Advertisement

Astra Topang LQ45, JP Morgan Ungkap Saham Potensi & Beban IHSG

Nautonk

Advertisement

JAKARTA — Indeks LQ45 menunjukkan ketahanan dengan penguatan tipis pada periode perdagangan 19–22 Agustus 2025. Kinerja positif ini terutama ditopang oleh agresivitas saham-saham Grup Astra, meskipun laju kenaikannya tertahan oleh koreksi sejumlah saham berkapitalisasi besar dari sektor perbankan dan telekomunikasi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis Sabtu (23/8/2025), indeks saham unggulan LQ45 membukukan kenaikan 0,14% dan ditutup pada level 822,21. Katalis utama penguatan ini berasal dari performa gemilang saham-saham Grup Astra. PT Astra International Tbk. (ASII) melesat 13,43% sepanjang pekan, menyumbang 5,88 poin signifikan bagi LQ45. Tak kalah impresif, PT United Tractors Tbk. (UNTR) turut menguat 7,5%, menambah 1,13 poin pada indeks.

Dukungan tambahan bagi LQ45 juga datang dari PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dengan kontribusi 0,69 poin, serta lonjakan drastis saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) sebesar 28,21% yang menyumbang 0,36 poin. Di segmen konsumer ritel, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) menguat 1,77% dengan tambahan 0,34 poin, disusul oleh kinerja positif dari PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR).

Advertisement

Namun, tak semua saham bergerak positif. Sejumlah saham berkapitalisasi besar justru menjadi beban bagi indeks LQ45. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terkoreksi 2,87%, mengurangi 3,52 poin dari indeks. Serupa, saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tertekan 2,11% dan memangkas 1,57 poin, sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah tipis 0,49% dengan dampak negatif 0,62 poin. Saham-saham defensif seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), serta PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) juga membukukan koreksi minor, menambah tekanan pada indeks unggulan ini.

Fenomena berbeda terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru terkoreksi 0,50% sepanjang pekan, menutup perdagangan di level 7.858,85 setelah sebelumnya 7.898,37. Penurunan ini turut diiringi oleh penyusutan rata-rata nilai transaksi harian menjadi Rp17,92 triliun, menyebabkan kapitalisasi pasar BEI tergerus 0,81% secara mingguan menjadi Rp14.131 triliun. Menanggapi dinamika pasar ini, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kautsar Primadi Nurahmad, menyoroti adanya paradoks: meskipun nilai transaksi menurun, volume perdagangan justru menunjukkan pertumbuhan. “Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini sebesar 10% menjadi 39,47 miliar lembar saham dari 35,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” jelas Kautsar.

Advertisement

LAJU KENAIKAN SAHAM ASTRA
Menilik lebih jauh, performa impresif saham-saham Grup Astra menjadi sorotan utama di bursa. Kenaikan signifikan yang mereka torehkan pada perdagangan akhir pekan lalu tak lepas dari antisipasi investor terhadap rencana strategis perseroan yang berpotensi kuat untuk mengerek imbal hasil bagi pemegang saham.

Selain ASII dan UNTR yang telah disebutkan, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) juga mencatatkan kenaikan impresif 6,96% ke level Rp2.460. Angka ini mencerminkan performa cemerlang sepanjang bulan dengan kenaikan 14,95% dan pertumbuhan 6,96% sejak awal tahun (year-to-date/YtD). Saham-saham Grup Astra lainnya, seperti PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dan PT Astra Graphia Tbk. (ASGR), turut membukukan capaian positif.

Sentimen positif terhadap Grup Astra diperkuat oleh pandangan JP Morgan dalam riset terbarunya. Mereka menilai, pengumuman “strategic review” Astra membuka potensi besar bagi peningkatan imbal hasil pemegang saham. Tim Riset JP Morgan, seperti dikutip Bisnis pada Jumat (22/8/2025), menyatakan, “Kami melihat Astra akan meningkatkan praktik alokasi modalnya yang pada akhirnya akan menghasilkan rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi.” Proyeksi JP Morgan mengindikasikan rasio tebaran dividen ASII berpotensi naik menjadi 65% pada tahun 2026, signifikan dibandingkan 50% pada periode sebelumnya. Selain itu, Astra diperkirakan mampu menghasilkan free cash flow (FCF) tahunan mencapai Rp25 triliun – Rp30 triliun pada rentang 2025–2027, mencerminkan 86%–95% dari laba bersih – sebuah batas teoritis untuk pembayaran dividen Astra. Kombinasi katalis ini mendorong JP Morgan untuk mempertahankan peringkat overweight pada saham ASII, dengan target harga optimis di level Rp6.250 per lembar. “Kami terus menilai Astra berdasarkan imbal hasil dividen karena kami yakin bahwa bisnis inti Astra adalah ex-growth, dan investor semakin memandang Astra dari perspektif imbal hasil,” pungkas Tim Riset JP Morgan.

Pandangan ini senada dengan penjelasan Edi Chandren, Investment Analyst Lead Stockbit. Edi menguraikan bahwa melalui strategic review, Astra berupaya mengintegrasikan pertimbangan kinerja saham untuk mencapai imbal hasil optimal bagi para pemegang saham. “Selama ini perseroan [ASII] cenderung fokus pada kinerja fundamental atau pertumbuhan bisnis dan pembagian dividen,” kata Edi dalam risetnya, menyoroti pergeseran fokus strategi perusahaan.

_______________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Indeks LQ45 menguat tipis 0,14% pada periode 19-22 Agustus 2025, ditopang signifikan oleh performa saham Grup Astra seperti PT Astra International Tbk. (ASII) yang melesat 13,43% dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) menguat 7,5%. Kenaikan LQ45 tertahan oleh koreksi saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) (-2,87%) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) (-2,11%). Berbeda dengan LQ45, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terkoreksi 0,50% sepanjang pekan tersebut, meskipun volume transaksi harian Bursa Efek Indonesia meningkat.

Kinerja positif Grup Astra menjadi sorotan utama, didorong antisipasi investor terhadap potensi peningkatan imbal hasil pemegang saham dari tinjauan strategis perseroan. JP Morgan mempertahankan peringkat overweight pada saham ASII dengan target harga Rp6.250, memproyeksikan rasio pembayaran dividen ASII dapat naik menjadi 65% pada 2026. Proyeksi ini didasarkan pada perkiraan free cash flow tahunan Astra sebesar Rp25-30 triliun, yang mendukung alokasi modal lebih baik dan potensi peningkatan dividen.

Advertisement

Baca Juga

Uh-oh! It looks like you're using an ad blocker.

Our website relies on ads to provide free content and sustain our operations. By turning off your ad blocker, you help support us and ensure we can continue offering valuable content without any cost to you.

We truly appreciate your understanding and support. Thank you for considering disabling your ad blocker for this website

SLOT GACOR KENTANGBET kentangbet obctop https://tweetphoto.com/ pisangbet https://filmsacrossborders.org/ https://linklist.bio/kentangbet/