MIDI Ekspansi: Peluang Cuan Saham Midi Utama Indonesia

Ade Banteng

Rancak Media – JAKARTA. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) terus menunjukkan manuver strategis demi memacu kinerja keuangan yang lebih solid. Perusahaan gencar melakukan ekspansi, tidak hanya dengan memperluas jaringan toko di luar Pulau Jawa, tetapi juga merambah inovasi bisnis baru melalui JA-DI.

Hingga kuartal I-2025, MIDI telah berhasil menambah 23 toko baru, menjadikan total gerai yang dimiliki mencapai 2.832 unit. Menariknya, 52,4% dari jumlah toko tersebut kini berlokasi di luar Pulau Jawa. Rifdah Fatin Hasanah, Research Analyst INA Sekuritas, menggarisbawahi dominasi toko di luar Jawa ini sebagai cerminan strategi ekspansi yang agresif dan terencana dari perusahaan.

Langkah ekspansi ke luar Jawa terbukti membuahkan hasil signifikan. Kinerja toko-toko di wilayah tersebut menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih moncer, mencapai 26% secara tahunan (YoY). Kontribusi mereka pun tidak main-main, menyumbang hingga 44% dari total pendapatan perseroan yang mencapai Rp 5,52 triliun pada periode kuartal I-2025.

Rifdah menjelaskan bahwa ekspansi agresif ke luar Jawa ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat di wilayah tersebut. “Dengan 44% dari populasi Indonesia dan pertumbuhan PDB yang lebih tinggi, area ini menawarkan potensi kuat untuk ritel modern. Urbanisasi yang meningkat dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi semakin mendukung strategi ini,” papar Rifdah dalam risetnya pada 7 Mei 2025.

Ini Strategi Midi Utama (MIDI) Dalam Pendirian Gerai Alfamidi

Senada dengan itu, Jessica Leonardy, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, menilai MIDI berada pada jalur yang tepat untuk merealisasikan target jangka panjangnya, yakni kontribusi 60% toko dari luar Jawa. Strategi ini juga dibarengi dengan penutupan selektif toko-toko yang dianggap kurang optimal. “Penutupan selektif, misalnya beberapa toko Midi Fresh, dilakukan seiring perubahan perilaku konsumen dan lokasi yang kurang optimal,” jelasnya kepada Kontan, Senin (23/6).

Selain perluasan jaringan toko, MIDI juga meluncurkan bentuk bisnis baru bernama JA-DI. Konsep kios makanan segar ini menawarkan aneka jus, es krim, minuman siap saji, dan camilan lokal. Jessica menilai bisnis baru ini adalah upaya MIDI untuk memperluas kategori makanan segar, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dalam toko serta berkontribusi positif terhadap penjualan dan profitabilitas di masa depan.

Secara keseluruhan, Jessica menegaskan bahwa MIDI berhasil mempertahankan pertumbuhan penjualan yang kuat di tengah lanskap ritel yang sangat kompetitif. Optimisme ini diamini oleh Rifdah, yang merekomendasikan “buy” saham MIDI dengan target harga akhir tahun di level Rp 490 per saham.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas juga memberikan rekomendasi “beli” untuk saham MIDI dengan target harga akhir tahun yang lebih tinggi, yakni di level Rp 640 per saham.

Ringkasan

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) gencar melakukan ekspansi strategis dengan memperluas jaringan toko, khususnya di luar Pulau Jawa, serta merambah inovasi bisnis baru melalui JA-DI. Hingga kuartal I-2025, MIDI telah menambah 23 toko baru, menjadikan total 2.832 gerainya 52,4% berlokasi di luar Jawa. Ekspansi ini membuahkan hasil signifikan dengan pertumbuhan kinerja 26% secara tahunan di wilayah tersebut, menyumbang 44% dari total pendapatan perseroan sebesar Rp 5,52 triliun.

Selain perluasan jaringan toko, MIDI meluncurkan JA-DI, sebuah konsep kios makanan segar yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas toko serta kontribusi penjualan dan profitabilitas. Analis menilai perusahaan berhasil mempertahankan pertumbuhan penjualan yang kuat dan berada di jalur tepat untuk target jangka panjangnya, termasuk kontribusi 60% toko dari luar Jawa. Berbagai sekuritas pun merekomendasikan “beli” saham MIDI.

Baca Juga

Bagikan:

Tags