Rancak Media – Jakarta – Boarding pass telah berevolusi seiring kemajuan zaman. Dahulu, berupa tiket pesawat tulis tangan tanpa nomor kursi yang berfungsi ganda sebagai boarding pass. Kemudian, dicetak secara komputerisasi. Kini, hadir dalam bentuk QR code yang dikirim langsung ke ponsel penumpang.
Meski boarding pass digital (QR code) menawarkan kepraktisan dan kesan ramah lingkungan, banyak pelancong kini justru kembali memilih boarding pass cetak. Mengapa demikian? Apa alasan di balik preferensi ini?
1. Ponsel Rentan Bermasalah: Baterai Habis atau Kerusakan
Salah satu mimpi buruk seorang pelancong adalah ketika ponsel mati kehabisan baterai tepat saat tiba di depan petugas pemeriksaan, setelah mengantre panjang. Kejadian ini sering menimpa dan memaksa penumpang kembali ke meja *check-in* untuk mencetak boarding pass fisik.
2. Sinyal Seluler atau Wi-Fi Tidak Selalu Tersedia
Adam Scott, pendiri maskapai penerbangan BermudAir, menyarankan penumpang untuk selalu membawa salinan boarding pass cetak. “Di beberapa bandara internasional, layanan seluler atau akses Wi-Fi mungkin terbatas,” ujarnya. “Salinan fisik akan membantu menghindari stres yang tidak perlu dan memastikan kelancaran proses *check-in* dan *boarding* dari awal hingga akhir.”
Meskipun kekhawatiran akan hilangnya sinyal dapat diatasi dengan mengambil tangkapan layar *boarding pass*, penumpang seringkali lupa melakukannya. Terlebih lagi, boarding pass cetak menjadi penyelamat utama ketika ponsel mati total.
3. Aplikasi Maskapai Penerbangan Tidak Selalu Sempurna
Tidak ada aplikasi maskapai penerbangan yang benar-benar bebas dari masalah. Rebekah Ingraham, seorang penasihat perjalanan, berbagi pengalamannya baru-baru ini ketika aplikasi mengalami *error*. “Kami sedang dalam perjalanan singkat melalui Paris, dan boarding pass seluler saya terus berubah status dari tersedia menjadi tidak tersedia di aplikasi maskapai,” katanya, seperti dilansir Travel and Leisure.
Bobby Laurie, mantan pramugari yang kini menjadi pakar perjalanan, memiliki pengalaman serupa. “Begitu penerbangan saya dibatalkan, dan untuk memesan ulang tiket, agen di bandara perlu memindai boarding pass saya,” ungkap Laurie.
Laurie harus menunggu selama 20 menit hingga agen memverifikasi reservasi dan melacak boarding pass yang hilang sebelum ia dapat memesan ulang penerbangannya. Dalam situasi seperti itu, 20 menit bisa menjadi penentu apakah ia dapat naik pesawat berikutnya malam itu atau harus menunggu hingga keesokan harinya.
4. Boarding Pass Cetak Menyimpan Informasi Lebih Lengkap
Boarding pass cetak menyediakan informasi yang lebih detail dibandingkan versi seluler. Contohnya, seringkali tercantum nomor tiket, yang mungkin dibutuhkan saat menghubungi maskapai untuk meminta pengembalian dana (*refund*). Sementara itu, boarding pass seluler umumnya hanya menampilkan nomor konfirmasi.
Pilihan Editor: Cara Pesan Tiket Pesawat untuk Penumpang Tanpa Nama Belakang
Ringkasan
Boarding pass telah berkembang dari tiket tulis tangan menjadi QR code digital. Meskipun boarding pass digital praktis dan ramah lingkungan, banyak pelancong kini kembali memilih boarding pass cetak karena beberapa alasan, termasuk potensi masalah pada ponsel seperti baterai habis atau kerusakan.
Selain itu, sinyal seluler atau Wi-Fi yang tidak selalu tersedia di bandara dan masalah pada aplikasi maskapai penerbangan juga menjadi pertimbangan. Boarding pass cetak juga menyimpan informasi lebih lengkap, seperti nomor tiket yang berguna untuk pengajuan refund, yang umumnya tidak tersedia pada boarding pass seluler.