Belakangan ini, dunia catur dihebohkan oleh reaksi tak terduga dari Grandmaster (GM) Magnus Carlsen, yang terekam jelas memukul meja setelah menelan kekalahan dari pecatur muda fenomenal, Gukesh Dommaraju. Momen dramatis Carlsen menggebrak meja dengan kepalan tangannya ini terjadi saat ia dikalahkan oleh Gukesh dalam turnamen Norway Chess 2025 pada Minggu, 1 Juni 2025.
Dalam pertandingan klasik yang penuh ketegangan tersebut, Gukesh berhasil memanfaatkan kesalahan Carlsen untuk memastikan kemenangan telak 3-0. Kekecewaan Carlsen yang dipaksa menyerah di hadapan talenta muda ini sontak menarik perhatian luas publik, termasuk para komentator catur dunia. Terkuak, Gukesh memang berhasil mengacaukan strategi Carlsen, membuatnya kebingungan menghadapi taktik permainan yang cemerlang dari sang lawan.
Di sisi lain, Gukesh sendiri sama sekali tak menyangka dapat meraih kemenangan atas idolanya. “99 dari 100 kali, aku akan kalah. Hari yang sangat beruntung!” ungkap Gukesh, seperti dikutip dari CNN pada Senin, 2 Juni 2025. “Kemenangan klasik pertama melawan Magnus, maksudku, bukan seperti yang aku inginkan, tapi oke, aku akan menerimanya,” tambahnya, menunjukkan kerendahan hati yang mengagumkan.
Peristiwa ini kembali memicu pertanyaan, siapakah sebetulnya Gukesh Dommaraju, pecatur muda yang kini menyandang gelar juara dunia catur termuda dalam sejarah ini?
Siapa Gukesh Dommaraju dan bagaimana perjalanan kariernya?
Dilansir dari Chess.com, Gukesh Dommaraju lahir pada 29 Mei 2006 di Chennai, Tamil Nadu, India. Ia adalah pemegang gelar juara catur dunia setelah berhasil menundukkan GM Ding Liren dalam laga puncak Kejuaraan Dunia FIDE pada 12 Desember 2024. Berkat kemenangan gemilang ini, Gukesh resmi menyabet gelar juara dunia termuda sepanjang sejarah, meraihnya di usia 18 tahun 6 bulan. Ia berhasil melampaui rekor legendaris yang sebelumnya dipegang oleh GM Garry Kasparov, yang menjadi juara dunia pada usia 22 tahun 7 bulan di tahun 1985 silam.
Pecatur yang lebih suka dipanggil Gukesh ini mulai menggeluti dunia catur sejak usia 7 tahun. Ia dibesarkan dalam lingkungan yang sangat mendukung bakat caturnya. Perjalanan Gukesh mengenal catur bermula dari sekolahnya, kelompok sekolah Velammal yang memang dikenal sebagai kawah candradimuka bagi banyak pecatur hebat. Ia mendapatkan pelatihan pertamanya dari Bapak Baskhar, yang membimbingnya hingga berhasil meraih rating FIDE hanya dalam kurun waktu enam bulan setelah memulai belajar catur.
Selang dua tahun kemudian, Gukesh mulai mengukir prestasi di kancah internasional di bawah bimbingan Bapak Vijayanand. Saat memenangkan Kejuaraan Catur Sekolah Asia 2015 untuk kategori U-9, ia dianugerahi gelar Candidate Master (CM). Pada tahun 2018, dominasinya semakin terlihat jelas saat ia berhasil menyapu bersih lima medali emas di Kejuaraan Catur Remaja Asia dan memenangkan Kejuaraan Dunia Remaja kategori U-12. Ketika usianya menginjak 11 tahun, Gukesh mulai secara serius mengejar gelar International Master (IM). Setelah memenuhi semua persyaratan antara tahun 2017 hingga Maret 2018, ia resmi dianugerahi gelar IM saat berusia 11 tahun 9 bulan 9 hari.
Apakah Gukesh GM termuda di dunia?
Segera setelah menyandang gelar IM, Gukesh langsung mengarahkan ambisinya pada gelar GM. Dalam perjalanannya, ia berhasil mendapatkan norma GM pertamanya di ajang Bangkok Open pada tahun 2018. Bahkan, ia sempat mencuri perhatian dengan mengalahkan GM Nigel Short karena Short lupa menekan jam saat pertandingan berlangsung. Gukesh berhasil mendapatkan norma kedua ketika mengikuti Turnamen Orbis 2 GM. Namun sayang, ia harus menelan kekecewaan karena gagal meraih norma ketiga di Sunway Sitges 2018, kehilangan kesempatan menjadi GM termuda hanya dengan selisih setengah poin saja.
Meskipun demikian, Gukesh resmi meraih gelar Grandmaster pada usia 12 tahun 7 bulan 17 hari, tepatnya pada 15 Januari 2019. Gelar ini membuktikan ketekunan dan kerja kerasnya yang luar biasa. Saat mengejar gelar GM, Gukesh tercatat telah berpartisipasi dalam sebanyak 30 turnamen yang tersebar di 13 negara. Selama 16 bulan yang intens, ia total mengikuti 276 pertandingan, sebuah rekor yang menunjukkan dedikasinya pada catur.
Bagaimana perjalanannya dalam meraih gelar kejuaraan dunia?
Sejak meraih gelar GM, Gukesh terus mengukir prestasi gemilang dalam kariernya dengan menjuarai berbagai turnamen penting. Puncaknya terjadi pada tahun 2024, ketika Gukesh berhasil menantang dan mengalahkan GM Ding Liren dalam kejuaraan dunia yang sangat dinantikan.
Pertandingan puncak untuk memperebutkan gelar dunia tersebut berlangsung antara 25 November 2024 hingga 12 Desember 2024. Meski sempat kalah di game pertama, Gukesh menunjukkan ketahanan mentalnya dengan membalas di game ketiga. Pertarungan berlangsung sengit, dengan Ding berhasil menyamakan skor pada game ke-12. Namun, di game ke-14 yang krusial, Ding melakukan kesalahan fatal pada langkah ke-55. Tiga langkah berikutnya, Gukesh dengan dingin mengeksploitasi celah tersebut, mengalahkan Ding, dan secara resmi dinobatkan sebagai Juara Dunia Catur, mengukir namanya dalam sejarah sebagai yang termuda.
Ringkasan
Gukesh Dommaraju menghebohkan dunia catur dengan mengalahkan GM Magnus Carlsen 3-0 di Norway Chess 2025, memicu reaksi emosional dari Carlsen. Peristiwa ini kembali menyoroti Gukesh yang baru saja dinobatkan sebagai juara dunia catur termuda dalam sejarah. Ia meraih gelar tersebut di usia 18 tahun 6 bulan, melampaui rekor legendaris Garry Kasparov.
Lahir pada 29 Mei 2006 di Chennai, India, Gukesh mulai menggeluti catur sejak usia 7 tahun. Setelah menjadi Grandmaster di usia 12 tahun, ia terus menorehkan prestasi hingga puncaknya mengalahkan GM Ding Liren pada 12 Desember 2024 dalam Kejuaraan Dunia FIDE. Kemenangan ini secara resmi menobatkan dirinya sebagai juara dunia catur termuda.