Inflasi Mereda, Wall Street Melesat di Bulan Juli!

Nautonk

Advertisement

Rancak Media  NEW YORK. Pasar saham Wall Street membuka perdagangan Selasa (12/8/2025) dengan optimisme, ditandai oleh kenaikan indeks utama. Penguatan ini dipicu oleh rilis data inflasi bulan Juli yang menunjukkan peningkatan moderat, selaras dengan ekspektasi pasar, sekaligus memperkuat harapan akan potensi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan depan.

Menurut laporan Reuters, saat bel pembukaan berbunyi, Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 75,4 poin atau 0,17%, mencapai level 44.050,53. Senada, Indeks S&P 500 menguat 21,7 poin atau 0,34% ke 6.395,17, diikuti oleh kenaikan Nasdaq Composite sebesar 122,0 poin atau 0,57%, mendarat di posisi 21.507,441.

Data dari Departemen Tenaga Kerja mengungkapkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan Juli menunjukkan kenaikan 0,2% secara bulanan dan 2,7% secara tahunan, sedikit di bawah proyeksi ekonom sebesar 2,8%. Meskipun demikian, optimisme pasar sedikit tertahan oleh fakta bahwa inflasi inti justru mengalami kenaikan lebih tinggi dari perkiraan, mencapai 3,1% pada bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi inti ini menjadi perhatian karena pasar mulai menghitung dampak potensial dari kebijakan tarif dan ketidakpastian perdagangan terhadap perekonomian.

Advertisement

Menanggapi angka inflasi tersebut, Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, menjelaskan bahwa inflasi inti yang dipicu oleh tarif kemungkinan besar merupakan sebuah proses berkelanjutan, bukan sekadar peristiwa sesaat. “Tarif memang dapat memengaruhi harga konsumen dalam berbagai tingkatan, namun dampaknya tidak serta-merta terjadi sekaligus,” jelasnya. Jacobsen menambahkan, selama tingkat inflasi impas dan ukuran ekspektasi inflasi berbasis pasar lainnya tetap terkendali, The Fed diperkirakan akan merasa cukup yakin untuk melanjutkan pemotongan suku bunga pada bulan September.

Di tengah dinamika pasar ini, kekhawatiran terkait kualitas data ekonomi kembali mencuat, terutama setelah Presiden Donald Trump memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja menyusul revisi ke bawah pada data nonfarm payrolls beberapa bulan sebelumnya. Namun, di sisi lain, sentimen pasar global juga mendapatkan angin segar. Amerika Serikat dan China sepakat memperpanjang gencatan senjata tarif mereka hingga 10 November, menunda penerapan bea masuk tiga digit atas barang masing-masing. Langkah ini tentu memberikan kelegaan signifikan bagi para investor.

Secara umum, pasar saham AS telah mencetak rekor tertinggi, ditopang oleh beberapa faktor pendorong utama: laporan pendapatan yang melampaui ekspektasi dari perusahaan-perusahaan teknologi besar, meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagang utamanya, serta ekspektasi kuat akan penurunan suku bunga. Selain itu, pasar juga terus memantau perkembangan terkait kandidat yang diusung oleh Presiden Trump, termasuk E.J. Antoni untuk posisi komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja dan calon-calon potensial untuk jabatan penting di The Fed.

Melihat pergerakan saham individu, Intel menunjukkan performa kuat dengan kenaikan 3,5% dalam perdagangan pre-market. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Trump memuji CEO Lip-Bu Tan usai pertemuan pada hari Senin, hanya beberapa hari setelah sebelumnya meminta pengunduran diri Tan. Sementara itu, Palo Alto Networks naik 1,8% menyusul peningkatan peringkat saham keamanan siber tersebut dari netral menjadi overweight oleh perusahaan pialang Piper Sandler. Di sektor lainnya, saham Circle Internet melesat 11,5% setelah perusahaan stablecoin tersebut merilis hasil kuartal kedua yang positif, dan Venture Global turut menguat 5,7% berkat laporan pendapatan kuartal kedua produsen LNG tersebut yang melampaui perkiraan.

Ringkasan

Wall Street menunjukkan optimisme dengan kenaikan indeks utama setelah rilis data inflasi Juli yang moderat, sejalan dengan ekspektasi pasar. Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat naik 0,2% secara bulanan dan 2,7% secara tahunan, memperkuat harapan akan potensi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September. Meskipun inflasi inti mengalami kenaikan sedikit di atas perkiraan, sentimen pasar tetap positif.

Penguatan pasar saham AS secara umum didorong oleh beberapa faktor, termasuk laporan pendapatan yang melampaui ekspektasi dari perusahaan teknologi besar serta meredanya ketegangan perdagangan. Amerika Serikat dan China sepakat memperpanjang gencatan senjata tarif hingga 10 November, memberikan kelegaan signifikan bagi investor. Harapan kuat akan penurunan suku bunga The Fed juga menjadi salah satu pendorong utama optimisme pasar.

Advertisement

Baca Juga

Tags