Gauff vs Sabalenka: Final Roland Garros 2025, Siapa Ratu Tanah Liat?

Ade Banteng

jpnn.com – PARIS – Sebuah pertarungan puncak yang sarat sejarah akan tersaji di final grand slam Roland Garros 2025. Petenis putri peringkat satu dunia, Aryna Sabalenka dari Belarusia, siap menghadapi peringkat kedua dunia, Coco Gauff dari Amerika Serikat, di Court Philippe Chatrier, Paris, pada Sabtu (7/6) malam WIB. Duel ini menandai kali pertama final tunggal putri Roland Garros mempertemukan petenis peringkat satu dan dua dunia sejak Serena Williams menundukkan Maria Sharapova pada tahun 2013.

Langkah menuju final bagi kedua petenis elite ini tidaklah mudah. Aryna Sabalenka berhasil menembus final perdananya di Roland Garros setelah melalui laga sengit di semifinal. Ia sukses menaklukkan juara bertahan, Iga Swiatek dari Polandia, dengan skor 7(7)-6(1), 4-6, 6-0, menunjukkan ketangguhan mental dan fisik yang luar biasa.

Di sisi lain, Coco Gauff juga menunjukkan performa dominan sepanjang turnamen ini. Ia melangkah ke final keduanya di Roland Garros (setelah tahun 2022) usai mengalahkan petenis kejutan dari Prancis, Lois Boisson, dengan skor meyakinkan 6-1, 6-2 di babak semifinal. Gauff membuktikan konsistensinya di lapangan tanah liat Paris.

Dengan tiket final di tangan, Gauff kini dihadapkan pada tantangan besar. “Saya akan sangat gugup menghadapi final, salah satunya karena saya akan melawan Aryna (Sabalenka). Itu akan menjadi pertandingan yang sulit,” tutur Gauff, mengakui kekuatan calon lawannya. Terlepas dari rasa gugupnya, Coco Gauff telah mengukir namanya dalam sejarah tenis Amerika Serikat, bergabung dengan legenda seperti Chris Evert, Martina Navratilova, dan Serena Williams, sebagai petenis AS yang berhasil mencapai lebih dari satu final tunggal putri di Roland Garros.

Prestasi Gauff tidak berhenti di situ. Petenis berusia 21 tahun ini juga mencatatkan rekor mengesankan sebagai pemain termuda, sejak dimulainya Madrid Open pada 2009, yang berhasil mencapai tiga final bergengsi di lapangan tanah liat (Madrid, Roma, dan Paris) dalam satu musim yang sama. Pencapaian ini menegaskan dominasinya dan potensi besar Gauff di masa depan.

Meskipun telah meraih serangkaian prestasi mengesankan, Gauff tetap merendah dan fokus pada tujuan berikutnya. “Ya, secara keseluruhan saya sangat bangga. Namun, masih banyak yang harus dilakukan,” ujar Gauff, mengisyaratkan ambisinya untuk terus berkembang dan meraih gelar juara. Duel antara Sabalenka dan Gauff di final Roland Garros 2025 ini dipastikan akan menjadi tontonan yang tak boleh dilewatkan.

Ringkasan

Final grand slam Roland Garros 2025 akan mempertemukan petenis putri peringkat satu dunia Aryna Sabalenka melawan peringkat dua dunia Coco Gauff di Court Philippe Chatrier, Paris, pada Sabtu (7/6) malam WIB. Duel ini menjadi kali pertama final tunggal putri Roland Garros mempertemukan petenis peringkat satu dan dua dunia sejak tahun 2013. Sabalenka melaju ke final perdananya setelah menaklukkan juara bertahan Iga Swiatek, sementara Gauff mencapai final keduanya usai mengalahkan Lois Boisson.

Langkah Coco Gauff ke final ini menegaskan konsistensinya di lapangan tanah liat. Petenis berusia 21 tahun ini juga mencatat rekor sebagai pemain termuda yang mencapai tiga final bergengsi di lapangan tanah liat (Madrid, Roma, dan Paris) dalam satu musim sejak 2009. Gauff menyatakan rasa gugup menghadapi Sabalenka, namun bangga dengan prestasinya sejauh ini dan tetap berfokus pada tujuan selanjutnya.

Baca Juga

Bagikan: