Rancak Media – —Persebaya Surabaya bersolek dengan ambisi besar jelang kick-off Super League 2025/2026. Fokus utama ada pada lini serang yang dinilai kurang tajam musim lalu, hanya mencetak 27 gol. Kini, sebuah trio baru yang menjanjikan siap membongkar habis pertahanan lawan dan mengembalikan kejayaan tim.
Musim sebelumnya, Bruno Moreira, Flavio Silva, dan Francisco Rivera menjadi tumpuan utama dalam urusan gol. Namun, kombinasi ketiganya hanya menghasilkan total 27 gol sepanjang musim, angka yang jauh dari harapan untuk tim sekelas Green Force yang mengincar posisi teratas.
Menyikapi evaluasi tersebut, Persebaya Surabaya melakukan perubahan signifikan di sektor serang. Mihailo Perovic direkrut untuk menggantikan Flavio Silva, diplot sebagai ujung tombak baru yang akan berduet dengan Bruno Moreira dan Francisco Rivera. Formasi ofensif ini merupakan racikan pelatih anyar, Eduardo Perez, yang diharapkan mampu mendongkrak produktivitas gol.
Langkah strategis ini menjadi bagian krusial dari revolusi tim menyusul hasil kurang memuaskan musim lalu, di mana Persebaya Surabaya finis di posisi keempat. Target juara pun dicanangkan manajemen, dengan lini depan yang lebih produktif menjadi kunci keberhasilan utama untuk meraih trofi yang diidam-idamkan.
Eduardo Perez, pelatih asal Spanyol yang memiliki latar belakang di staf Timnas Indonesia era Luis Milla, dipercaya membawa filosofi sepak bola menyerang yang modern. Dengan fleksibilitas formasi seperti 4-3-3 atau 4-2-3-1, Perez bertekad untuk menghidupkan kembali daya gedor Persebaya Surabaya yang sempat tumpul di musim sebelumnya.
Bruno Moreira tetap menjadi figur kunci dalam komposisi trio lini depan Persebaya. Winger asal Brasil ini dikenal memiliki kecepatan, kelincahan, serta kemampuan mencetak gol yang mumpuni dengan kedua kakinya, menjadikannya ancaman konstan bagi lini belakang lawan.
Pemain berusia 26 tahun ini telah mengukir 140 penampilan sepanjang kariernya, dengan torehan 32 gol dan 12 assist. Musim lalu, Bruno menyumbang 10 gol, menempatkannya sebagai top skorer internal Persebaya Surabaya. Dengan nilai pasar mencapai Rp 6,52 miliar, Bruno bukan hanya vital secara taktik, tetapi juga berperan sebagai pemimpin di lapangan, memberikan contoh bagi para pemain muda.
Sementara itu, Francisco Rivera tetap diandalkan sebagai otak permainan Green Force dari lini tengah. Gelandang asal Meksiko ini membawa reputasi tinggi setelah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga 1 2023/2024 saat membela Madura United, menegaskan kualitasnya di kancah sepak bola Indonesia.
Rivera menjadi salah satu rekrutan termahal dalam sejarah klub, dengan nilai pasar mencapai Rp 7,82 miliar. Umpan-umpannya yang tajam dan visi bermain yang luar biasa menjadikannya motor penggerak lini tengah Persebaya Surabaya yang baru. Statistik impresifnya, yaitu 58 gol dan 40 assist dari 337 penampilan profesional dalam 23.922 menit bermain, membuktikan pengalaman dan kontribusinya.
Pemain ketiga yang melengkapi trio maut ini adalah rekrutan anyar, Mihailo Perovic. Penyerang tengah asal Montenegro tersebut diharapkan menjadi solusi definitif atas minimnya gol di lini serang yang sebelumnya dihuni Flavio Silva, membawa harapan baru bagi daya gedor Persebaya.
Perovic hadir dengan reputasi solid, mencatatkan 59 gol dan 12 assist dalam 216 penampilan profesionalnya. Ia unggul dalam duel udara, penyelesaian akhir yang klinis, dan fleksibilitas bermain, termasuk di posisi sayap kanan. Dengan tinggi badan 1,80 meter dan kaki dominan kanan, Perovic sangat cocok sebagai finisher utama dalam skema 4-3-3 ala Eduardo Perez, membuka lebih banyak opsi serangan untuk Persebaya Surabaya di Super League 2025/2026.
Lebih dari sekadar mengandalkan ketajaman individu, perpaduan karakter ketiga pemain ini menjadi kekuatan utama tim. Bruno yang eksplosif dengan kemampuan sayapnya, Rivera yang visioner dengan operan mematikannya, dan Perovic yang klinis di depan gawang, diprediksi akan menciptakan kombinasi yang jauh lebih berbahaya dibanding musim lalu.
Jika ketiganya mampu menjaga konsistensi dan membangun chemistry yang solid, target juara bisa lebih realistis. Apalagi, Perez telah mempersiapkan tim melalui pemusatan latihan intensif di Perth, Australia, serta serangkaian laga uji coba, mengasah strategi dan kekompakan tim.
Dengan dukungan fanatik dari Bonek dan Bonita, ekspektasi terhadap trio ini begitu tinggi. Mereka dituntut untuk mencetak gol lebih banyak dan mengantarkan Persebaya Surabaya kembali ke tangga juara setelah puasa gelar yang cukup lama, membayar lunas kepercayaan suporter.
Tantangan yang menanti tentu tak ringan, mengingat para lawan juga terus memperkuat diri. Namun, dengan komposisi lini serang saat ini, Persebaya Surabaya memiliki peluang besar jika ketajaman mereka bisa tampil buas sejak pekan pertama Super League 2025/2026.
Musim lalu menjadi pelajaran berharga: ketajaman lini depan adalah syarat mutlak untuk bersaing di papan atas. Kini, Persebaya Surabaya telah membongkar total skema serangan dengan harapan besar: mengubah 27 gol musim lalu menjadi lebih dari cukup untuk meraih trofi yang didambakan.
Super League 2025/2026 akan menjadi panggung pembuktian bagi Bruno Moreira, Francisco Rivera, dan Mihailo Perovic. Ketiganya bukan hanya membawa harapan tim, tetapi juga harga diri Persebaya Surabaya di mata publik sepak bola nasional, siap menunjukkan taji di kancah tertinggi.
Ringkasan
Persebaya Surabaya menargetkan juara Super League 2025/2026 setelah musim lalu lini serang mereka kurang tajam dengan hanya mencetak 27 gol. Untuk mengatasi masalah ini, Persebaya melakukan perombakan signifikan di lini depan. Pelatih baru Eduardo Perez kini mengandalkan trio maut yang terdiri dari Bruno Moreira, Francisco Rivera, dan rekrutan anyar Mihailo Perovic.
Trio ini diharapkan mampu mendongkrak produktivitas gol tim secara drastis. Bruno Moreira diandalkan sebagai winger eksplosif, Francisco Rivera sebagai otak serangan dengan visi bermainnya, dan Mihailo Perovic sebagai penyerang klinis di depan gawang. Kombinasi ketajaman individu dan potensi chemistry mereka menjadi kunci utama untuk mewujudkan ambisi juara Persebaya musim ini.