Mendaki Gunung Fuji sebelum Dibuka, Dua Turis AS Minta Diselamatkan

Ade Banteng

Rancak Media – , Jakarta – Dua turis Amerika Serikat nekat mendaki Gunung Fuji di Jepang sebelum jalur pendakian resmi dibuka. Dalam pendakian, keduanya mengalami kondisi darurat sehingga membutuhkan pertolongan untuk turun dari gunung tertinggi di Jepang itu.

Dilansir Sora News24, insiden kedua pendaki itu terpisah. Salah satu pendaki, pria, mendaki hanya menggunakan sandal. Sementara, satu lagi, perempuan, belum pernah ke Gunung Fuji.

Ada empat jalur pendakian yang mengarah ke puncak Gunung Fuji. Salah satunya, Jalur Yoshida di Prefektur Yamanashi, memang sudah dibuka pada 1 Juli. Tetapi tiga lainnya, Jalur Fujinomiya, Gotemba, dan Subashiri di Prefektur Shizuoka, belum dibuka untuk pendakian hingga tanggal 10 Juli.

Pria Amerika berusia 67 tahun itu memutuskan untuk mulai mendaki gunung pada tanggal 26 Juni dari Shizuoka. Tampaknya ia sudah merencanakan pendakian ini karena ia telah mendirikan tenda di dekat stasiun ketujuh Jalur Fujinomiya untuk berkemah.

Hipotermia

Pada 4 Juli, sebuah panggilan masuk ke nomor layanan darurat 119 Jepang dari orang lain yang berada di daerah tersebut yang menginformasikan bahwa seorang pria asing memanggil bantuan dari tendanya. Polisi kemudian berkoordinasi dengan operator pondok gunung untuk menemukan pria tersebut dan membawanya menggunakan peralatan pemeliharaan kembali ke stasiun kelima jalur tersebut. Di stasiun kelima, polisi dan petugas pemadam kebakaran mengambil alih.

Pria Amerika itu tampaknya menderita hipotermia, dan meskipun mengenakan pakaian khusus cuaca dingin, ia mengenakan sandal. Pria itu mengaku kepada petugas penyelamat bahwa ia telah mendaki ke puncak Gunung Fuji dua kali sebelum perjalanan ini. Itu sebabnya ia percaya diri mengenai kemampuannya mendaki gunung.

Tersesat

Keesokan harinya, pada 5 Juli 2025, Kepolisian Prefektur Shizuoka menerima panggilan telepon dari penyedia layanan telepon seluler, yang memberi tahu mereka bahwa seorang perempuan Amerika berusia 59 tahun tersesat dan perlu diselamatkan dari sisi Gunung Fuji di Shizuoka. “Saya tersesat di Gunung Fuji. Gelap dan saya sangat takut, jadi tolong bantu saya,” demikian ucapan perempuan itu.

Sekali lagi, tim penyelamat dikirim. Untungnya mereka dapat menemukan pendaki itu dan mengantarnya turun dengan selamat. Perempuan itu mengaku telah berhasil mencapai puncak Gunung Fuji, tetapi kemudian tersesat saat turun, mengambil jalan yang salah ke jalur yang menghubungkan Jalur Gotemba dan Fujinomiya melalui Gunung Hoei, gunung berapi lereng di sebelah Gunung Fuji. Ini berarti dia turun melalui medan yang tidak dikenalnya dalam kegelapan.

Perempuan turis itu mengatakan bahwa bahwa dia traveling ke Jepang untuk berlibur. Ia mengaku sudah melakukan pendakian gunung di luar Jepang, tapi ini adalah pertama kalinya di Gunung Fuji.

Gunung Fuji memang terlihat landai dari kejauhan. Tapi perlu diingat bahwa gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jepang, dan mendaki ke puncaknya bisa sangat berbahaya apalagi ketika jalur pendakian belum dibuka. Sebelum jalur pendakian dibuka, artinya seluruh rangkaian sistem pendukung di lokasi belum beroperasi. Ini berarti waktu respons yang lebih lama bagi tim penyelamat yang dapat berakibat fatal bagi pendaki yang mengalami insiden darurat. Jadi, jika berniat mendaki Gunung Fuji musim panas ini, pastikan melakukannya secara legal.

Pilihan Editor: Rahman Mukhlis: Pemandu Gunung Tak Sekadar Penunjuk Jalan

Baca Juga

Bagikan:

Tags

https://kepware.oice-automation.com/ https://shlink.upr.ac.id/ https://ppid.pemalangkab.go.id/ https://informatika.usk.ac.id/ https://dprd.bandungkab.go.id/ https://bphtb.kuningankab.go.id/ https://pmb.akamigaspalembang.ac.id/ https://lppm.upr.ac.id/ https://cas.usk.ac.id/ https://ppidrsud.pemalangkab.go.id/