Atasi Jet Lag & Penyakit Lain: Tips Sehat di Pesawat!

Ade Banteng

Perjalanan udara menawarkan kecepatan dan efisiensi luar biasa untuk mencapai destinasi jauh. Namun, menghabiskan waktu berjam-jam di ketinggian ribuan meter bukanlah tanpa dampak signifikan bagi tubuh. Dari fluktuasi tekanan udara, rendahnya kelembapan kabin, posisi duduk statis yang berkepanjangan, hingga perbedaan zona waktu, semua dapat memicu beragam gangguan kesehatan saat penerbangan. Meskipun sebagian gangguan ini terkesan ringan, dampaknya bisa sangat mengganggu kenyamanan dan bahkan berpotensi serius jika tidak diantisipasi dengan tepat.

Untuk memastikan perjalanan udara Anda tetap nyaman dan sehat, penting untuk mengenali berbagai gangguan tubuh yang paling umum terjadi. Artikel ini akan mengulasnya secara mendalam, lengkap dengan tips efektif untuk mencegah serta mengatasinya.

Jet Lag: Ketika Jam Tubuh Tidak Sinkron

Jet lag, atau sindrom perbedaan zona waktu, adalah gangguan ritme sirkadian yang diakibatkan oleh perubahan zona waktu yang drastis antara lokasi keberangkatan dan tujuan. Gejala yang sering muncul meliputi kelelahan luar biasa, insomnia, kesulitan berkonsentrasi, sakit kepala, bahkan perubahan suasana hati yang signifikan.

Untuk meminimalkan jet lag, mulailah menyesuaikan jadwal tidur Anda beberapa hari sebelum bepergian, mengikuti zona waktu destinasi. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang berkualitas sebelum penerbangan. Hindari minuman beralkohol dan berkafein, terutama menjelang malam, karena dapat mengganggu kualitas tidur. Setibanya di tujuan, segeralah terpapar sinar matahari alami untuk membantu tubuh beradaptasi. Usahakan untuk tidak tidur siang terlalu lama pada hari pertama agar jam biologis tubuh Anda dapat segera sinkron.

Dehidrasi: Ancaman Tak Terasa dari Udara Kering Kabin

Salah satu penyebab umum ketidaknyamanan adalah rendahnya kelembapan udara di kabin pesawat, yang hanya berkisar 10 hingga 20 persen. Kondisi ekstrem ini membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat tanpa disadari. Tanda-tanda dehidrasi selama penerbangan meliputi mulut kering, sakit kepala, kulit pecah-pecah, serta kelelahan yang berlebihan.

Pencegahan dehidrasi sangat krusial: pastikan untuk minum air putih secara teratur, baik sebelum maupun sepanjang perjalanan. Jauhi minuman berkafein atau beralkohol karena sifat diuretiknya justru mempercepat pengeluaran cairan. Gunakan pelembap kulit dan lip balm untuk melindungi kulit dari kekeringan, dan selalu siapkan botol minum kosong yang dapat diisi ulang setelah melewati pemeriksaan keamanan bandara.

Barotrauma Telinga: Rasa Nyeri Akibat Perubahan Tekanan

Perubahan tekanan udara yang mendadak saat pesawat lepas landas dan mendarat dapat menyebabkan barotrauma telinga. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan tekanan antara bagian dalam dan luar telinga tengah. Gejala umumnya mencakup telinga terasa penuh, nyeri, berdenging, bahkan penurunan pendengaran sementara.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, cobalah menguap, menelan, atau mengunyah permen karet saat pesawat naik dan turun. Jika telinga terasa tersumbat, Anda bisa melakukan teknik Valsalva, yaitu dengan menutup hidung dan mulut, lalu hembuskan napas perlahan untuk membantu menyeimbangkan tekanan.

Mabuk Udara: Ketidakseimbangan Sensorik yang Mengganggu

Mabuk udara atau motion sickness adalah kondisi yang dipicu oleh ketidaksesuaian antara sinyal visual dan gerakan yang dirasakan tubuh. Gejalanya meliputi mual, pusing, muntah, dan keringat dingin yang mengganggu.

Untuk meminimalkan risiko, pilihlah kursi yang berada di dekat sayap atau jendela, karena area tersebut cenderung lebih stabil terhadap guncangan. Melihat ke luar jendela juga dapat membantu tubuh menyinkronkan persepsi gerakan. Hindari membaca atau menatap layar gawai secara intens dalam waktu lama. Jika Anda memiliki riwayat mabuk udara parah, pertimbangkan untuk mengonsumsi obat anti-mabuk sesuai anjuran dokter sebelum terbang.

Deep Vein Thrombosis (DVT): Risiko Serius Akibat Duduk Terlalu Lama

DVT adalah kondisi serius di mana terjadi pembekuan darah di pembuluh vena dalam, umumnya di kaki, akibat kurangnya pergerakan. Kondisi ini dapat sangat berbahaya jika bekuan darah tersebut bergerak ke paru-paru dan menyebabkan emboli paru yang mengancam jiwa.

Pencegahan DVT sangat penting: lakukan peregangan dan gerakan kaki secara berkala selama penerbangan, serta berjalan-jalan kecil di lorong pesawat setiap beberapa jam. Hindari duduk bersila atau mengenakan pakaian yang terlalu ketat. Minumlah air putih yang cukup dan hindari alkohol. Bagi penumpang dengan risiko tinggi, penggunaan stoking kompresi medis sangat dianjurkan.

Gangguan Pencernaan: Perut Kembung dan Gas Berlebihan

Tekanan udara yang rendah di kabin pesawat menyebabkan gas dalam saluran pencernaan mengembang, yang seringkali memicu perut kembung, rasa tidak nyaman, dan sering buang gas.

Untuk mengatasi masalah ini, hindari makanan atau minuman yang cenderung menghasilkan gas seperti minuman bersoda, kacang-kacangan, atau makanan berlemak tinggi sebelum dan selama penerbangan. Konsumsilah makanan dalam porsi kecil dan kunyah perlahan untuk membantu proses pencernaan.

Kulit dan Mata Kering: Dampak Langsung Udara Kering Kabin

Udara yang sangat kering di kabin juga secara langsung memengaruhi kelembapan kulit dan mata. Kulit bisa terasa kencang, bersisik, atau bahkan gatal. Mata pun menjadi kering dan mudah iritasi, terutama jika Anda menggunakan lensa kontak.

Gunakan pelembap kulit secara berkala untuk menjaga hidrasi kulit, dan hindari penggunaan lensa kontak jika memungkinkan. Selalu bawa tetes mata untuk menjaga kelembapan mata selama penerbangan, serta pastikan asupan cairan tubuh tetap terjaga optimal.

Suhu Dingin Kabin: Ancaman Tak Terduga dari AC

Banyak penumpang kerap merasa kedinginan selama penerbangan meskipun di luar sedang musim panas. Suhu kabin yang diatur ketat oleh sistem pendingin bisa membuat tubuh menggigil, terutama saat penerbangan malam.

Untuk mengantisipasinya, kenakan pakaian berlapis yang mudah ditambah atau dilepas sesuai kebutuhan. Bawa jaket ringan, syal, dan kaus kaki tebal untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat. Selimut pribadi juga bisa menjadi pilihan jika Anda merasa kurang nyaman dengan selimut yang disediakan maskapai.

Penurunan Sistem Imun: Tubuh Lebih Rentan Terinfeksi

Stres perjalanan, kurang tidur, serta paparan lingkungan tertutup seperti kabin pesawat, dapat menurunkan sistem imun tubuh. Hal ini membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk flu dan infeksi saluran pernapasan.

Langkah preventif yang dapat dilakukan meliputi menjaga pola makan bergizi, mendapatkan tidur yang cukup sebelum terbang, dan mengonsumsi suplemen vitamin jika diperlukan. Cuci tangan secara rutin, hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dibersihkan, dan pertimbangkan menggunakan masker jika Anda berada dalam penerbangan panjang atau situasi ramai.

Selain mengantisipasi gangguan tubuh di atas, beberapa kebiasaan sederhana berikut dapat sangat meningkatkan kenyamanan dan kesehatan perjalanan udara Anda. Gunakan pakaian yang longgar agar sirkulasi darah tetap lancar. Hindari meletakkan barang di bawah kursi agar ruang kaki bebas untuk peregangan. Lakukan gerakan kecil seperti mengangkat tumit atau memutar pergelangan kaki setiap jam. Dan yang tidak kalah penting, pastikan tubuh dalam kondisi bugar sebelum dan sesudah terbang.

Naik pesawat bukan sekadar berpindah tempat, melainkan juga tantangan bagi tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan unik di ketinggian. Gangguan kesehatan saat penerbangan sebenarnya bisa dicegah dan dikendalikan jika kita memahami penyebab dan langkah antisipatifnya. Persiapan yang matang, pola hidup sehat, dan kesadaran akan perubahan tubuh selama terbang menjadi kunci utama untuk menjaga kondisi tetap prima.

Dengan pemahaman yang tepat dan strategi penanganan yang matang, Anda tidak hanya akan menikmati perjalanan udara yang nyaman, tetapi juga tiba di tujuan dengan kondisi tubuh yang prima dan segar.

Ringkasan

Perjalanan udara dapat memicu berbagai gangguan kesehatan seperti jet lag, dehidrasi, barotrauma telinga, mabuk udara, DVT, dan masalah pencernaan. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi tekanan udara, kelembapan rendah di kabin, serta posisi duduk statis yang berkepanjangan.

Untuk mengatasinya, penting untuk menyesuaikan jadwal tidur, minum air putih secara teratur, serta menghindari minuman beralkohol dan berkafein. Lakukan peregangan, gerak kaki berkala, gunakan pelembap kulit dan mata, serta kenakan pakaian berlapis agar tetap nyaman dan sehat selama penerbangan.

Baca Juga

Bagikan:

https://kepware.oice-automation.com/ https://shlink.upr.ac.id/ https://ppid.pemalangkab.go.id/ https://informatika.usk.ac.id/ https://dprd.bandungkab.go.id/ https://bphtb.kuningankab.go.id/ https://pmb.akamigaspalembang.ac.id/ https://lppm.upr.ac.id/ https://cas.usk.ac.id/ https://ppidrsud.pemalangkab.go.id/