SOLO, KOMPAS.com – Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi digital, namun laju transaksi digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di wilayah ini masih menghadapi tantangan serius. Kendala utama terletak pada lemahnya sinyal internet di berbagai titik, terutama di destinasi wisata populer yang seharusnya menjadi lokomotif pertumbuhan transaksi non-tunai.
Menyikapi kondisi ini, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo bergerak proaktif dengan membidik sejumlah lokasi strategis untuk proyek pemasangan penguat sinyal. Upaya ini difokuskan pada area yang vital bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi lokal, mencakup kawasan Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur serta salah satu pantai di wilayah Wonogiri yang kerap ramai pengunjung.
Deputi Kepala Perwakilan BI Solo, Aries Purnomohadi, menekankan bahwa penguatan infrastruktur digital adalah fondasi esensial untuk mendorong adopsi QRIS secara lebih luas. Langkah ini krusial dalam memperluas jangkauan inklusi keuangan, khususnya di daerah-daerah yang masih tergolong ‘blank spot’ atau minim akses internet. Aries menambahkan, “Yang sekarang dalam waktu dekat kemungkinan memang ada di Waduk Gajah Mungkur. Kemarin kita cek, di pinggirannya sinyal sudah ada. Tapi di area samping-sampingnya sinyalnya masih lemah,” ujarnya, Jumat (1/8/2025).
Dalam mencari solusi terbaik, BI tengah mempertimbangkan beberapa opsi teknologi penguat sinyal, termasuk sistem berbasis satelit seperti Starlink. Meskipun Starlink menjadi salah satu prioritas, BI juga terbuka untuk menjajaki alternatif lain yang dinilai lebih terjangkau dan efektif guna memastikan keberlanjutan proyek. “Prinsip awalnya itu (Starlink), tapi kami cari opsi lain juga. Mana yang lebih visible akan kita jajaki lebih lanjut,” jelas Aries.
Tak hanya Waduk Gajah Mungkur, kawasan wisata pantai di Wonogiri juga menjadi perhatian serius BI. Lonjakan kunjungan wisatawan pada periode tertentu menjadikan pantai sebagai area potensial untuk pengembangan ekonomi digital melalui transaksi QRIS. Namun, lagi-lagi, koneksi internet yang belum memadai menjadi batu sandungan utama dalam mewujudkan potensi ini.
Data BI menunjukkan bahwa porsi transaksi digital berbasis QRIS di Wonogiri saat ini baru mencapai sekitar 5,6 persen. Meski angkanya terbilang kecil, Aries melihat adanya tren positif jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang relatif tidak terlalu besar. “Kalau dilihat dari total transaksinya masih 5,6 persen, tapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit, pergerakannya sudah menunjukkan tren yang bagus,” tuturnya optimis.
Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri menjadi elemen penting dalam proyek ini. Pihak Pemkab telah menyatakan kesediaannya untuk merawat alat penguat sinyal yang akan dipasang, bahkan berencana melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. “Makanya kita pilih lokasi yang tercepat, dan pastikan juga ada dukungan dari Pemda untuk pemeliharaan setelahnya,” kata Aries.
Melalui inisiatif ini, diharapkan konektivitas internet di Wonogiri dapat semakin kuat, sekaligus membuka akses ekonomi digital yang lebih luas bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta wisatawan. Langkah strategis ini diharapkan dapat menjadi katalisator penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Ringkasan
Kabupaten Wonogiri menghadapi tantangan serius dalam laju transaksi digital QRIS akibat lemahnya sinyal internet, terutama di destinasi wisata populer. Menanggapi kondisi ini, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo proaktif membidik lokasi strategis untuk pemasangan penguat sinyal. Upaya ini difokuskan pada area vital seperti Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur serta salah satu pantai di wilayah tersebut. Penguatan infrastruktur digital ini krusial untuk mendorong adopsi QRIS dan memperluas jangkauan inklusi keuangan.
BI tengah mempertimbangkan beberapa opsi teknologi penguat sinyal, termasuk Starlink, sembari menjajaki alternatif lain yang lebih efektif. Meskipun porsi transaksi digital QRIS di Wonogiri saat ini baru sekitar 5,6%, BI melihat adanya tren positif dibandingkan jumlah penduduk. Proyek ini mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang bersedia merawat alat penguat sinyal. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas internet dan membuka akses ekonomi digital yang lebih luas bagi UMKM serta wisatawan.