Mahasiswa UI Menang Lomba Hackathon AI Microsoft

Ade Banteng

Rancak Media – , Jakarta – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) memenangi kompetisi AI se-Asia Tenggara berkat inovasi NeuroBuddy dan buku digital adaptif untuk pelajar disleksia.

Pilihan editor: Tak Ada Lagi Turis di Jalan Jaksa. Mengapa?

Inovasi bertajuk NeuroBuddy berhasil mengantarkan tim The Leporidaes meraih juara pertama dalam kompetisi Hackathon AI for Accessibility (AI4A) 2025, sebuah ajang tahunan yang digagas Microsoft untuk mendorong pengembangan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) bagi penyandang disabilitas di Asia Tenggara.

Diselenggarakan tahun ini bersama Fakultas Teknik UI, kompetisi tersebut menjadi ruang kolaborasi antara teknologi dan inklusivitas. Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyatakan bahwa AI4A merupakan perwujudan komitmen Microsoft dalam menghadirkan solusi digital yang adaptif terhadap kebutuhan beragam individu.

“Karena setiap individu itu unik, teknologi pun harus mampu beradaptasi secara inklusif. Kompetisi ini adalah bentuk nyata dari misi tersebut,” ujar Dharma dalam keterangan tertulis pada Senin, 7 Juli 2025.

UI dipilih sebagai mitra lokal penyelenggara karena rekam jejaknya dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif. Dekan Fakultas Teknik UI Kemas Ridwan Kurniawan menyatakan UI telah lama mendorong inisiatif inklusi, seperti pendirian Unit Layanan Mahasiswa Disabilitas dan penerimaan mahasiswa disabilitas melalui jalur seleksi khusus.

“Kami yakin inovasi seperti NeuroBuddy bisa memicu perubahan menuju dunia yang lebih ramah dan setara bagi semua kalangan, termasuk disabilitas,” katanya.

NeuroBuddy dikembangkan dalam bentuk permainan berbasis AI yang mampu mendeteksi potensi neurodivergensi pada anak, seperti disleksia, autisme (ASD), dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Melalui interaksi anak saat bermain, sistem mengolah data untuk mengevaluasi aspek perkembangan secara komprehensif—mulai dari perilaku, riwayat perkembangan, hingga respons motorik dan verbal.

“Inovasi ini menjembatani kesenjangan antara teknologi, disabilitas, dan stigma. Deteksi dini sangat penting agar intervensi bisa dilakukan sejak awal untuk meningkatkan kualitas hidup anak,” kata ketua tim The Leporidaes, Phoebe Ivana.

Tim ini beranggotakan lima mahasiswa UI lintas fakultas: Phoebe Ivana dan Safia Amita Khoirunnisa dari Fakultas Teknik, serta Faiz Assabil Firdaus, Micheline Wijaya Limbergh, dan Karolina Jocelyn dari Fakultas Ilmu Komputer.

Sebagai pemenang utama dari 46 tim peserta, The Leporidaes berhak mendapatkan pelatihan intensif bersama pakar Microsoft, langganan LinkedIn Premium, akses Azure for Students, dan pendampingan lanjutan dalam mengembangkan inovasi mereka melalui Microsoft Azure.

Tak hanya itu, tim UI lainnya, UINNOVATORS, juga meraih Juara 2 lewat inovasi Pintaru, buku digital adaptif yang dapat menyesuaikan ukuran huruf, spasi, dan elemen visual lainnya sesuai kebutuhan pelajar disleksia. Teknologi ini memanfaatkan layanan Azure OpenAI, Azure Search, dan Azure Speech untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan ramah disabilitas.

Melalui kolaborasi antara inovator muda dan teknologi, Microsoft dan UI berharap solusi-solusi seperti NeuroBuddy dan Pintaru bisa menjangkau lebih banyak anak dengan kebutuhan khusus, sekaligus mendorong dunia pendidikan dan ketenagakerjaan menjadi lebih terbuka dan setara bagi semua.

Pilihan editor: 100 Gedung Sekolah Rakyat Belum Permanen

Baca Juga

Bagikan:

Tags

https://kepware.oice-automation.com/ https://shlink.upr.ac.id/ https://ppid.pemalangkab.go.id/ https://informatika.usk.ac.id/ https://dprd.bandungkab.go.id/ https://bphtb.kuningankab.go.id/ https://pmb.akamigaspalembang.ac.id/ https://lppm.upr.ac.id/ https://cas.usk.ac.id/ https://ppidrsud.pemalangkab.go.id/