Kehadiran dua wajah baru di skuad Macan Kemayoran, Jordi Amat dan Eksel Runtukahu, sontak menyita atensi publik. Bek tangguh yang kaya pengalaman internasional, Jordi Amat, langsung menjadi pusat sorotan sejak resmi berseragam Persija Jakarta. Tak kalah menarik perhatian, penyerang anyar Eksel Runtukahu juga mencuri perhatian setelah berhasil mencetak gol krusial dalam laga Piala Presiden 2025 kontra Oxford United, mengisyaratkan potensi besar dirinya.
Menyadari sorotan tajam serta ekspektasi tinggi yang kini mengiringi kedua amunisi barunya, Pelatih Persija, Mauricio Souza, memberikan respons yang tenang namun penuh ketegasan. Filosofi kepelatihannya tampaknya akan menjadi kunci dalam menyeimbangkan gemuruh ekspektasi tersebut.
Mengenai Jordi Amat, Mauricio tak sungkan melayangkan pujian. “Jordi adalah pemain hebat. Dia punya karier yang luar biasa dan sangat termotivasi. Saya sudah berbicara dengannya, dia tahu betul tanggung jawab yang ia emban. Saya tidak ragu sedikit pun dia datang untuk membantu kami,” tutur Mauricio Souza, menekankan kualitas dan komitmen sang bek.
Jordi Amat Ngaku Nyaman di Persija Jakarta, Bek Timnas Indonesia Siap Jadi Pemimpin di Lapangan dan Ruang Ganti
Namun, di balik sanjungan tersebut, pelatih asal Brasil itu dengan tegas menyatakan bahwa nama besar Jordi Amat bukanlah garansi untuk langsung menempati posisi inti di lini belakang Persija. Di bawah arahan Mauricio Souza, setiap pemain diwajibkan untuk membuktikan kapasitas terbaiknya melalui performa konsisten di lapangan, bukan sekadar reputasi.
Prinsip serupa juga berlaku bagi Eksel Runtukahu. Meski striker berusia 26 tahun itu telah menunjukkan sinyal positif dan performa menjanjikan sejak awal kedatangannya, Mauricio tetap memberikan penekanan yang jelas: kompetisi internal yang sehat dan adil adalah satu-satunya jalur menuju tim utama. “Eksel adalah salah satu pemain bagus yang kami miliki. Tapi kami tidak menjanjikan tempat kepada siapa pun. Siapa yang paling siap dan tampil terbaik, dia yang akan bermain,” tegasnya, memperjelas filosofi meritokrasi tim.
Persib Bandung Kehilangan Saddil Ramdani Tiga Pekan, Simak Deretan Pemain Cedera di Gelaran Piala Presiden 2019-2025
Mauricio Souza secara transparan menguraikan filosofi kepelatihannya: di bawah kepemimpinannya, tak ada ruang bagi pemain yang hanya mengandalkan status, usia, atau latar belakang. “Entah dia pemain asing atau lokal, senior atau muda, tidak penting. Yang terpenting adalah kompetensi. Yang paling layak, dia yang akan kami turunkan,” tegas sang pelatih, menegaskan bahwa performa di lapangan adalah satu-satunya tolok ukur.
Alhasil, suasana kompetisi di skuad Persija kini terasa semakin membara. Di bawah langit senja Bojongsari, setiap pemain ditantang untuk membuktikan kapabilitas terbaiknya. Tak ada jaminan dari popularitas, pun tak ada perlindungan karena usia. Semua wajib bersaing secara adil dan sportif demi satu tujuan luhur: menjadi bagian vital dari tim utama Macan Kemayoran yang siap bertarung di setiap laga.
Jakmania Kecewa! Riko Simanjuntak Kehilangan Tempat di Persija Jakarta, Mauricio Souza Yakini Eks Timnas Indonesia Tetap di PSS Sleman
APPI: 198 Pemain Bisa Kehilangan Pekerjaan di Liga 1! Persija Jakarta, Persik Kediri, hingga Persibo Bojonegoro Beri Tanggapan
Bagi Mauricio Souza, hanya mereka yang terbukti siap secara fisik dan mental yang benar-benar layak mengenakan lambang kebanggaan Macan Kemayoran di dada, mewujudkan visi sang pelatih untuk skuad yang tangguh dan kompetitif.
Jordi Amat Ngaku Nyaman di Persija Jakarta, Bek Timnas Indonesia Siap Jadi Pemimpin di Lapangan dan Ruang Ganti
Ringkasan
Perekrutan Jordi Amat dan Eksel Runtukahu ke skuad Persija Jakarta menarik perhatian publik. Jordi, bek berpengalaman, dan Eksel, penyerang yang mencetak gol penting, kini menjadi sorotan. Pelatih Mauricio Souza menegaskan bahwa filosofi kepelatihannya menuntut setiap pemain membuktikan kapasitasnya di lapangan. Status atau reputasi besar tidak menjadi jaminan posisi inti bagi kedua pemain baru ini.
Mauricio Souza menekankan prinsip meritokrasi, di mana hanya pemain yang paling siap dan berkinerja terbaik yang akan diturunkan. Hal ini berlaku untuk semua pemain, tanpa memandang asal, usia, atau status. Filosofi ini menciptakan kompetisi internal yang sehat, mendorong setiap individu untuk menunjukkan kapabilitas terbaiknya. Tujuannya adalah membentuk skuad inti Macan Kemayoran yang tangguh dan kompetitif.