Rupiah Terkini: Melemah ke 16.363, Apa Dampaknya?

Nautonk

Ads

Rancak Media – , Jakarta – Kurs mata uang rupiah kembali menunjukkan pelemahan signifikan, ditutup anjlok 43 poin ke level Rp 16.363 per dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan hari ini, Senin, 28 Juli 2025. Penurunan ini semakin mencolok mengingat pada penutupan perdagangan pekan lalu, kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah masih berada di level Rp 16.320.

Menurut Ibrahim Assuaibi, Direktur TRFX Garuda Berjangka, sejumlah sentimen global dan domestik terus membayangi pergerakan nilai tukar rupiah. Salah satu faktor pendorong adalah dinamika kebijakan tarif impor AS. Pasar merespons positif pengumuman kesepakatan kerangka kerja antara AS dan Uni Eropa (UE) pada Ahad, yang menetapkan tarif impor 15 persen untuk produk UE, jauh lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 30 persen.

Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pertemuan penting antara pejabat tinggi AS dan Cina di Stockholm, Swedia, yang dijadwalkan pada Senin waktu setempat. Pertemuan ini diharapkan dapat memperpanjang masa penangguhan tarif perdagangan, meredakan ketegangan ekonomi global. Di samping itu, pasar finansial secara luas tengah menantikan pengumuman kebijakan moneter The Fed yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat.

Ads

Ibrahim menjelaskan, konsensus pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25 hingga 4,5 persen. Proyeksi menunjukkan peluang sebesar 96 persen bagi bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga, sementara hanya ada 4 persen kemungkinan terjadinya penurunan sebesar 25 basis poin. Mayoritas analisis mengindikasikan bahwa potensi penurunan suku bunga baru akan terlaksana paling cepat pada pertemuan The Fed di bulan September.

Beralih ke ranah domestik, Ibrahim Assuaibi menyoroti rilis data kemiskinan nasional dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan tren positif. BPS melaporkan bahwa angka kemiskinan nasional telah mencapai level terendah dalam dua dekade terakhir. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, total jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat sebanyak 23,85 juta orang.

Namun, di balik tren penurunan secara keseluruhan, terdapat nuansa yang perlu dicermati. Angka kemiskinan di perkotaan justru mengalami kenaikan tipis, dari 6,66 persen pada September 2024 menjadi 6,73 persen pada Maret 2025. Kontrasnya, kemiskinan di pedesaan menunjukkan perbaikan, turun dari 11,34 persen pada September 2024 menjadi 11,03 persen pada Maret 2025. Meskipun demikian, secara absolut, jumlah penduduk miskin di pedesaan masih jauh lebih tinggi dibandingkan di perkotaan.

Menyongsong perdagangan esok hari, Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan berada dalam tekanan. Proyeksinya menunjukkan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah di kisaran Rp 16.350 hingga Rp 16.410 per dolar AS.

Pilihan Editor: Cadangan Devisa Menipis. Apa Risikonya Bagi Rupiah?

Ringkasan

Kurs rupiah melemah signifikan, anjlok 43 poin ke level Rp 16.363 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dari posisi sebelumnya Rp 16.320. Pelemahan ini dipengaruhi sentimen global seperti kesepakatan tarif impor AS-Uni Eropa dan pertemuan pejabat AS-Cina yang diharapkan meredakan ketegangan perdagangan. Pasar juga menantikan pengumuman kebijakan moneter The Fed yang konsensusnya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan.

Di ranah domestik, data BPS menunjukkan angka kemiskinan nasional mencapai level terendah dalam dua dekade, meskipun ada sedikit kenaikan di perkotaan. Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah masih akan bergerak fluktuatif dan berpotensi ditutup melemah pada perdagangan selanjutnya, di kisaran Rp 16.350 hingga Rp 16.410 per dolar AS.

Ads

Baca Juga

Tags