Khamzat Chimaev Menang, UFC Panik? Mantan Lawan Bela Sang Serigala!

Nautonk

Advertisement

Kemenangan Khamzat Chimaev Bisa Jadi Bencana Bagi UFC? Gilbert Burns Beri Pembelaan!

Khamzat Chimaev kini tengah menanti pertarungan akbarnya melawan Dricus Du Plessis, sebuah laga yang sangat dinantikan para penggemar UFC. Duel panas ini dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 17 Agustus 2025 (waktu Indonesia), di Amerika Serikat. Namun, sebelum octagon bergemuruh, berbagai komentar pedas mulai bermunculan, mewarnai tensi pertarungan perebutan gelar kelas menengah ini.

Salah satu komentar yang cukup kontroversial datang dari Din Thomas, mantan petarung yang kini beralih profesi menjadi pengamat. Thomas melontarkan teori yang cukup liar, menyebutkan bahwa kemenangan Chimaev atas Du Plessis justru akan menjadi malapetaka bagi UFC. Mengapa demikian?

Advertisement

Menurut Thomas, masalahnya terletak pada frekuensi bertarung Chimaev yang terbilang sangat minim. Ia khawatir jika “Si Serigala” memegang sabuk juara, kelas menengah akan menjadi stagnan karena sang juara hanya bertarung sekali dalam setahun.

“Jika Khamzat menang, maka itu bencana,” tegas Thomas, seperti dilansir Juara.net dari MMAJunkie.com. “Pertarungan ini seharusnya tak digelar. Terkadang, petarung kesulitan untuk sekedar menggelar duel. Saya takkan pesimistis dan menyakini dia akan datang ke pertarungan besok. Tetapi, andai dia menang, apakah kita bisa yakin dia akan kembali bertarung? Dapatkah dia bertarung dua kali, dapatkah dia bertarung tiga kali? Karena kita semua ingin adanya pergerakan. Saya benci saat situasi di kelas tertentu jadi statis. Saat tidak ada pergerakan di sana, maka juaranya harus bertarung,” lanjutnya.

Namun, komentar pedas ini ternyata memicu reaksi dari mantan lawan Chimaev sendiri, Gilbert Burns. Meskipun pernah merasakan sengitnya bertarung melawan Chimaev, Burns justru memberikan pembelaan yang cukup mengejutkan. Ia bahkan menyayangkan komentar tersebut keluar dari mulut seorang analis sekaliber Thomas.

“Apakah Din Thomas berharap Chimaev kalah? Saya menyukai Thomas,” ujar Burns, dilansir Juara.net dari Championat.com. “Dia adalah pria yang pintar. Dia bahkan menjadi cornerman dalam dua pertarungan yang saya jalani… Saya mendengarkan sarannya dan terkesan pada IQ duel yang dia miliki. Tetapi, kadang-kadang dia membuat komentar seperti itu.”

Burns kemudian mempertanyakan bagaimana gelar juara yang diraih Chimaev bisa merugikan UFC. “Bagaimana bisa gelar juara yang diambil Khamzat akan melukai UFC? Orang itu adalah bintang yang besar,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Burns juga memberikan pembelaan terkait keraguan terhadap Chimaev yang dianggap tidak akan aktif bertarung setelah menjadi juara. Pria asal Brasil ini meyakini bahwa masalah utama yang menghambat Chimaev bertarung lebih sering adalah masalah visa.

“Ya, Khamzat hanya bertarung sekali dalam setahun, tetapi itu karena visa,” tegasnya. “Mungkin dia akan bertarung dua kali setelah menjadi juara. Dan perlu saya luruskan bahwa seorang juara takkan bertarung sebanyak tiga kali dalam satu tahun,” pungkas Burns, membela rivalnya tersebut.

Ringkasan

Artikel ini membahas komentar kontroversial dari Din Thomas yang berpendapat bahwa kemenangan Khamzat Chimaev atas Dricus Du Plessis akan menjadi bencana bagi UFC karena frekuensi pertarungan Chimaev yang rendah. Thomas khawatir kelas menengah akan stagnan jika Chimaev menjadi juara dan hanya bertarung sekali setahun. Ia mempertanyakan komitmen Chimaev untuk bertarung secara reguler.

Komentar Thomas tersebut dibantah oleh Gilbert Burns, mantan lawan Chimaev. Burns menyayangkan komentar itu dan berpendapat bahwa gelar juara yang diraih Chimaev justru akan menguntungkan UFC karena Chimaev adalah bintang besar. Burns juga membela Chimaev terkait frekuensi pertarungannya yang rendah, dengan menyatakan bahwa masalah utamanya adalah visa, bukan kurangnya keinginan untuk bertarung.

Advertisement

Baca Juga