Kabar mengejutkan datang dari ranah sepak bola Tiongkok. Media lokal, termasuk Sina, baru-baru ini menyuarakan kekhawatiran besar terkait rencana Asosiasi Sepak Bola China (CFA) untuk menghadapi Timnas Vietnam dalam FIFA Matchday edisi Oktober atau November. Keputusan ini dinilai sebagai langkah blunder, terutama mengingat sebelumnya CFA dikabarkan berambisi mengundang juara Piala Dunia 2022, Timnas Argentina. Perubahan drastis ini sontak memicu perdebatan sengit di kalangan pengamat dan media China.
Media Sina secara tegas menyebut keputusan mengundang Timnas Vietnam sebagai “kesalahan terbesar”. Pasalnya, kedua tim sudah terlalu sering berhadapan. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir saja, Timnas China dan Timnas Vietnam telah berjumpa sebanyak tujuh kali. Bahkan, dalam enam pertemuan terakhir, Timnas China berhasil mempertahankan dominasinya dengan catatan impresif empat kemenangan dan dua hasil imbang tanpa sekalipun menelan kekalahan. Kekhawatiran Sina ini berlandaskan pada tiga alasan mendasar yang dianggap akan merugikan Timnas China.
Alasan pertama yang diungkapkan Sina adalah minimnya keuntungan yang akan diperoleh Timnas China jika terus-menerus menghadapi lawan yang sama. Media tersebut menyoroti bahwa Timnas China pada dasarnya telah “melunasi utang” kekalahan mereka dari Timnas Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Hal ini terlihat dari rekor enam pertandingan terakhir dalam tiga tahun, di mana Timnas China mendominasi dengan empat kemenangan dan dua hasil imbang, serta melesakkan total 12 gol (rata-rata dua gol per pertandingan). Menurut Sina, tidak ada urgensi maupun makna berarti untuk menyelenggarakan pertandingan ketujuh melawan lawan yang sudah dikalahkan berkali-kali.
Kedua, Sina menyoroti penurunan drastis kualitas Timnas Vietnam belakangan ini, terutama jika dibandingkan dengan era keemasan di bawah pelatih Park Hang-seo. Sebagai bukti, media tersebut mengungkapkan performa mengecewakan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027, di mana mereka baru saja dihajar 0-4 oleh Malaysia. Bahkan, dalam laga kontra Kamboja – tim yang hanya menempati peringkat 180 dunia – Timnas Vietnam hanya mampu meraih kemenangan tipis 2-1, dengan statistik penguasaan bola yang seimbang 50-50 dan hanya lima tembakan tepat sasaran. Fakta-fakta ini menegaskan bahwa kekuatan Timnas Vietnam tidak lagi sama seperti sebelumnya, sehingga tidak ideal sebagai lawan uji coba.
Terakhir, Sina menegaskan bahwa Timnas China seharusnya memprioritaskan lawan kelas dunia atau tim dengan peringkat tinggi demi mendapatkan manfaat maksimal. Media tersebut mengungkapkan kekecewaan atas perubahan rencana yang mengejutkan. Semula, CFA berambisi mendatangkan Argentina, lalu muncul rumor akan menghadapi tim lapis kedua dari Eropa. Namun, realitasnya, kini Timnas China justru akan beruji coba melawan Timnas Vietnam. Menurut Sina, Timnas China seharusnya memilih lawan yang mampu memberikan tantangan sesungguhnya dan mendatangkan keuntungan signifikan dalam pengembangan tim.
Ringkasan
Media Tiongkok, termasuk Sina, menyuarakan kekhawatiran besar terhadap rencana Asosiasi Sepak Bola China (CFA) untuk menghadapi Timnas Vietnam dalam FIFA Matchday mendatang. Keputusan ini dinilai sebagai blunder, terutama mengingat sebelumnya CFA berambisi mengundang Timnas Argentina. Sina menyebut keputusan melawan Vietnam sebagai “kesalahan terbesar” karena kedua tim sudah terlalu sering berjumpa, dengan China mendominasi enam pertemuan terakhir tanpa kekalahan.
Kekhawatiran Sina ini berlandaskan pada tiga alasan utama. Pertama, Timnas China tidak akan memperoleh keuntungan signifikan dari menghadapi lawan yang sudah sering dikalahkan. Kedua, kualitas Timnas Vietnam dinilai mengalami penurunan drastis, terbukti dari performa buruk mereka belakangan ini. Terakhir, Timnas China seharusnya memprioritaskan lawan kelas dunia atau berperingkat tinggi demi tantangan sesungguhnya dan pengembangan tim yang maksimal.