Rancak Media – Simak prediksi 4 hal yang akan terjadi jika pelatih Como 1907, Cesc Fabregas menjadi suksesor Simone Inzaghi di Inter Milan, Davide Frattesi bisa full senyum.
Inter Milan, raksasa runner-up Liga Italia Serie A, tengah berpacu dengan waktu dalam perburuan pelatih baru. Pasca-perpisahan dengan Simone Inzaghi yang memutuskan hijrah ke Arab Saudi menerima pinangan Al-Hilal pada Rabu, 4 Juni 2025, klub berjulukan Nerazzurri ini dituntut segera menemukan pengganti. Manajemen Inter Milan menargetkan pengumuman pelatih baru pada 7 Juni 2025, mengingat skuad Lautaro Martinez dkk akan segera memulai persiapan menuju Piala Dunia Antarklub.
Di tengah kencangnya spekulasi, satu nama santer dikaitkan dengan kursi kepelatihan Inter Milan: Cesc Fabregas. Mantan gelandang legendaris yang kini menukangi Como 1907 ini dinilai memiliki kapabilitas untuk mengambil alih posisi Simone Inzaghi. Keberhasilannya menerapkan gaya permainan modern sepanjang musim 2024/2025 menjadi alasan utama. Meski baru menjalani musim debutnya sebagai pelatih di level tertinggi, Fabregas langsung membuktikan kemampuannya bersaing di Serie A. Di bawah racikannya, Como 1907 berhasil menempati peringkat 10 klasemen akhir, dengan torehan 13 kemenangan dan 10 hasil imbang dari 38 penampilan di Liga Italia Serie A.
Baca juga: 4 Daftar Pelatih Calon Pengganti Simone Inzaghi di Inter Milan, Ada yang Menolak dan cuma Mimpi
Performa apik Cesc Fabregas tersebut layak mendapatkan apresiasi sekaligus tantangan baru, yakni menukangi tim besar sekelas Inter Milan. Sebenarnya, Fabregas sudah masuk radar Inter Milan sejak Februari 2025 silam, sebagai langkah antisipasi jika Nerazzurri kehilangan Simone Inzaghi. Meskipun demikian, belum ada pembicaraan resmi antara Fabregas dan Inter setelah kepergian Inzaghi. Inter perlu terlebih dahulu menunggu lampu hijau dari Como 1907, mengingat Cesc Fabregas masih terikat kontrak hingga 2028. Selain itu, Fabregas telah mendapatkan kepercayaan penuh dari Como 1907 dan keleluasaan dalam kebijakan transfer tim.
Berbagai sumber dari Italia menyebutkan, Direktur Olahraga Inter Milan, Piero Ausilio, saat ini tengah berada di London untuk bertemu Cesc Fabregas. Jika pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan, pelatih asal Spanyol ini berpotensi memulai siklus barunya bersama Nerazzurri. Namun, kedatangan Cesc Fabregas sebagai pelatih utama tentu akan membawa sejumlah konsekuensi signifikan bagi Inter Milan.
Berikut 4 hal yang akan terjadi jika Cesc Fabregas jadi suksesor Simone Inzaghi di Inter Milan
1. Tinggalkan Filosofi 3-5-2 Simone Inzaghi
Sejak musim 2019/2020, Inter Milan memulai fondasi awal dengan formasi tiga bek di bawah asuhan Antonio Conte. Formasi ini menggantikan skema empat bek yang bertahun-tahun dipakai Nerazzurri di masa-masa sulit klub. Dengan formasi tiga bek, Inter Milan berhasil meraih Scudetto perdana setelah kali terakhir didapat pada 2010. Meskipun demikian, formasi 3-5-2 ala Simone Inzaghi-lah yang menjadi filosofi identik Inter Milan hingga kini, bukan Antonio Conte. Di bawah tangan dingin Inzaghi, skema tiga bek Inter Milan menjadi lebih mengalir dan fleksibel, terbukti dengan raihan enam gelar selama empat tahun masa kepelatihannya.
Masuknya Cesc Fabregas sudah dapat dipastikan akan mengubah filosofi 3-5-2 peninggalan Simone Inzaghi. Fabregas cukup asing dengan formasi tiga bek, ia lebih memilih menerapkan skema 4-2-3-1 selama menukangi Como 1907. Pelatih asal Spanyol ini diprediksi juga akan membawa filosofi yang sama ke Inter Milan. Jika ini yang terjadi, skuad Nerazzurri harus kembali mengubah gaya bermain, mengikuti skema yang dibawa Cesc Fabregas. Hanya akan ada dua bek tengah yang mengisi starting XI, sehingga akan terjadi perebutan posisi di antara lima pemain Inter Milan yang memiliki karakter bertahan tinggi. Sementara itu, para winger yang kerap bermain melebar di area tengah, seperti Denzel Dumfries dan Federico Dimarco, akan lebih banyak bertahan mendampingi dua bek sentral.
Baca juga: 4 Kejanggalan Inzaghi Pamit Tinggalkan Inter Milan, Hanya 1 Pemain yang Ucapkan Terimakasih
2. Depak Pemain Veteran
Cesc Fabregas sudah pasti akan mendepak para pemain veteran dari skuad Inter Milan. Ini akan menjadi kabar buruk bagi Francesco Acerbi, Stefan De Vrij, Matteo Darmian, Henrikh Mkhitaryan, dan Hakan Calhanoglu. Pria jebolan La Masia ini akan lebih mengutamakan pemain muda yang lebih energik dan bertenaga untuk menjadi pilar utama timnya. Wajah Inter Milan yang identik dengan pemain berpengalaman dan transfer gratisan kemungkinan besar tidak akan terlihat lagi di bawah kepelatihan Cesc Fabregas. Sebaliknya, allenatore berusia 38 tahun itu akan menuntut transfer pemain yang berusia di bawah 25 tahun. Keberadaan pemain muda bakal memudahkan Cesc Fabregas dalam memulai proyeknya di Inter Milan, sekaligus menghilangkan bayang-bayang Simone Inzaghi.
Baca juga: 5 Dosa Besar Simone Inzaghi di Inter Milan, tak Cuma Kekalahan Telak dari PSG di Final UCL
3. Minta Jaminan Datangkan Pemain Cepat
Fabregas tentu akan menuntut jaminan transfer pemain yang memiliki kecepatan untuk melengkapi lini serangnya. Di Inter Milan saat ini, hampir tidak ada penyerang yang memiliki kecepatan eksplosif untuk membongkar pertahanan lawan. Hanya Marcus Thuram yang masih bisa diandalkan untuk beradu lari dengan bek lawan. Sayangnya, Marcus Thuram saja tidak akan cukup dalam skema Cesc Fabregas. Pelatih Como 1907 ini jelas akan meminta tambahan pemain di lini sayap. Pemain anyar Luis Henrique mungkin akan cocok dan dimaksimalkan untuk menyisir serangan dari sisi lapangan. Setidaknya, satu hingga dua tambahan pemain cepat akan sangat diinginkan Cesc Fabregas untuk lini depan Nerazzurri. Penyerang seperti Jonathan David dan Rasmus Hojlund mungkin akan cocok melengkapi Lautaro Martinez dan Marcus Thuram.
Baca juga: Profil Luis Henrique, Pemain Marseille Calon Pelapis Denzel Dumfries di Inter Milan
4. Davide Frattesi Full Senyum
Satu pemain yang bakal tersenyum lebar dengan kehadiran Cesc Fabregas adalah Davide Frattesi. Gelandang asal Italia itu memang kerap kali mengancam akan meninggalkan klub, lantaran jarang dimainkan oleh Simone Inzaghi. Puncak kemarahannya terjadi seusai final Liga Champions, saat Simone Inzaghi tidak menurunkannya dari bangku cadangan. Namun, kepergian Simone Inzaghi telah sedikit memunculkan harapan bagi Davide Frattesi untuk bertahan di Nerazzurri.
Bersama Cesc Fabregas, Davide Frattesi berpotensi menjadi sosok yang tepat untuk dimanfaatkan di lini depan. Fabregas memang identik dengan formasi 4-2-3-1, tetapi di lapangan ia kerap menerapkan strategi false 9. Di Como 1907, peran tersebut dijalani oleh Nico Paz yang musim ini tampil gacor dengan 6 gol dan 9 assist di Liga Italia Serie A. Frattesi sangat cocok dengan skema tersebut, mengingat ia kerap muncul di kotak penalti lawan secara tiba-tiba. Meski beroperasi sebagai gelandang tengah, Davide Frattesi tak asing membobol gawang jika ditempatkan lebih ke depan. Ketimbang diperankan sebagai supersub, Frattesi akan lebih baik mengambil peran false 9. Pemain berusia 25 tahun itu telah menghasilkan 7 gol dan 2 assist, meskipun jarang dimainkan musim ini. Karakter Davide Frattesi jelas dibutuhkan Cesc Fabregas dalam memperbarui taktiknya di Inter Milan. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Fabregas yang tak membutuhkan tambahan pemain baru untuk mengisi peran false 9.
Baca juga: 4 Kejanggalan Inter Milan saat Dibantai PSG di Liga Champions, Dua Sosok Penuh Sorotan
Berita tentang Liga Italia
(TribunKaltara.com/Cornel Dimas Satrio K)
Ringkasan
Inter Milan tengah mencari pelatih baru setelah Simone Inzaghi pindah ke Al-Hilal, dan Cesc Fabregas, pelatih Como 1907, menjadi kandidat kuat. Fabregas dinilai memiliki kapabilitas berkat keberhasilannya menerapkan gaya permainan modern dan membawa Como 1907 menempati peringkat 10 Serie A di musim debutnya.
Jika Fabregas ditunjuk, Inter Milan diprediksi akan mengalami empat perubahan signifikan. Filosofi 3-5-2 Simone Inzaghi akan diganti dengan skema 4-2-3-1, pemain veteran kemungkinan didepak demi pemain muda di bawah 25 tahun, dan Fabregas akan menuntut jaminan untuk mendatangkan pemain cepat. Selain itu, Davide Frattesi diperkirakan akan sangat diuntungkan dan mendapatkan peran lebih sentral, berpotensi sebagai “false 9”.