GOTO Buyback: Peluang Investasi? Analisis & Rekomendasi Saham Terbaru

Nautonk

Advertisement

Rancak Media JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) telah mengumumkan langkah strategis melalui program buyback atau pembelian kembali saham senilai Rp 3,3 triliun, setara dengan US$ 200 juta. Keputusan penting ini diambil setelah GOTO berhasil mengantongi restu dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada 18 Juni 2025.

Menurut analisis Abdul Azis Setyo Wibowo, seorang analis terkemuka dari Kiwoom Sekuritas, program buyback ini berpotensi besar untuk memperkuat sentimen pasar terhadap GOTO. Langkah ini jelas menunjukkan komitmen kuat manajemen terhadap peningkatan nilai bagi pemegang saham.

Secara teknikal, Azis menjelaskan bahwa aksi korporasi seperti buyback memiliki kemampuan untuk menurunkan jumlah saham yang beredar di pasar. Hal ini pada gilirannya dapat secara signifikan mendongkrak laba per saham (EPS), menjadikannya sinyal positif bagi investor. Selain itu, aksi buyback juga diyakini mampu meningkatkan likuiditas saham GOTO dalam jangka pendek serta menstabilkan harga di tengah fluktuasi pasar yang kerap terjadi.

Advertisement

Meskipun demikian, Azis mencermati bahwa dampak buyback terhadap kinerja keuangan GOTO secara keseluruhan diperkirakan akan terbatas. Ini mengingat perseroan masih memiliki cadangan kas yang memadai untuk mendanai program ini tanpa mengganggu operasional inti bisnis.

Sementara itu, pada Jumat (25/7), saham GOTO sendiri tercatat melemah 1,69% dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 295,10 miliar. Data ini menjadi konteks penting dalam melihat dinamika harga saham GOTO di pasar.

Peter Milliken, seorang Research Analyst dari Deutsche Bank, turut memberikan pandangannya. Ia memaparkan bahwa nilai buyback sebesar Rp 3,3 triliun tersebut merepresentasikan sekitar 7% dari total saham publik (free float) GOTO, berdasarkan harga penutupan terakhir. Angka ini juga setara dengan rata-rata transaksi saham GOTO selama 14 hari terakhir, menunjukkan skala yang signifikan dari program ini.

Lebih lanjut, GOTO juga mengalokasikan Rp 32,2 miliar dari saham hasil buyback tahun 2024 untuk insentif program kepemilikan saham karyawan dan manajemen (E/MSOP) selama tiga tahun ke depan. Peter menilai, langkah-langkah strategis ini merupakan sinyal yang sangat positif bagi pengembalian nilai kepada pemegang saham sekaligus indikator tata kelola internal yang semakin baik.

Menurut Peter, perseroan kini mulai menunjukkan kebangkitan setelah sempat mengalami tekanan jual yang signifikan akibat persaingan ketat dari pemain Tiongkok di pasar e-commerce. Ia melihat bahwa baik sektor mobilitas maupun e-commerce GOTO kini semakin stabil dan fokus pada pencapaian profitabilitas. Tak hanya itu, bisnis layanan keuangan GoTo Financial (GTF) juga terus mencatatkan pertumbuhan yang menjanjikan, didukung oleh sinergi kuat dengan basis pengguna layanan mobilitas GOTO.

Meski prospek jangka panjang terlihat menjanjikan, Azis kembali mengingatkan investor untuk tetap mencermati beberapa faktor risiko. Tekanan margin dan ketidakpastian regulasi terkait potensi merger, misalnya, perlu menjadi perhatian utama. Selain itu, volatilitas harga saham GOTO masih diperkirakan tetap tinggi mengingat perseroan masih dalam fase transisi menuju profitabilitas berkelanjutan.

Oleh karena itu, Azis menyarankan investor untuk mengambil sikap wait and see, menunggu perkembangan aksi korporasi dan strategi monetisasi baru dari perseroan. Pertimbangan ini didasari pada fakta bahwa secara teknikal, saham GOTO masih menunjukkan tren penurunan.

Di sisi lain, Peter juga menyoroti risiko-risiko lain yang patut diwaspadai hingga akhir tahun, di antaranya persaingan di sektor mobilitas yang tetap ketat serta potensi lonjakan harga bahan bakar. Kenaikan harga bahan bakar dapat secara langsung mengurangi daya beli konsumen, yang pada akhirnya bisa berdampak pada kinerja GOTO.

Menyikapi berbagai dinamika ini, Peter Milliken merekomendasikan “beli” untuk saham GOTO dengan target harga Rp 115 per saham. Sementara itu, Azis Setyo Wibowo tetap pada rekomendasinya untuk “wait and see”, sejalan dengan analisis teknikalnya yang menunjukkan tren penurunan pada saham GOTO.

Ringkasan

PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mengumumkan program pembelian kembali saham (buyback) senilai Rp 3,3 triliun atau US$ 200 juta, yang telah disetujui pada 18 Juni 2025. Analis Abdul Azis Setyo Wibowo menilai aksi ini memperkuat sentimen pasar, berpotensi mendongkrak laba per saham (EPS), serta meningkatkan likuiditas. Dampak terhadap kinerja keuangan keseluruhan diperkirakan terbatas karena cadangan kas GOTO yang memadai.

Pada Jumat (25/7), saham GOTO melemah 1,69%. Peter Milliken dari Deutsche Bank melihat skala buyback ini signifikan dan positif, seiring stabilnya bisnis inti GOTO serta pertumbuhan GoTo Financial. Namun, Azis mengingatkan tentang risiko tekanan margin dan volatilitas saham, menyarankan investor “wait and see”, berbeda dengan Peter yang merekomendasikan “beli” dengan target harga Rp 115.

Advertisement

Baca Juga

Tags