Rancak Media – , JAKARTA — Naturalisasi pemain kini menjadi strategi yang kian digandrungi untuk mendongkrak kualitas tim nasional sebuah negara. Indonesia sendiri dapat dikatakan menuai sukses dari program naturalisasi ini, dengan ambisi besar untuk lolos ke Piala Dunia 2026 yang masih berada dalam jalur yang tepat.
Fenomena ini kemudian diikuti oleh sejumlah negara di Asia Tenggara. Yang paling mencolok saat ini adalah langkah masif yang diambil oleh Malaysia. Tim Harimau Malaya tidak tanggung-tanggung, baru saja menaturalisasi lima pemain anyar, menambah total sembilan pemain naturalisasi yang mengisi posisi starter di skuad tim nasional Malaysia.
Dari sembilan pemain tersebut, lima di antaranya merupakan rekrutan terbaru. Mereka adalah Facundo Garces, seorang bek tengah asal Argentina yang bermain untuk Deportivo Alaves di La Liga; Rodrigo Holgado, striker kelahiran Argentina; serta Joao Figueiredo, penyerang asal Brasil yang kini memperkuat Istanbul Basaksehir di Liga Turki.
Dua pemain terbaru lainnya adalah Imanol Machuca, gelandang asal Argentina yang pernah membela klub Fortaleza di Brasil, dan Jon Irazabal, bek kanan berkebangsaan Spanyol yang saat ini bermain untuk Sabah FC.
Sementara itu, empat pemain naturalisasi lainnya yang sudah lebih dulu bergabung memiliki garis keturunan. Mereka adalah Matthew Davies, bek kanan kelahiran Australia dengan ibu asal Malaysia; Dion Cools, yang memiliki darah Belgia-Malaysia; La’Vere Corbin-Ong, bek kiri berdarah Kanada-Jerman-Malaysia; dan Nooa Laine, gelandang muda berdarah Finlandia-Malaysia.
Dampak langsung dari keberadaan pemain naturalisasi ini terasa saat Vietnam menjadi korban pertama kegarangan Malaysia. Dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027, Malaysia yang sebelas tahun terakhir tidak pernah menang atas Vietnam, berhasil meraih kemenangan telak 4-0.
Kemenangan besar ini sontak menjadi pusat perhatian media Vietnam, yang menyoroti kehadiran pemain naturalisasi, khususnya lima pemain terbaru milik Malaysia. Media-media Vietnam bahkan membandingkannya dengan program naturalisasi Indonesia yang lebih menekankan pada garis keturunan atau leluhur yang lahir di tanah air.
Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, menyuarakan kecurigaan terhadap praktik naturalisasi pemain di Malaysia yang ditarik dengan cara yang tidak patut. “Saat ini naturalisasi memang menjadi tren untuk memperkuat timnas, hampir semua negara di Asia Tenggara melakukannya. Jika yang dilakukan Indonesia ada garis keturunan, kalau Malaysia sepertinya tidak. Jadi tampak seperti human trafficking,” ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (11/6/2025).
Akmal mendesak FIFA untuk bertindak lebih tegas dalam aturan naturalisasi dan meminta badan sepak bola dunia itu menyelidiki dugaan pelanggaran yang dilakukan Malaysia. “Dokumen harus jelas. Kalau memang ada yang melanggar aturan, bisa dibatalkan status naturalisasi pemain Malaysia,” tegasnya.
Daftar Pemain Malaysia vs Vietnam
Starter
Syihan Hazmi; Matthew Davies, Facundo Garces, Jon Irazabal; Dion Cools, Nooa Laine, Hector Hevel, Lawrence Corbin-Ong; Arif Aiman, Rodrigo Holgado, Joao Figueiredo.
Cadangan
Nadzli Haziq, Gabriel Palmero, Harith Haiqal, Faisal Halim, Stuart Wilkin, Romel Morales, Endrick Dos Santos, Imanol Machuca, Paulo Josue, Shamsul Fazili, Faiz Nazmi, Nazrel Sikh.
Ringkasan
Naturalisasi pemain menjadi strategi populer untuk mendongkrak kualitas tim nasional, dengan Malaysia kini menunjukkan langkah masif dalam implementasinya. Tim Harimau Malaya baru saja menaturalisasi lima pemain anyar, sehingga total ada sembilan pemain naturalisasi di skuad mereka. Dampak dari strategi ini terlihat jelas saat Malaysia berhasil mengalahkan Vietnam 4-0 dalam kualifikasi Piala Asia 2027, mengakhiri rentetan kekalahan selama sebelas tahun atas tim tersebut.
Kemenangan besar ini menarik perhatian media Vietnam yang membandingkan program naturalisasi Malaysia yang tidak bergaris keturunan dengan Indonesia yang menekankan leluhur. Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, menyuarakan kecurigaan atas praktik naturalisasi Malaysia yang dianggap tidak patut, bahkan menyebutnya seperti ‘human trafficking’. Ia mendesak FIFA untuk menyelidiki dugaan pelanggaran aturan naturalisasi ini.