Rancak Media – , CIREBON – Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Kota Cirebon pada Juni 2025 menunjukkan stabilitas yang mengesankan, tetap berada pada level optimis yang tinggi. Data yang dihimpun oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon mencatat IKK di angka 187,33, tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Kondisi ini mencerminkan persepsi positif yang kuat dari masyarakat Kota Cirebon, baik terhadap kondisi ekonomi terkini maupun ekspektasi prospek enam bulan ke depan.
Secara lebih rinci, pada periode yang sama, Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 111,00, sementara Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mencapai 149,17. Kedua komponen ini secara kolektif mengindikasikan bahwa konsumen di Kota Udang masih menaruh keyakinan besar terhadap daya beli, ketersediaan lapangan kerja, dan geliat kegiatan usaha yang akan datang.
: Kemarau Basah Dinilai Untungkan Petani di Kabupaten Cirebon
Menyikapi data ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Jajang Hermawan, menegaskan bahwa kestabilan IKK Cirebon menunjukkan ketahanan fundamental sektor konsumsi masyarakat sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Cirebon.
“Meskipun ada sedikit penyesuaian pada komponen pendapatan saat ini, dari 114 di Mei menjadi 113 di Juni, masyarakat tetap menilai kondisi ekonomi belum memburuk. Bahkan, komponen lapangan kerja justru mengalami peningkatan signifikan dari 95 menjadi 103,” ujar Jajang pada Jumat (11/7/2025).
: : Sekolah Rakyat di Kabupaten Cirebon Molor ke 2026
Peningkatan signifikan pada indeks lapangan kerja, menurut Jajang, menjadi cerminan nyata optimisme terhadap geliat aktivitas ekonomi di sektor riil. Terutama, hal ini didorong oleh kembali bergairahnya pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) pasca-Lebaran. “Responden menilai ketersediaan lapangan kerja sedikit lebih baik. Ini tidak lepas dari mulai pulihnya kegiatan industri, perdagangan, dan jasa di wilayah Ciayumajakuning, termasuk Cirebon sebagai pusat utama,” tambahnya.
: : Transfer Pusat Rp3,6 T Masuk Cirebon, Pembangunan Jalan Masih Mandek
Selain itu, indikator daya beli Cirebon juga menunjukkan penguatan dengan naiknya indeks pembelian barang tahan lama dari 113 menjadi 116. Kenaikan ini semakin memperkuat pandangan bahwa masyarakat tetap percaya diri untuk melakukan konsumsi jangka panjang, menandakan fundamental ekonomi Cirebon yang solid.
Optimisme masyarakat Kota Cirebon terhadap masa depan bahkan melampaui persepsi mereka terhadap kondisi saat ini. Komponen IEK mengalami peningkatan substansial pada hampir semua sub-indeksnya. Ekspektasi penghasilan melesat dari 185 menjadi 195, ekspektasi lapangan kerja meningkat dari 175 menjadi 189, dan ekspektasi kegiatan usaha melonjak dari 159 ke 178.
“Kita melihat masyarakat punya optimisme yang besar bahwa dalam enam bulan ke depan akan ada perbaikan dari sisi pendapatan dan kegiatan usaha. Ini tentu menjadi sinyal positif bagi sektor swasta maupun pemerintah untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi Cirebon,” terang Jajang.
Lonjakan ekspektasi ini, lanjut Jajang, tidak terlepas dari sejumlah program strategis yang sedang digulirkan oleh pemerintah daerah dan pusat. Inisiatif-inisiatif tersebut meliputi percepatan proyek infrastruktur, fasilitasi ekspor UMKM, hingga transformasi sektor pertanian dan digitalisasi ekonomi secara menyeluruh.
Mengingat konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Cirebon, Bank Indonesia Cirebon menilai penting untuk terus memantau dan menjaga kepercayaan konsumen sebagai basis pertumbuhan yang berkelanjutan. “Dengan angka IKK yang tinggi seperti ini, kita berharap konsumsi tetap tumbuh positif dan tidak hanya menjadi penopang ekonomi, tetapi juga mendorong pelaku usaha untuk lebih ekspansif,” ujar Jajang.
Stabilitas IKK Cirebon yang tercatat ini didasarkan pada survei yang cermat terhadap 100 rumah tangga. Responden tersebar di berbagai segmen sosial ekonomi di Kota Cirebon, dengan metodologi survei yang disesuaikan dengan standar nasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pusat.
Kendati demikian, Jajang Hermawan tak luput mengingatkan akan beberapa tantangan yang perlu diwaspadai ke depan, terutama terkait fluktuasi harga pangan dan potensi tekanan inflasi yang dapat muncul akibat faktor musiman maupun global. Untuk itu, upaya menjaga daya beli Cirebon dan menstabilkan harga komoditas pangan tetap menjadi prioritas utama kebijakan moneter dan fiskal daerah.
“Kami bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat koordinasi dalam menjaga pasokan dan distribusi bahan pokok,” tegasnya. Bersamaan dengan itu, masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam mengelola keuangan, sementara pemerintah daerah didorong untuk memperluas program pemberdayaan ekonomi rumah tangga agar ketahanan konsumsi tetap terjaga.
Ringkasan
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kota Cirebon pada Juni 2025 menunjukkan stabilitas tinggi di angka 187,33, mencerminkan optimisme kuat masyarakat terhadap kondisi ekonomi terkini dan prospek enam bulan ke depan. Kepala Bank Indonesia Cirebon menyatakan bahwa hal ini menegaskan ketahanan fundamental sektor konsumsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan signifikan pada indeks lapangan kerja dan pembelian barang tahan lama menyoroti keyakinan konsumen pada daya beli dan aktivitas usaha, didorong oleh pemulihan UMKM.
Optimisme terhadap masa depan terlihat jelas dari lonjakan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), khususnya pada ekspektasi penghasilan, lapangan kerja, dan kegiatan usaha. Peningkatan ini didukung oleh program strategis pemerintah daerah dan pusat. Meskipun konsumsi rumah tangga vital bagi Produk Domestik Regional Bruto, Bank Indonesia tetap mengingatkan akan tantangan seperti fluktuasi harga pangan dan potensi inflasi. Untuk itu, upaya menjaga daya beli dan menstabilkan harga komoditas menjadi prioritas.