Rancak Media JAKARTA. Pasar kripto, setelah sempat tertekan tajam akibat memanasnya tensi geopolitik global, kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Bitcoin dan aset kripto lainnya berhasil bangkit kembali, menawarkan secercah harapan di tengah ketidakpastian.
Pemicu utama gejolak pasar ini adalah serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran, yang langsung memicu volatilitas tinggi di berbagai instrumen investasi, termasuk aset digital seperti Bitcoin dan altcoin. Dampaknya terasa instan, di mana harga Bitcoin sempat terkoreksi drastis hingga menembus level di bawah US$100.000 pada akhir pekan lalu. Tekanan ini timbul dari kekhawatiran pasar akan eskalasi konflik yang lebih luas di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Menanggapi situasi ini, Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menyatakan bahwa pasar memang cenderung mengantisipasi risiko meluasnya skala konflik. Keterlibatan AS dalam konflik Iran-Israel berpotensi menyeret negara-negara lain seperti Rusia dan Korea Utara, yang memiliki hubungan militer dengan Iran, sehingga memicu potensi perang yang lebih besar. Skenario ini dikhawatirkan dapat mendorong kenaikan inflasi yang selama beberapa bulan terakhir mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan.
Bitcoin Tangguh di Tengah Gejolak Global, Sebaliknya Emas Tertekan
Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlanjut juga terus menyerap anggaran militer AS. Meluasnya konflik Iran-Israel tentu berpotensi makin meningkatkan pengeluaran pemerintah AS. “Di saat yang bersamaan, negosiasi dagang AS dengan China yang belum menemukan titik terang serta ancaman Trump untuk menaikkan tarif kepada negara-negara mitra dagangnya bulan depan semakin menimbulkan ketidakpastian bagi para investor terhadap outlook inflasi,” papar Fahmi dalam keterangannya, Senin (23/6).
Namun, hari ini Bitcoin mulai menunjukkan pemulihan yang kuat dan kembali diperdagangkan di kisaran US$100.500–US$101.400. Data Coinmarketcap pada Senin (23/6) pukul 22.00 WIB menunjukkan Bitcoin berada di level harga US$101.715,26, naik 2,06% secara harian. Tidak hanya Bitcoin, altcoin utama seperti Ethereum, Ripple, dan Solana juga turut bangkit dari tekanan yang sempat terjadi. Harga Ethereum naik 3,54% secara harian ke level US$2.276,93, Ripple naik 3,54% secara harian ke level US$2,02, dan Solana naik 3,86% secara harian ke level US$134,89.
Bitcoin Berbalik ke Level US$100.000, Ini Cara Investasi Aset Kripto untuk Pemula
Fahmi menjelaskan bahwa meskipun pergerakan pasar kripto saat ini cenderung defensif, ia mulai menemukan kembali keseimbangannya. “Pasar kripto sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik, terutama jika berpotensi berdampak pada stabilitas ekonomi global. Namun, kemampuan Bitcoin bertahan di level saat ini menunjukkan kekuatan pasar yang cukup solid,” ujarnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa jika tidak terjadi lonjakan inflasi atau gangguan serius di pasar minyak, reli kripto masih berpotensi berlanjut.
Apalagi, jika inflasi tetap terkendali dan The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga pada September mendatang, hal ini bisa mendorong momentum positif di pasar kripto kian kuat. “Penurunan suku bunga lanjutan di November atau Desember bisa menjadi pemicu pertumbuhan altcoin yang selama ini masih tertinggal,” tambahnya.
Bagi para investor pemula, strategi dollar cost averaging (DCA) bisa menjadi pilihan yang bijak di tengah ketidakpastian saat ini. Sementara itu, investor berpengalaman dapat mengadopsi strategi rotasi aset untuk menangkap peluang dari pergerakan pasar yang dinamis. “Dalam melakukan DCA, investor dapat mengoptimalkan fitur yang ada pada platform digital, seperti fitur Packs di Reku yang sudah dilengkapi sistem rebalancing otomatis untuk menyesuaikan alokasi portofolio sesuai kondisi pasar,” tutup Fahmi.
Harga Bitcoin Sentuh Level Terendah Setelah AS Serang Fasilitas Nuklir Iran
Ringkasan
Serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran memicu volatilitas tajam di pasar kripto, menyebabkan harga Bitcoin sempat terkoreksi di bawah US$100.000 akibat kekhawatiran eskalasi konflik global. Namun, pasar kripto menunjukkan pemulihan signifikan setelahnya. Bitcoin bangkit kembali ke kisaran US$100.500–US$101.400, dan altcoin utama seperti Ethereum, Ripple, serta Solana juga turut mengalami kenaikan harga.
Menurut Analis Reku Fahmi Almuttaqin, meskipun pasar kripto sensitif terhadap perkembangan geopolitik, kemampuan Bitcoin bertahan menunjukkan kekuatan pasar yang solid. Ia memprediksi reli kripto berpotensi berlanjut jika tidak terjadi lonjakan inflasi serius atau gangguan pasar minyak. Potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada September atau akhir tahun juga dapat mendorong momentum positif bagi pertumbuhan pasar kripto, terutama altcoin.