Advertisement

Sebelum Janice Tjen: Legenda Tenis Putri Indonesia di US Open

Nautonk

Advertisement

Setelah penantian panjang selama dua dekade, Indonesia akhirnya kembali menempatkan wakil di sektor tunggal putri Grand Slam US Open. Adalah Janice Tjen, petenis muda berbakat, yang berhasil memenangi laga babak pertama kualifikasi US Open pada Rabu WIB, 20 Agustus 2025, menandai sebuah momen bersejarah bagi tenis putri Indonesia. Kehadiran Janice Tjen ini mengakhiri absennya petenis tunggal putri Merah Putih di turnamen prestisius tersebut sejak terakhir kali Angelique Widjaja tampil di babak utama pada tahun 2004.

Berlaga di lapangan keras legendaris USTA Billie Jean King Tennis Center, New York, Janice Tjen menunjukkan performa yang sangat dominan. Dengan penuh percaya diri, ia menundukkan petenis tuan rumah sekaligus unggulan ke-22, Varvara Lepchenko, dalam dua set langsung dengan skor telak 6-3, 6-1.

Kemenangan impresif ini diraih Janice hanya dalam waktu satu jam satu menit. Statistik pertandingan pun menggambarkan dominasinya; ia hanya melakukan satu kali kesalahan sendiri (unforced error) dan berhasil meraih 60 total poin kemenangan. Angka ini jauh melampaui raihan Lepchenko yang hanya mengumpulkan 41 poin dan melakukan tiga kesalahan sendiri, menegaskan betapa superiornya penampilan Janice Tjen.

Advertisement

Sebelum gebrakan Janice Tjen, Indonesia terakhir kali memiliki representasi di sektor tunggal putri US Open adalah melalui Angelique Widjaja pada tahun 2004. Angelique, atau Angie, saat itu tampil di babak utama Grand Slam lapangan keras di New York. Pada tahun yang sama, Angie tercatat berlaga di keempat turnamen Grand Slam, dengan torehan terbaik mencapai perempat final Prancis Terbuka dan babak kedua Australia Open. Namun, di US Open, langkahnya terhenti di babak pertama. Sementara itu, jika melirik partisipasi di babak kualifikasi Grand Slam lain, Indonesia juga pernah memiliki wakil tunggal putri. Sandy Gumulya sempat berlaga di babak kualifikasi Australia Open 2008, meskipun perjalanannya harus berakhir di babak pertama.

Petenis Indonesia Janice Tjen. (Instagram/@janicetjen)

Advertisement

Perjalanan petenis putri Indonesia untuk bersaing di level tertinggi memang penuh tantangan, bahkan seringkali terasa lebih berat dibandingkan rekan-rekan putra mereka. Terutama dalam dua tahun terakhir, minimnya turnamen profesional putri di tanah air memaksa para petenis putri harus berburu poin dan mengasah pengalaman di luar negeri, sebuah perjuangan yang membutuhkan dukungan besar.

Namun, sejarah membuktikan bahwa dengan adanya kompetisi dan dukungan yang memadai, petenis putri Indonesia mampu menjejakkan kaki di ajang Grand Slam. Contohnya, pada tahun 1971, dua srikandi tenis Indonesia, Lita Liem Sugiarto dan Lany Kaligis, berhasil berlaga di turnamen Wimbledon. Dua puluh tahun berselang dari pencapaian tersebut, Indonesia kembali mengharumkan nama melalui Nany Rahayu Basuki, yang lebih dikenal dengan sapaan Yayuk Basuki, menandai era keemasan baru bagi tenis putri Indonesia.

Perjalanan Janice Tjen menuju undian utama US Open memang masih menuntut dua kemenangan lagi di babak kualifikasi. Namun, apa yang telah ia capai sejauh ini sudah menempatkannya sebagai bagian integral dari sejarah tenis Indonesia. Keberhasilannya di kualifikasi US Open ini bukan hanya sekadar kemenangan, melainkan jawaban atas penantian panjang Indonesia untuk kembali berjaya di nomor tunggal putri Grand Slam US Open.

Pilihan Editor: Apa Itu Sincaraz yang Dilabeli Era Baru Tenis Putra Dunia

Ringkasan

Janice Tjen berhasil mengakhiri penantian dua dekade Indonesia di sektor tunggal putri Grand Slam US Open dengan memenangi babak pertama kualifikasi pada 20 Agustus 2025. Ia menunjukkan performa dominan dengan menundukkan unggulan ke-22, Varvara Lepchenko, 6-3, 6-1 dalam waktu singkat. Kehadiran Janice ini menjadi momen bersejarah, mengingat Angelique Widjaja adalah wakil tunggal putri terakhir yang tampil di babak utama US Open pada tahun 2004.

Sebelum Janice, Angelique Widjaja terakhir kali mewakili Indonesia di US Open babak utama pada 2004, sementara Sandy Gumulya pernah berlaga di kualifikasi Australia Open 2008. Sejarah tenis putri Indonesia juga mencatat partisipasi di Grand Slam oleh Lita Liem Sugiarto, Lany Kaligis (Wimbledon 1971), dan Yayuk Basuki. Perjalanan Janice Tjen yang masih membutuhkan dua kemenangan lagi menuju undian utama ini menjadi jawaban atas penantian panjang Indonesia untuk kembali berjaya di US Open.

Advertisement

Baca Juga

Tags

Uh-oh! It looks like you're using an ad blocker.

Our website relies on ads to provide free content and sustain our operations. By turning off your ad blocker, you help support us and ensure we can continue offering valuable content without any cost to you.

We truly appreciate your understanding and support. Thank you for considering disabling your ad blocker for this website

SLOT GACOR SLOT MPO obctop https://tweetphoto.com/ https://mclcreate.com/ https://filmsacrossborders.org/ https://linklist.bio/kentangbet/