Rancak Media JAKARTA. Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan penguatan signifikan pada perdagangan Senin, berhasil bangkit di tengah peningkatan ketegangan geopolitik menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Di balik kebangkitan ini, saham Tesla Inc. menjadi sorotan utama setelah meluncurkan inovasi terbarunya.
Saham Tesla Melonjak 9,5% Usai Luncurkan Robotaksi di Texas
Saham Tesla Inc. (TSLA.O) melonjak tajam hingga 9,5%, menjadikannya salah satu saham dengan performa terbaik hari itu. Pemicunya adalah peluncuran resmi layanan robotaksi perdana oleh perusahaan kendaraan listrik besutan Elon Musk tersebut di Austin, Texas. Inovasi ini memungkinkan sejumlah kecil mobil swakemudi untuk mulai mengangkut penumpang berbayar sejak hari Minggu, menandai sebuah lompatan revolusioner dalam industri transportasi yang disambut antusias oleh investor.
Di sisi lain, kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah, meskipun memicu volatilitas, tidak serta-merta menyeret harga minyak mentah naik. Bahkan, harga minyak mentah justru turun lebih dari 1% menjadi US$76,2 per barel, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dalam enam bulan. Penurunan ini mengejutkan di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat konflik AS-Iran. Namun, pasar merespons positif laporan bahwa pasokan minyak dan gas dari Timur Tengah tetap mengalir normal melalui kapal tanker, secara efektif meredakan ketakutan awal investor akan disrupsi pasokan global.
Pasar Saham Bangkit Meski Ketidakpastian Masih Menghantui
Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Meskipun konflik di Timur Tengah memicu kekhawatiran akan inflasi dan ketidakstabilan global, indeks saham utama AS justru mencatat penguatan signifikan:
-
Dow Jones Industrial Average naik 95,63 poin (+0,23%) menjadi 42.302,45
-
S&P 500 menguat 28,89 poin (+0,48%) ke 5.996,73
-
Nasdaq Composite melonjak 109,12 poin (+0,56%) mencapai 19.556,61
Menurut analis Ross Mayfield dari Baird, pasar saat ini berada dalam fase “menunggu dan melihat” respons Iran terhadap serangan AS. Mayfield juga mengamati bahwa investor tampaknya sudah terbiasa untuk mengabaikan dampak jangka panjang dari eskalasi geopolitik di Timur Tengah terhadap dinamika pasar keuangan global.
Fokus pasar saat ini beralih pada data ekonomi domestik dan sinyal kebijakan moneter. Data terbaru menunjukkan sedikit perlambatan aktivitas bisnis di AS pada bulan Juni, namun diiringi dengan peningkatan tekanan harga, khususnya akibat tarif baru yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi kenaikan inflasi kembali di paruh kedua tahun 2025. Namun, sinyal berbeda datang dari Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman, yang baru saja ditunjuk oleh Trump sebagai pengawas utama perbankan. Bowman mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga akan segera dilakukan, menunjukkan bahwa kekhawatiran utamanya lebih tertuju pada kondisi pasar tenaga kerja ketimbang tekanan inflasi yang dipicu oleh tarif. Mengantisipasi arah kebijakan The Fed, investor kini menantikan dengan seksama rilis data Core PCE (indeks inflasi pilihan bank sentral), pembacaan akhir PDB kuartal terakhir, serta testimoni penting Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres selama dua hari ke depan.
Ringkasan
Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan penguatan signifikan pada hari Senin, berhasil bangkit di tengah ketegangan geopolitik akibat serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Saham Tesla Inc. melonjak 9,5% setelah meluncurkan layanan robotaksi perdana di Austin, Texas, yang memungkinkan mobil swakemudi mengangkut penumpang berbayar. Di sisi lain, harga minyak mentah justru turun lebih dari 1% karena pasokan dari Timur Tengah dilaporkan tetap mengalir normal.
Indeks saham utama AS mencatat penguatan signifikan, menunjukkan ketahanan pasar meskipun kekhawatiran geopolitik masih ada. Fokus pasar kini beralih pada data ekonomi domestik dan sinyal kebijakan moneter, dengan Wakil Ketua The Fed mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga. Investor menantikan rilis data inflasi dan testimoni Ketua The Fed untuk petunjuk arah kebijakan.