Rancak Media JAKARTA. Di tengah tantangan industri semen domestik yang masih belum pulih, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester pertama tahun 2025. Keberhasilan ini menjadi sorotan, menunjukkan ketahanan perusahaan dalam menghadapi kondisi pasar yang sulit.
Laporan keuangan konsolidasian (tidak diaudit) semester I-2025 menunjukkan bahwa SIG membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 40 miliar. Angka ini memberikan sinyal positif bagi para investor dan pemangku kepentingan.
Penjualan semen tercatat sebesar 17,30 juta ton, menghasilkan total pendapatan mencapai Rp15,61 triliun. Volume penjualan ini menjadi fondasi utama bagi kinerja keuangan SIG di tengah persaingan pasar yang ketat.
Semen Indonesia (SMGR) Kantongi Laba Rp 720 Miliar pada 2024
Selain itu, perusahaan juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp 2,10 triliun. Upaya efisiensi yang konsisten membuahkan hasil dengan menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 12,47 triliun, turun 0,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan SIG dalam mengelola biaya produksi.
Corporate Secretary Semen Indonesia, Vita Mahreyni, menjelaskan bahwa permintaan semen dalam negeri masih mengalami penurunan sebesar 2,5% pada semester I-2025. Penurunan ini mencerminkan kondisi sektor konstruksi yang belum sepenuhnya pulih.
Namun, SIG mampu mengimbangi penurunan permintaan domestik dengan meningkatkan volume penjualan ekspor hingga 24,9% secara tahunan. Peningkatan signifikan ini menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pendapatan perusahaan.
SMGR Chart by TradingView
“Program efisiensi dan tata kelola keuangan yang baik telah membantu SIG tetap mampu mempertahankan profitabilitas pada semester I tahun 2025. Capaian ini membuktikan ketahanan perusahaan di tengah pasar yang terkontraksi akibat menurunnya daya beli dan perlambatan proyek infrastruktur,” ungkap Vita dalam keterangan resminya, Jumat (1/8/2025). Pernyataan ini menekankan pentingnya strategi internal perusahaan dalam menghadapi tantangan eksternal.
Selain efisiensi operasional, SIG juga berhasil menurunkan beban operasional (di luar pendapatan dan beban operasional lainnya) sebesar 3% secara tahunan. Pengelolaan keuangan yang prudent juga terlihat dari penurunan biaya keuangan bersih sebesar 33,7% menjadi Rp344 miliar, semakin memperkuat posisi keuangan perusahaan.
Semen Indonesia (SMGR) Hadirkan Solusi Teknologi Beton Berpori, Ini Fungsinya
Di tengah tekanan pasar domestik, SIG terus berinovasi dan memperkuat posisinya dengan mendorong adopsi semen hijau sebagai solusi pembangunan rendah emisi karbon. Langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan.
Menurut Vita, perusahaan akan memfokuskan strategi pada pengelolaan pasar yang efektif, penguatan harga untuk menjaga margin keuntungan, serta pengembangan produk-produk ramah lingkungan yang semakin diminati pasar. Fokus ini mencerminkan visi perusahaan untuk masa depan.
“SIG siap mengedukasi masyarakat dan merangkul para pemangku kepentingan di sektor konstruksi untuk beralih ke semen hijau sebagai solusi konkret pembangunan berkelanjutan, terutama di tengah tantangan krisis iklim akibat peningkatan emisi gas rumah kaca,” imbuh Vita. Edukasi dan kolaborasi menjadi kunci untuk mendorong perubahan positif di industri konstruksi.
Cek Rekomendasi Saham Semen Indonesia (SMGR) yang Dikabarkan Lepas Saham SMBR
Semen hijau buatan SIG diklaim memiliki kualitas tinggi yang sesuai dengan peruntukannya dan unggul dalam aspek keberlanjutan. Keunggulan ini memberikan nilai tambah dan menjadi pembeda dibandingkan semen konvensional, menciptakan keunggulan kompetitif di pasar.
Melalui kombinasi efisiensi, penetrasi pasar ekspor yang agresif, dan inovasi produk hijau, SIG berupaya untuk terus menjaga kepemimpinannya di industri bahan bangunan nasional. Strategi ini diharapkan dapat membawa perusahaan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
Ringkasan
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berhasil mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 40 miliar pada semester pertama tahun 2025, di tengah tantangan industri semen domestik yang belum pulih. Penjualan semen tercatat 17,30 juta ton dengan total pendapatan mencapai Rp15,61 triliun, didukung oleh peningkatan volume penjualan ekspor sebesar 24,9% secara tahunan.
Perusahaan melakukan efisiensi yang menghasilkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 0,6% dan beban operasional sebesar 3%. SIG juga fokus pada pengembangan produk ramah lingkungan dan mendorong adopsi semen hijau untuk pembangunan rendah emisi karbon, sejalan dengan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.