Indeks utama Wall Street ditutup lebih tinggi, dengan indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq mendekati rekor tertinggi.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI), naik 0,94 persen menjadi 43.386,84. Sementara S&P 500 (.SPX) naik 0,80 persen menjadi 6.141,02, Nasdaq Composite (.IXIC) naik 0,97 persen menjadi 20.167,91.
Saham Eropa (.STOXX), ditutup naik 0,09 persen. Indeks MSCI untuk saham di seluruh dunia (.MIWD00000PUS), naik 0,81 persen menjadi 909,47, mencapai rekor tertinggi baru untuk sesi ketiga berturut-turut.
Laporan Wall Street Journal mengatakan, Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan gagasan untuk memilih pengganti Ketua Jerome Powell dalam beberapa bulan ke depan menjelang akhir masa jabatannya Mei mendatang. Sebelumnya, orang nomor satu di AS itu sempat mendesak Powell untuk menurunkan suku bunga lebih cepat.
Powell baru saja menyelesaikan kesaksiannya selama dua hari di Kongres AS, dalam gelaran itu dia menekankan bank sentral akan berhati-hati dalam mempertimbangkan pemotongan suku bunga. Terlebih tarif Trump diperkirakan akan menyebabkan harga naik musim panas ini.
Kepala Investasi di Sarmaya Partners di New Jersey, Wasif Latif, mengatakan penunjukan ketua the Fed oleh Trump kemungkinan akan mengguncang kepercayaan investor terhadap independensi bank sentral, yang turut menyebabkan melemahnya dolar.
“Pasar menyadari bahwa cepat atau lambat, Powell akan meninggalkan panggung dan penunjukan berikutnya kemungkinan akan dilakukan oleh seseorang yang sedikit lebih lunak atau dovish atau agak bermotif politik,” kata Latif dikutip dari Reuters, Jumat (27/6).
“Dan pasar mengatakan bahwa ketua berikutnya kemungkinan akan lebih menerima pemangkasan besar-besaran daripada Powell dan jadi saya pikir itu bagian dari apa yang menyebabkan pelemahan dolar dan emas juga mencerminkan hal itu,” jelasnya.
Euro naik 0,33 persen pada USD 1,1697 atau pada level terkuatnya terhadap dolar sejak September 2021 dan proses negosiasi tarif akan segera dilakukan dengan Washington minggu depan, menjelang tenggat waktu global yang ditetapkan Trump pada 9 Juli.
Dolar melemah ke level terendah dalam satu dekade dan setengah tahun terhadap franc Swiss di 0,80030. Dolar juga turun 0,57 persen menjadi 144,415 terhadap yen Jepang. Indeks dolar (.DXY), berada pada level terendah sejak Maret 2022 setelah penurunannya tahun ini.
Para investor kini memperkirakan peluang sebesar hampir 25 persen bahwa Fed akan memangkas suku bunga dalam pertemuannya akhir Juli, dibandingkan dengan 12,5 persen minggu lalu, menurut alat CME FedWatch.
Imbal hasil obligasi acuan AS 10-tahun turun 4,5 basis poin menjadi 4,248 persen, turun ke level terendah dalam tujuh minggu.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, turun 5,8 basis poin menjadi 3,721 persen, level terendah sejak 2 Mei. Setara dengan Jerman, yang menjadi patokan untuk Eropa, turun 0,7 basis poin menjadi 2,558 persen.
Harga minyak mengalami tren kedua berturut-turut setelah anjlok tajam, imbas gencatan senjata yang ditengahi Trump awal minggu ini antara musuh lama di Timur Tengah, Israel dan Iran.
Trump juga telah mengumumkan rencana untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran minggu depan untuk mendapatkan komitmen dari Teheran dalam membatasi ambisi nuklirnya.
Harga minyak mentah Brent ditutup naik 0,07 persen menjadi USD 67,73 per barel. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 0,49 persen menjadi USD 65,24 per barel.
Harga emas naik seiring melemahnya dolar AS. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,2 persen pada USD 3.348. Harga emas spot sedikit berubah pada USD 3.330,20 per ons.