Rancak Media Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, dinilai sudah memberikan segala kemampuannya untuk mendapatkan hasil baik pada MotoGP 2025.
Kekecewaan kembali menyelimuti pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, setelah aksi terakhirnya di lintasan pada seri Grand Prix Belanda di Sirkuit Assen belum lama ini. Meski telah mengerahkan segala kemampuannya, hasil yang diharapkan belum juga tercapai.
Bagaimana tidak? Perjuangan heroik pembalap berjuluk El Diablo tersebut untuk tampil maksimal pada babak kualifikasi membuahkan hasil yang sangat manis. Quartararo berhasil mencetak pole position, atau posisi start terdepan, yang merupakan pencapaian terbaiknya musim ini bersama tim pabrikan asal Iwata, Jepang tersebut.
Namun, start dari posisi terdepan tidak serta-merta menjamin langkah Fabio Quartararo dalam seri ke-10 musim ini berjalan mulus, baik untuk sprint race maupun Grand Prix utama. Juara dunia MotoGP 2021 tersebut harus menelan pil pahit saat sprint race atau balapan mini, di mana ia tidak mampu merampungkan lomba. Lebih lanjut, pada sesi Grand Prix, Quartararo gagal membendung dominasi kecepatan Ducati, terutama yang dikendarai oleh Marc Marquez, dalam perebutan kemenangan. Pembalap berusia 26 tahun itu melorot tajam sepanjang 26 putaran balapan sebelum akhirnya finis di posisi ke-10.
Penampilan Fabio Quartararo pada balapan akhir pekan kemarin tak luput dari perhatian pengamat MotoGP terkemuka, Carlo Pernat, yang turut memberikan komentarnya.
Getir Francesco Bagnaia Dipecundangi Marc Marquez Melulu Ditertawakan Marco Melandri, Murid Valentino Rossi Masih Berjuang
Pria asal Italia itu berpendapat bahwa performa yang ditunjukkan oleh Quartararo di atas motor Yamaha YZR-M1 tak bisa dilepaskan dari keuntungan status konsesi yang dimiliki oleh Yamaha sebagai tim pabrikan. Tim berlogo garpu tala itu mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, didorong oleh ambisi Quartararo untuk menandingi kecepatan sangar Marc Marquez di atas motor Ducati.
“Status konsesi memang telah membantu Yamaha dan Honda,” ujar Pernat, seperti dilansir dari laman Motosan. “Namun pada akhirnya, Anda tahu, di satu seri mereka tampil baik, di seri lain buruk, setengahnya lagi bagus. Di sini Honda mengambil mantel Yamaha berkat Quartararo yang juga tampil sangat baik,” imbuhnya.
Bagi Carlo Pernat, Fabio Quartararo benar-benar berada pada level yang jauh lebih tinggi dan belum sepenuhnya terakomodasi oleh performa motor Yamaha saat ini. Sebelumnya, Quartararo sendiri juga sudah mengakui bahwa kuda besinya masih memiliki kendala teknis serius berupa ‘chattering’ atau frekuensi getaran pada mesin yang mengganggu performa.
Marc Marquez Dibela Juru Ramal MotoGP sebagai Manusia Langka, Tudingan Ducati Bikin Motor Khusus Cuma Omong Kosong
“Tetapi kemudian, Anda tahu, Fabio adalah seorang Juara,” kata Pernat dengan tegas. “Dia adalah salah satu fenomena seperti Marc Marquez, dan ia memberikan lebih dari yang seharusnya diberikan oleh motornya. Dan saya tidak tahu apakah itu cukup baik, karena pada akhirnya dia bahkan tidak membawa motornya ke titik terendah. Dan karena masalah teknis, ia tidak memiliki datanya, menurut saya, itu bisa menjadi sesuatu yang negatif.”
Pernat juga menyinggung antisipasi terhadap pengembangan mesin V4 terbaru Yamaha. “Mereka sedang menunggu untuk memiliki mesin V4 yang akan memulai debutnya, dan hampir pasti tahun ini kita akan melihatnya sebagai wild card, di Grand Prix. Tapi sekarang pasar akan menggila, karena sejujurnya kejuaraan dunia adalah milik Ducati, milik Marquez,” pungkasnya.
Jorge Martin Tersandera Aprilia usai Bos Dorna Beri Peringatan Keras, Honda Tak Mau Kena Getahnya
Ringkasan
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, kembali kecewa setelah Grand Prix Belanda di Sirkuit Assen, meskipun berhasil meraih pole position, pencapaian terbaiknya musim ini. Ia gagal menyelesaikan sprint race dan hanya finis ke-10 pada Grand Prix utama, kesulitan membendung dominasi kecepatan Ducati. Quartararo sendiri mengakui motornya masih memiliki kendala teknis serius berupa ‘chattering’.
Pengamat MotoGP Carlo Pernat berpendapat bahwa performa Quartararo jauh melampaui kemampuan motor Yamaha YZR-M1 saat ini, menyebutnya sebagai fenomena seperti Marc Marquez. Pernat menyoroti inkonsistensi Yamaha meskipun memiliki status konsesi dan kurangnya data akibat masalah teknis motor. Ia juga mengantisipasi debut mesin V4 terbaru Yamaha yang kemungkinan akan tampil sebagai wild card tahun ini.