Rancak Media JAKARTA. Sejak awal tahun hingga Juli 2025, pasar investasi di Indonesia telah menyaksikan kinerja yang menggembirakan dari sejumlah portofolio. Kenaikan signifikan ini terlihat pada beragam aset, termasuk emas, mata uang asing utama (valas), dan aset digital populer, Bitcoin.
Data dari Bloomberg menunjukkan, per akhir Juli 2025, harga emas spot melonjak 19,92% secara year-to-date. Tak kalah menarik, pasangan mata uang Franc Swiss terhadap Rupiah (CHF/IDR) juga menguat 13,15%, sementara Bitcoin mencatatkan kenaikan impresif sebesar 13,01% pada periode yang sama.
Menganalisis tren pasar, Wahyu Laksono, pengamat komoditas sekaligus Founder Traderindo.com, memprediksi bahwa performa cemerlang emas akan terus berlanjut hingga paruh kedua tahun ini. Menurutnya, potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia akan menjadi katalis positif yang signifikan bagi harga emas, mendorong apresiasi nilainya.
Aliran Dana Asing ke Pasar Domestik Menyusut, Investor Beralih Memburu Aset Ini
Sinyal positif juga terpancar dari kinerja pasangan mata uang CHF/IDR. Prospek penguatan mata uang ini tetap tinggi hingga akhir tahun. Wahyu menjelaskan, apabila Bank Indonesia mengambil langkah pemangkasan suku bunga yang lebih agresif dibandingkan bank sentral Swiss, hal ini berpotensi besar untuk melanjutkan penguatan Franc Swiss.
Sementara itu, untuk aset kripto seperti Bitcoin, Wahyu memandang bahwa prospeknya masih diliputi ketidakpastian. Perkembangan regulasi akan menjadi faktor penentu utama bagi arah pergerakannya. Meskipun mengakui adanya potensi kenaikan lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa risiko investasi pada Bitcoin tetap sangat tinggi karena volatilitasnya.
Harga Emas Dunia Terkoreksi Senin (4/8) Pagi Usai Reli, Dipicu Aksi Ambil Untung
Dari semua opsi investasi yang ada, Wahyu Laksono menilai bahwa emas masih menjadi aset yang paling prospektif. Emas berpotensi menambah return sebesar 5% hingga 10%, bahkan bisa mencapai 20% dari level Juli 2025 hingga akhir tahun, menjadikannya pilihan menarik bagi para investor.
Meskipun emas dipandang paling menjanjikan, Bitcoin juga berpotensi menguat signifikan menjelang akhir tahun, meskipun dengan karakter yang sangat volatil. Wahyu menjelaskan, selama periode bull run yang kuat, Bitcoin mampu mengalami kenaikan hingga ratusan persen dalam setahun. Fenomena bullish kuat ini pernah terjadi pada periode 2020-2021.
Sebagai contoh, setelah peristiwa halving pada tahun 2020, Bitcoin pernah melonjak drastis dari sekitar US$10.000 hingga mencapai puncaknya di kisaran US$69.000, menunjukkan potensi lonjakan harga yang luar biasa dalam waktu singkat.
Ringkasan
Sejak awal tahun hingga Juli 2025, emas spot mencatat kenaikan signifikan 19,92% secara tahunan, mengungguli penguatan Franc Swiss terhadap Rupiah (13,15%) dan Bitcoin (13,01%). Pengamat komoditas Wahyu Laksono memprediksi emas akan terus cemerlang hingga akhir tahun, didorong potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia. Emas dinilai paling prospektif, dengan potensi tambahan return 5% hingga 20% dari level Juli 2025.
Prospek penguatan Franc Swiss juga tetap tinggi jika Bank Indonesia memangkas suku bunga lebih agresif dari bank sentral Swiss. Sementara itu, prospek Bitcoin masih diliputi ketidakpastian akibat regulasi dan volatilitas tinggi, meskipun memiliki potensi penguatan signifikan saat bull run. Wahyu Laksono menegaskan risiko investasi pada Bitcoin tetap sangat tinggi.