KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) semakin memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam industri waste to energy (WTE) di Indonesia. Keberhasilan ini ditandai dengan kemenangan proyek pengolahan sampah di Tangerang Selatan dan proyek Integrated TPA Facilities (ITF) di Jakarta Barat, sebagaimana diungkapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan. Kedua proyek strategis ini diproyeksikan mampu mengelola sampah hingga 3.100 ton setiap harinya, menegaskan komitmen OASA terhadap solusi energi terbarukan.
Untuk merealisasikan ekspansi di sektor industri hijau dan energi terbarukan ini, OASA, melalui anak usahanya PT Indoplas Energi Hijau, berencana membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Cipeucang, Tangerang Selatan. Proyek ambisius ini akan diwujudkan bersama mitra teknologi terkemuka dari Tiongkok, China Tianying Inc. Direktur Utama & CEO OASA, Bobby Gafur Umar, menegaskan bahwa industri pengolahan sampah menjadi energi telah menjadi fokus bisnis utama perusahaan sejak awal berdirinya, dan ia sangat optimis akan pertumbuhan pesat sektor ini di masa depan.
Optimisme OASA selaras dengan proyeksi pertumbuhan sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, yang diperkirakan akan terus menguat dalam empat hingga lima tahun mendatang. Hal ini didukung oleh rencana pemerintah yang memprioritaskan penambahan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan. Bobby menjelaskan, dalam draf Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, target penambahan kapasitas pembangkit listrik mencapai 69,5 GW, dengan komposisi EBT sebanyak 42,6 GW dan penyimpanan energi sebesar 10,3 GW. Target ambisius ini mencerminkan tekad pemerintah untuk mempercepat transformasi bauran energi, di mana 76% kapasitas akan berasal dari EBT. Lebih lanjut, Bobby juga menyoroti arus investasi global dalam energi bersih yang semakin seimbang dengan energi fosil, menciptakan iklim pendanaan yang lebih kondusif bagi proyek-proyek energi hijau di Indonesia.
Melanjutkan strateginya, OASA kini tengah mengincar peluang bisnis pengolahan sampah di berbagai wilayah lain di Tanah Air. Inisiatif ini bukan hanya bertujuan untuk memperluas cakupan bisnis, tetapi juga untuk membantu pemerintah daerah dalam membenahi sistem persampahan yang modern dan ramah lingkungan. Menurut Bobby, sudah saatnya kota-kota metropolitan di Indonesia mengadopsi teknologi pengelolaan sampah yang inovatif. Pihaknya juga tengah menantikan terbitnya revisi Peraturan Presiden yang diharapkan dapat memacu percepatan dan perluasan industri PLTSa/PSEL di Indonesia. Revisi aturan ini bertujuan untuk menyederhanakan proses perizinan, pengelolaan, dan pembayaran, serta memperluas penyediaan fasilitas PLTSa/PSEL hingga ke 33 kota di seluruh Indonesia.
Dari sisi kinerja keuangan, RUPSLB juga mencatat pencapaian impresif OASA. Sepanjang tahun 2024, perusahaan berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp 66,78 miliar, meningkat signifikan sebesar 51,24% atau Rp 22,62 miliar dari tahun sebelumnya. Bobby Gafur Umar menekankan bahwa tahun-tahun ini menjadi fokus utama perusahaan pada tahap investasi, dengan persiapan sejumlah proyek yang diharapkan segera memberikan kontribusi substansial bagi pendapatan perseroan di masa mendatang. Saat ini, pendapatan OASA ditopang oleh kontribusi beragam lini bisnis, meliputi jasa konstruksi sebesar 71,08%, jasa konsultasi pengelolaan limbah sebesar 16,47%, dan penjualan barang sebesar 12,45%.
Ringkasan
PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) semakin memperkuat posisinya dalam industri waste-to-energy (WTE) di Indonesia. Keberhasilan ini ditandai dengan kemenangan proyek pengolahan sampah di Tangerang Selatan dan Jakarta Barat yang diproyeksikan mampu mengelola hingga 3.100 ton sampah setiap hari. OASA, melalui anak usahanya PT Indoplas Energi Hijau, berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Cipeucang, Tangerang Selatan, bersama mitra teknologi dari Tiongkok, China Tianying Inc.
Optimisme OASA sejalan dengan proyeksi pertumbuhan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia serta dukungan pemerintah dalam penambahan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan. Perusahaan ini kini menargetkan peluang bisnis pengolahan sampah di berbagai wilayah lain dan menantikan revisi Peraturan Presiden untuk memacu percepatan serta perluasan industri PLTSa/PSEL. Pada tahun 2024, OASA mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 66,78 miliar, meningkat signifikan 51,24% dari tahun sebelumnya, dengan fokus utama pada tahap investasi untuk proyek-proyek mendatang.