater, dan ‘Akikiki. Masing-masing menghadapi ancaman spesifik seperti hilangnya habitat, invasi spesies asing, dan dampak perubahan iklim.
Ancaman bagi spesies ini bervariasi: Bebek Laysan terancam oleh kenaikan permukaan lahan basah akibat perubahan iklim, sementara Puaiohi dan Newell’s Shearwater menderita predasi oleh spesies introduksi. Maui Parrotbill dan ‘Akikiki juga terdampak penebangan liar dan perubahan habitat. Secara umum, burung-burung endemik Hawaii menghadapi risiko serius dari malaria burung, yang penyebarannya diperburuk oleh pemanasan global sehingga nyamuk dapat bertahan hidup di area pegunungan.