DPR Kritik BUMN: Macan Ompong? Ini Alasan & Faktanya!

Ade Banteng

Rancak Media – , Jakarta – Peran Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi sorotan tajam, menyusul kekhawatiran anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, terhadap pengaruh Badan Pengelola Investasi (BPI Danantara). Mufti menilai, kehadiran Danantara seolah membuat Kementerian BUMN kehilangan taring, padahal Erick Thohir dikenal memiliki rekam jejak yang positif selama memimpin kementerian tersebut dalam lima tahun terakhir.

Kekhawatiran itu disampaikan Mufti saat Rapat Kerja Komisi VI bersama Kementerian BUMN di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 8 Juli 2025. Menurut politikus PDI Perjuangan ini, BPI Danantara kini terlihat semakin dominan dan banyak mengintervensi urusan internal perusahaan serta anak perusahaan BUMN. “Peran strategis Kementerian BUMN kami lihat semakin dikendalikan oleh Danantara. Kementerian BUMN jadi seperti macan ompong,” tegas Mufti.

Mufti melanjutkan, sejumlah wewenang yang sebelumnya berada di bawah kendali Kementerian BUMN, kini beralih ke BPI Danantara. Salah satu contoh yang disoroti adalah instruksi Danantara untuk menunda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di berbagai perusahaan pelat merah. “Sebenarnya, Pak Menteri (Erick Thohir) ini, sejujurnya masih ada fungsinya tidak sih, Pak? Kalau semua peranan dialihkan ke Danantara, kenapa tidak menterinya saja sekalian diganti dengan menteri Danantara,” tukas Mufti dengan nada bertanya.

Merespons pernyataan yang menohok tersebut, Erick Thohir memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa Kementerian BUMN dan BPI Danantara memiliki hubungan yang sinergis dan saling mendukung dalam upaya memajukan perekonomian Indonesia. Erick Thohir menjelaskan, Kementerian BUMN berperan sebagai regulator dan pengawas, sementara Danantara berfokus pada fungsi operasional dan investasi.

Lebih lanjut, untuk memastikan fungsi pemantauan dan pengawasan tetap berjalan optimal, Erick Thohir mengungkapkan bahwa ia bahkan mendapatkan ruangan khusus di kantor baru BPI Danantara. “Kami bersama Danantara sangat saling mendukung. Insyaallah seminggu sekali minimum saya akan berada di sana (kantor Danantara) untuk mendapatkan laporan kinerja atau supporting system,” ujarnya dalam rapat kerja tersebut.

Erick Thohir juga menyampaikan kepercayaannya terhadap jajaran pengurus Danantara yang dinilainya berasal dari individu-individu terbaik dalam mengelola badan investasi tersebut. Ia menjamin bahwa peran Kementerian BUMN sebagai pengawas BPI Danantara tidak akan mengendur demi menjaga kelangsungan investasi yang merupakan “tabungan Indonesia di masa depan.”

Pilihan Editor: Buat Apa Danantara Menyuntik Modal Garuda Indonesia

Ringkasan

Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, mengkhawatirkan peran Kementerian BUMN di bawah Erick Thohir semakin terkikis oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Mufti menilai Danantara terlalu dominan dan mengintervensi urusan internal BUMN, bahkan menunda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Kondisi ini membuat Kementerian BUMN seperti “macan ompong”, mempertanyakan fungsi Menteri BUMN.

Menanggapi kritik tersebut, Erick Thohir menegaskan hubungan Kementerian BUMN dan Danantara bersifat sinergis, dengan kementerian sebagai regulator dan pengawas, sementara Danantara fokus pada operasional dan investasi. Untuk memastikan fungsi pengawasan tetap optimal, Erick bahkan mendapatkan ruangan khusus di kantor Danantara dan berencana kunjungan mingguan. Ia menjamin peran Kementerian BUMN sebagai pengawas Danantara tidak akan mengendur demi menjaga kelangsungan investasi.

Baca Juga

Bagikan:

Tags

https://kepware.oice-automation.com/ https://shlink.upr.ac.id/ https://ppid.pemalangkab.go.id/ https://informatika.usk.ac.id/ https://dprd.bandungkab.go.id/ https://bphtb.kuningankab.go.id/ https://pmb.akamigaspalembang.ac.id/ https://lppm.upr.ac.id/ https://cas.usk.ac.id/ https://ppidrsud.pemalangkab.go.id/