Pembalap yang disebut sebagai bagian dari Prima Pramac Yamaha, Jack Miller, menyuarakan keluhan mendalamnya terkait kelemahan motor YZR-M1. Motor pabrikan Iwata itu, menurut Miller, sangat sulit diajak bermanuver menyalip pembalap lain, sebuah kendala yang terus menghantuinya di lintasan.
Kondisi ini terasa semakin membebani Miller saat ia mengarungi balapan MotoGP Belanda 2025 pekan lalu. Meski berhasil finis ke-14, capaian itu jauh dari memuaskan, terutama mengingat masa depan pembalap asal Australia itu di tim sedang di ujung tanduk dengan kontrak yang berakhir pada Desember tahun ini. Apalagi, satu kursi di Prima Pramac Yamaha untuk MotoGP 2026 telah dikabarkan akan menjadi milik Juara Dunia WSBK, Toprak Razgatlioglu, semakin menambah tekanan bagi Miller untuk membuktikan performa.
Di tengah tuntutan untuk tampil maksimal, performa motor M1 justru tak kunjung membaik. Bahkan Fabio Quartararo, yang dikenal mahir menutupi kekurangan motor Yamaha, turut menelan hasil pahit di Assen. Memulai balapan dari pole position, Quartararo harus puas finis di posisi ke-10 pada balapan utama, mengindikasikan bahwa masalah M1 bukanlah sekadar isu individual.
Miller sendiri mengalami kesulitan parah untuk sekadar menembus pertahanan Enea Bastianini (Red Bull KTM Tech3), pembalap yang biasanya berada di barisan belakang skuad KTM yang sedang tidak dalam kondisi prima. “Saya berada dalam posisi yang cukup baik untuk bertarung,” jelas Jack Miller, seperti dikutip dari BolaSport via Speedweek. “Namun kemudian saya terjebak di belakang Enea dan tidak bisa berbuat banyak. Saya melaju di posisi itu selama 18 atau 19 lap,” tambahnya, menggambarkan frustrasinya.
Manuver menyalip memang telah lama menjadi persoalan klasik bagi Yamaha, terutama karena motornya kerap kalah dalam hal tenaga puncak. Fabio Quartararo adalah contoh nyata; kecepatan ritme balapnya seringkali tidak memadai begitu jalur idealnya terganggu oleh persaingan ketat di lintasan. Kebangkitan “El Diablo” setelah insiden dengan Fermin Aldeguer (BK8 Gresini Racing) pada balapan kemarin pun terhenti di urutan ke-10, setelah lama tertahan di belakang Bastianini dengan jarak yang sangat tipis selama lima lap terakhir.
“Saya ikut gembira ketika Fabio menyalip saya. Saya bertanya-tanya apa yang dapat dia lakukan karena ia memiliki pace balapan yang lebih tinggi,” kata Miller. “Akan tetapi, sejatinya sulit bagi kami untuk memulai manuver. Menyalip hanya berhasil jika pebalap lain melakukan kesalahan,” tegasnya, menyoroti ketergantungan pada kesalahan lawan.
Miller lebih lanjut menegaskan bahwa akar masalah utama Yamaha sesungguhnya bukan pada tenaga mesin, melainkan pada kemampuan cengkeraman ban (grip) yang telah mengakar sejak era Valentino Rossi. Kendala ini membuat para pembalap sulit memaksimalkan potensi motor. Performa Yamaha M1 akan kembali diuji pada seri balap MotoGP Jerman 2025 yang dijadwalkan pada 11-13 Juli di Sachsenring, sebuah sirkuit yang dikenal dengan karakteristik banyak tikungan panjang.
“Tenaga mesin bukanlah masalah kami,” ujar Miller. “Masalah kami adalah memanfaatkan tenaganya. Kami harus menjaga motor berada dalam jendela grip yang baik, yang mana sulit.” Dengan harapan terhadap karakter sirkuit selanjutnya, Miller menambahkan, “Sachsenring memiliki banyak tikungan panjang. Motor kami memiliki kemampuan menikung yang bagus. Mari kita lihat apa yang bisa dilakukan di sana,” harapnya.
Ringkasan
Pembalap Jack Miller mengeluhkan Yamaha YZR-M1 sangat sulit diajak menyalip, seperti yang terlihat saat ia finis ke-14 di MotoGP Belanda 2025. Masalah ini juga dialami Fabio Quartararo yang memulai dari pole namun hanya finis ke-10, menunjukkan kendala yang meluas. Miller bahkan terjebak di belakang Enea Bastianini selama belasan lap, karena motor hanya bisa menyalip jika lawan melakukan kesalahan.
Miller menjelaskan, akar masalah Yamaha bukan pada tenaga mesin, melainkan kesulitan dalam memanfaatkan tenaga akibat kurangnya cengkeraman ban. Isu grip ini telah ada sejak era Valentino Rossi, mempersulit pembalap mengoptimalkan performa motor. Meskipun demikian, Miller berharap karakter sirkuit Sachsenring yang banyak tikungan panjang pada MotoGP Jerman 2025 dapat lebih sesuai dengan keunggulan M1 dalam menikung.