Sebuah Perjalanan Solo – Berita Terkini

Ade Banteng

Langit masih gelap. Jalanan begitu sepi dan tenang. Tak banyak lalu lalang kendaraan setelah macet panjang hingga di Tol Cikampek Utama. Mungkin orang-orang sudah banyak liburan pada akhir pekan panjang sebelumnya.

Aku kembali melakukan perjalanan seorang diri. Perjalanan kali ini berbeda dengan perjalanan minggu sebelumnya untuk bersilaturahmi dan berkumpul dengan famili. Kali ini perjalanan untukku sendiri. Kupilih sendiri dan entah kenapa aku yakin perjalanan ini akan meningkatkan kualitas diri.

Sunyi. Pukul dua lewat aku terjaga dan tak bisa tidur lagi. Hawa terasa begitu dingin. Aku menutup rapat-rapat kaki.

Masih begitu jauh dari tujuan. Aku cemas apakah aku bisa tiba tempat waktu di tujuan. Namun, jalan sepi memang melenakan. Lebih banyak berjalan dengan kecepatan cukup dan tetap mawas.

Lagi-lagi aku menempati bangku favorit. Tadi aku cemas karena sudah lama aku tak masuk terminal sama sekali. Cerita tentang calo dan oknum bus yang suka menarik-narik bikin aku grogi. Namun, rupanya situasi di dalam terminal tak buruk, aku cepat menyesuaikan diri.

Pukul tiga pagi bus keluar gerbang tol. Lalu kami disambut rob, air yang meluap ke jalanan. Dulu dua tahun lalu kami juga menjumpai pemandangan serupa.

Ada tempat-tempat yang pernah kulewati. Ketika bus kemudian melaku ke tempat-tempat yang hanya kulalui via kereta api, senyumku melebar. Daftar tempat yang pernah kulewati bertambah.

Kali ini aku enggan mengobrol, aku hanya bercakap dengan catatan. Lagu-lagu pun menjadi teman. Kalian pasti tahu kan ada lagu-lagu yang cocok sekali sebagai rekan perjalanan.

Aku menuju tempat yang hanya kukenal di peta dan lewat cerita-cerita sejarah. Oh aku begitu antusias.

Sementara cahaya mulai meremang. Mereka seperti mengucapkan selamat datang dan selamat bertualang.

Baca Juga

Bagikan: