KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), salah satu raksasa di industri pakan ternak dan peternakan unggas, telah menuntaskan sebuah langkah strategis melalui anak usahanya, PT Charoen Pokphand Jaya Farm. Perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh CPIN ini berhasil mengakuisisi sejumlah fasilitas pembibitan unggas dari PT Satwa Utama Raya.
Akuisisi ini menarik perhatian mengingat PT Satwa Utama Raya juga merupakan entitas anak CPIN yang 99,99% sahamnya dimiliki secara tidak langsung. Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan pada Senin (18/8), Presiden Direktur CPIN, Tjiu Thomas Effendy, membenarkan bahwa proses pembelian fasilitas pembibitan unggas tersebut telah rampung pada 15 Agustus. Langkah ini menandai upaya konsolidasi dan optimalisasi aset dalam ekosistem bisnis CPIN untuk memperkuat rantai pasok dan kapasitas produksi mereka di sektor unggas.
Charoen Pokphand Raih Kinerja Apik pada Semester I-2025, Cek Rekomendasi Sahamnya
Secara rinci, aset-aset yang diakuisisi mencakup beragam lokasi strategis di Jawa Timur dan Sulawesi Utara, dengan total nilai transaksi yang signifikan. Di wilayah Jombang, Jawa Timur, PT Charoen Pokphand Jaya Farm mengakuisisi beberapa bidang tanah beserta bangunan dan peralatannya. Ini meliputi tanah seluas 133.833 meter persegi (m2) di Desa Balongsari senilai Rp 48,43 miliar, serta dua bidang tanah lain di desa yang sama seluas 3.333 m2 dan 11.450 m2 dengan nilai masing-masing Rp 6,39 miliar dan Rp 3,43 miliar, dilengkapi mesin dan peralatan senilai Rp 15,74 miliar. Selain itu, di Desa Genukwatu, Ngoro, Jombang, tanah seluas 148.040 m2 berikut bangunan serta mesin dan peralatan senilai total Rp 47,60 miliar juga menjadi bagian dari akuisisi ini.
Perluasan fasilitas juga terjadi di Pasuruan, Jawa Timur, dengan fokus pada penguatan kapasitas di Desa Bakalan dan Winong. Di Desa Bakalan, Purwosari, CPIN mengakuisisi tanah seluas 85.040 m2 dengan bangunan senilai Rp 89,73 miliar, serta tanah seluas 7.735 m2 dengan bangunan senilai Rp 7,73 miliar. Penambahan signifikan lainnya di Desa Bakalan mencakup tanah seluas 72.460 m2 dengan bangunan senilai Rp 77,15 miliar dan mesin serta peralatan senilai Rp 12 miliar. Sementara itu, di Desa Winong, Gempol, Pasuruan, tanah seluas 104.000 m2 berikut mesin dan peralatan senilai total Rp 115,92 miliar turut diakuisisi.
Tidak hanya di Pulau Jawa, jejak ekspansi CPIN juga merambah ke timur Indonesia. Di Desa Sukur, Airmadidi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, akuisisi meliputi tanah seluas 18.090 m2 senilai Rp 5,92 miliar, ditambah dengan mesin dan peralatan senilai Rp 892,46 juta. Rangkaian akuisisi aset fasilitas pembibitan unggas ini menunjukkan komitmen CPIN untuk terus memperkuat fondasi operasionalnya, memastikan keberlanjutan pasokan bibit unggas berkualitas, dan mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri peternakan Indonesia.
Ringkasan
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) melalui anak usahanya, PT Charoen Pokphand Jaya Farm, telah menuntaskan akuisisi fasilitas pembibitan unggas. Aset-aset tersebut dibeli dari PT Satwa Utama Raya, yang juga merupakan entitas anak CPIN. Akuisisi ini rampung pada 15 Agustus dan bertujuan mengonsolidasi serta mengoptimalkan aset dalam ekosistem bisnis CPIN.
Fasilitas yang diakuisisi mencakup beragam lokasi strategis di Jawa Timur, meliputi Jombang dan Pasuruan, serta di Sulawesi Utara. Aset-aset tersebut terdiri dari bidang tanah, bangunan, dan peralatan penting untuk pembibitan unggas. Langkah ini menegaskan komitmen CPIN untuk memperkuat rantai pasok dan kapasitas produksi di industri peternakan.
