Pengamat sepak bola terkemuka asal Vietnam, Quang Huy, secara tajam menyindir program naturalisasi yang agresif digodok oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).
Tim Nasional Malaysia mendadak menunjukkan kekuatan yang sangat signifikan di kancah sepak bola Asia Tenggara. Buktinya, malam sebelumnya, skuad Harimau Malaya berhasil mempermalukan salah satu raksasa sepak bola ASEAN, yakni Timnas Vietnam. Pertarungan sengit antara dua tim Asia Tenggara ini terjadi dalam lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia pada Selasa (10/6/2025) malam WIB.
Dengan kekuatan yang diperkuat oleh sejumlah pemain naturalisasi anyar seperti Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Joao Figueiredo, dan Imanol Machuca, Harimau Malaya sukses mendulang kemenangan telak. Anak asuh pelatih Peter Cklamovski ini berhasil melumpuhkan The Golden Star Warriors dengan skor mencolok 4-0 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur.
Empat gol tersebut disumbangkan oleh Figueiredo, Holgado, La’Vere Corbing Ong, dan Dion Cools, menegaskan dominasi Malaysia di laga tersebut. Kemenangan gemilang ini sontak mengantar tim Negeri Jiran kokoh di puncak klasemen sementara Grup C dengan raihan 6 poin. Sementara itu, Timnas Vietnam atau Negeri Naga Biru terpaksa puas berada di posisi kedua dengan 3 poin.
Vietnam Hancur Diganyang Malaysia, Pandit Negeri Naga Biru: Timnas Indonesia Juga Kalah kalau Ketemu Harimau Malaya
Raihan tiga poin yang diperoleh oleh skuad Arif Aiman dkk ini tak luput dari sindiran pedas Quang Huy, pandit sepak bola ternama dari Vietnam. Menurut Quang Huy, fenomena program naturalisasi memang telah menjadi sangat masif di era sepak bola modern. Bahkan, ia berpendapat bahwa FIFA seolah tak berdaya membendung gelombang rencana naturalisasi pemain yang dilakukan oleh berbagai negara.
Meski demikian, Quang Huy menekankan bahwa program tersebut sejatinya memiliki aturan yang jelas. Berdasarkan regulasi FIFA, seorang pemain dapat dinaturalisasi jika memiliki garis keturunan dari negara yang dituju, baik dari orang tua maupun kakek-nenek. Jika tidak ada garis keturunan, pemain masih bisa berpindah kewarganegaraan asalkan telah menetap secara berturut-turut setidaknya selama lima tahun di negara tujuan.
“Sejujurnya, FIFA mungkin tidak menyangka naturalisasi akan terjadi secara masif seperti ini,” ujar Quang Huy, seperti dikutip dari Soha. “Kini, bahkan hanya keturunan ketiga dan keempat yang bisa dinaturalisasi,” tambahnya, menyoroti perkembangan yang menurutnya semakin melenceng dari esensi awal.
Laga Kontra Jepang Jadi Pembelajaran, Timnas Indonesia Siap Bangkit di Putaran Keempat
Namun, terlepas dari aturan umum tersebut, Quang Huy secara terang-terangan menunjukkan sikap sinis terhadap program naturalisasi yang dijalankan oleh FAM. Program ini memang telah lama menjadi sorotan tajam dan memicu perdebatan di kalangan penggemar sepak bola Asia Tenggara.
Kecurigaan ini muncul lantaran FAM dituding tidak transparan mengenai asal-usul para pemain naturalisasi baru Harimau Malaya. Bagi sebagian besar penggemar, latar belakang para pemain anyar Negeri Jiran ini dinilai tidak masuk akal, terutama karena mayoritas di antaranya berasal dari Amerika Latin, wilayah yang secara historis sangat minim bersinggungan dengan Malaysia.
Melihat kondisi tersebut, Quang Huy menyatakan keprihatinannya yang mendalam. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa tuduhan-tuduhan mengenai asal-usul yang tidak jelas ini masih belum terbukti secara resmi. Yang pasti, para pemain tersebut telah mendapatkan izin resmi dari FIFA untuk membela Harimau Malaya di kancah internasional.
“Ada kasus yang latar belakangnya tidak jelas,” kata Quang Huy dengan nada khawatir. “Tetapi, mereka cukup dengan mengaku sebagai warga negara Malaysia saja sudah bisa bermain. Situasi ini sangat memprihatinkan,” pungkasnya, mengakhiri kritikannya terhadap praktik naturalisasi yang terjadi di Malaysia.
Dalih Pelatih Thailand usai Ditekuk Tim Peringkat 142 Dunia di Kualifikasi Piala Asia 2027
Ringkasan
Tim Nasional Malaysia berhasil mengalahkan Timnas Vietnam dengan skor telak 4-0 dalam lanjutan Grup F Kualifikasi Piala Dunia pada 10 Juni 2025. Kemenangan ini diraih berkat kekuatan yang diperkuat sejumlah pemain naturalisasi baru, mengantar Harimau Malaya kokoh di puncak klasemen sementara Grup C.
Pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy, mengkritik program naturalisasi agresif Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Ia menyoroti dugaan latar belakang pemain naturalisasi yang tidak transparan, terutama yang berasal dari Amerika Latin, meskipun para pemain tersebut telah mendapatkan izin resmi dari FIFA.