Booking Hotel Pakai Nama Panggilan? Jangan Ulangi Kesalahan Ini
Jadi ceritanya, waktu itu lagi buru-buru booking hotel. Karena udah biasa dipanggil “Ike”, yaudah… aku isi aja nama pemesan: Ike. Simple, kan? Eh ternyata… nggak sesimple itu, Ferguso.
Satu kamar berhasil dibooking, aman. Tapi kamar kedua malah gagal — uangnya kepotong, tapi kamarnya nggak muncul di sistem. Pas hubungi CS, baru deh kebongkar: nama yang dipakai nggak cocok dengan identitas resmi.
Mereka minta bukti, konfirmasi, dan segala macam klarifikasi. Pusing juga sih, apalagi uangnya sebenarnya buat pesan tiket balik ke Indonesia. Nggak nyangka, hal “sepele” kayak nama panggilan bisa bikin proses refund ribet.
Refleksi Dikit:
Kadang kita anggap enteng hal kecil kayak nama. Tapi ternyata, buat urusan formal seperti booking hotel, nama itu identitas yang harus valid. Kalau beda dengan paspor/KTP, siap-siap deh ditanya-tanya atau bahkan ditolak.
Apalagi kalau booking lewat platform internasional, mereka pakai sistem yang strik — nama harus persis kayak di dokumen resmi. Titik koma aja bisa jadi masalah.
Tips Santuy Tapi Penting:
Selalu gunakan nama lengkap sesuai paspor/KTP saat booking hotel, tiket, atau apa pun yang berkaitan dengan perjalanan.
Simpan bukti pembayaran dan konfirmasi booking, siapa tahu perlu buat komplain.
Kalau booking untuk orang lain, tulis nama mereka, bukan kamu.
Jangan pakai nama panggilan… walau kamu sayang banget sama nama itu
Kesimpulan:
Jangan remehkan nama. Di dunia nyata, kamu bisa jadi “Ike”, “Ucup”, atau “Cici”. Tapi di sistem hotel? Kamu harus jadi versi legal kamu sendiri. Biar nggak ribet dan uang nggak nyangkut entah ke mana.
Semoga kamu nggak ngalamin drama kayak aku. Dan kalau sudah terlanjur? Tenang, tetap sabar, dan tulis email yang sopan. Kadang, sedikit kerendahan hati bisa mempercepat proses refund