Rancak Media JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melancarkan serangan verbal gencar terhadap Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell, menyusul keputusan bank sentral untuk menahan suku bunga acuan.
“Jerome ‘Terlalu Lambat’ Powell melakukannya lagi! Dia terlalu lambat, bahkan terlalu marah, terlalu bodoh, dan terlalu politik untuk memegang jabatan Ketua The Fed,” tegas Trump melalui platform media sosial pribadinya, Kamis (31/7/2025), sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
Kritik Trump tidak hanya menargetkan keputusan The Fed yang kembali menolak memangkas suku bunga, tetapi juga menyoroti secara tajam proyek renovasi gedung The Fed yang menurutnya diwarnai pembengkakan biaya signifikan. Ini menjadi amunisi baru bagi Trump dalam menekan Powell, selain kebijakan suku bunga.
Menariknya, kecaman keras ini dilontarkan hanya sepekan setelah Trump melakukan kunjungan langsung ke lokasi proyek renovasi tersebut, di mana ia sempat meremehkan kekhawatiran terkait anggaran yang melonjak.
“Dia merugikan negara kita triliunan dolar, dan renovasi ini adalah salah satu yang paling tidak kompeten atau paling korup dalam sejarah konstruksi!” seru Trump. “Singkatnya, ‘Terlalu Lambat’ adalah pecundang total dan negara kita menanggung akibatnya!” tambahnya dengan nada geram.
Pernyataan pedas Trump ini muncul setelah The Fed, pada Rabu (30/7/2025), memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini disertai dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS, sebuah indikasi bahwa bank sentral mulai mempertimbangkan ruang untuk penurunan biaya pinjaman dalam waktu dekat.
Komentar Trump ini kontras dengan sikapnya dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya, ia tampak melunak terhadap Powell setelah kunjungan langka ke kantor pusat The Fed, di mana mereka meninjau proyek renovasi bersama.
Selama ini, Trump memang dikenal gigih menyerang Powell terkait kebijakan suku bunga The Fed. Namun, kini proyek renovasi gedung The Fed telah menjadi senjata tambahan bagi Trump dan sekutunya untuk meningkatkan tekanan terhadap Powell.
Pada kunjungan pekan lalu, Trump bahkan sempat menyatakan kepada wartawan bahwa tidak ada ketegangan yang dirasakannya antara dirinya dan Powell selama peninjauan proyek tersebut. Meskipun ia mengkritik renovasi, Trump menegaskan bahwa hal itu bukanlah alasan untuk memecat sang Gubernur. Baginya, prioritas utama tetaplah pemangkasan suku bunga.
Dalam salah satu momen selama kunjungan, Trump bahkan sempat melontarkan candaan kepada Powell. “Saya ingin dia menurunkan suku bunga. Selain itu, apa lagi yang bisa saya katakan?” ujarnya, sambil secara tersirat berharap Powell akan mengambil langkah yang tepat.
Kunjungan ke The Fed itu sendiri mengakhiri pekan yang penuh ketegangan, di mana Trump setiap hari tanpa henti melontarkan sindiran terhadap kebijakan suku bunga The Fed serta penanganan proyek renovasi oleh Powell.
Beberapa pekan sebelum kunjungan tersebut, Trump sempat melontarkan pertanyaan kepada sejumlah anggota parlemen mengenai kemungkinan memecat Powell. Namun, pada akhirnya ia menyatakan tidak berniat melakukannya dan memilih untuk menunggu masa jabatan Powell berakhir pada Mei mendatang.
Menanggapi situasi tersebut, Powell pada Rabu (30/7/2025) menyatakan bahwa The Fed berada dalam posisi yang “cukup baik” untuk saat ini, meskipun masih ada ketidakpastian signifikan terkait dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump.
Ringkasan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump melancarkan serangan verbal sengit terhadap Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell setelah keputusan bank sentral untuk menahan suku bunga acuan. Trump menuding Powell “terlalu lambat”, “terlalu bodoh”, dan “pecundang total”, juga menyoroti pembengkakan biaya signifikan dalam proyek renovasi gedung The Fed. Ia menyatakan Powell telah merugikan negara triliunan dolar dan menyebut renovasi itu tidak kompeten atau korup.
Kecaman keras ini muncul tak lama setelah Trump melakukan kunjungan ke kantor pusat The Fed, di mana ia sempat melunak dan bercanda dengan Powell. Meskipun demikian, Trump tetap menjadikan pemangkasan suku bunga sebagai prioritas utamanya dalam menekan Powell. Menanggapi situasi tersebut, Powell menyatakan The Fed berada dalam posisi yang “cukup baik”, meskipun ada ketidakpastian dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang diberlakukan Trump.